Breaking News

POLITIK Survei: Tiga Parpol Pendukung Prabowo-Sandi Berpotensi Gagal Lolos Parlemen 25 Oct 2018 12:58

Article image
Direktur Eksekutif Populi Center, Usep S Ahyar. (Foto: Ist)
PDI Perjuangan menjadi yang tertinggi di angka 25,1 persen. Sementara posisi kedua diperoleh Gerindra dengan 11,8 persen. Disusul PKB, Golkar, dan NasDem masing-masing dengan 10,3 persen, 10,2 persen, dan 4,2 persen.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Survei Populi Center yang dipublikasikan pada Rabu (24/10/2018) menemukan bahwa hanya lima parpol yang elektabilitasnya melewati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen. Sementara 11 parpol lain posisinya belum aman untuk lolos ke DPR periode 2019-2024.

PDI Perjuangan masih menjadi yang tertinggi di angka 25,1 persen. Sementara posisi kedua diperoleh Gerindra dengan 11,8 persen. Disusul PKB, Golkar, dan NasDem masing-masing dengan 10,3 persen, 10,2 persen, dan 4,2 persen.

Sementara, parpol-parpol lain yang posisinya belum aman, yakni:

Partai Demokrat: 3%

PKS: 3%

PPP: 2,7%

PAN: 1,6%

Hanura: 1%

Bahkan ada yang tak sampai 1 persen, yaitu:

Perindo: 0,8%

Garuda: 0,5%

PSI: 0,3%

PBB: 0,2%

Berkarya: 0,1%

PKPI: 0,0%

Direktur Eksekutif Populi Center, Usep S Ahyar menjelaskan parpol-parpol yang di bawah 1 persen berpotensi tak masuk parlemen karena di bawah ambang batas parliamentary threshold sebesar 4 persen.

Terkait tingginya elektabilitas PKB dengan 10,3 persen, Usep menilai hal itu lantaran PKB diuntungkan efek ekor jas (coattail effect) karena mengusung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin.

“Pak Ma’ruf banyak diasosiasikan ke PKB, mengingat anak Ma’ruf Amin, Siti Ma’rifah juga PKB. Ma’ruf Amin juga mantan Rois Syuriah NU yang dekat dengan PKB. Kedua, PKB relatif solid, tidak ada konflik belakangan ini,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Sementara itu, rendahnya elektabilitas tiga partai besar pengusung Prabowo-Sandiaga yakni Demokrat, PKS dan PAN, menurut Usep, hal itu lantaran ketiga partai itu tak siginifikan mendapatkan efek ekor jas sebab Prabowo-Sandi identik dengan Gerindra.

“Yang mendapatkan efek ekor jas lebih banyak adalah partai pengusung utama yang diasosiasikan kepada tokoh tersebut. Misal Jokowi asosiakan ke PDIP, Ma’ruf Amin ke PKB. Prabowo dan Sandi ke Gerindra,” imbuhnya.

Survei tersebut dilakukan pada 23 September-1 Oktober 2018 terhadap 1.470 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling). Survei memiliki margin of error 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

--- Redem Kono

Komentar