Breaking News

INTERNASIONAL Tak Ingin Dikucilkan, China Akhirnya Perberat Embargo Terhadap Korut 23 Sep 2017 17:13

Article image
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan pemimpin Korut Kim Jong-un. (Foto: dailystar/getty images)
Presiden Trump: AS akan meluluhlantakkan Korut jika tidak ada pilihan lain untuk menghentikan ‘kegilaan’ Kim Jong-un dengan program pengembangan nuklirnya.

BEIJING, IndonesiaSatu.co - Pemerintah China mengumumkan rencananya untuk membatasi pasokan minyak ke Korea Utara (Korut) mulai 1 Oktober mendatang. Dikutip dari Deutsche Presse Agentur/DPA, Sabtu (23/9/2017), hal itu dilakukan China untuk memberikan tekanan serius terhadap Korut agar menghentikan kebijakan program pengembangan senjata nuklirnya.

Dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, Presiden Xi Jinping memastikan dukungannya terhadap sanksi baru PBB terhadap Korut. Dengan demikian, China memberikan jawaban kepada dunia internasional yang menyoroti ‘sikap diam’ China atas aksi Korut. China dianggap tidak mendukung dunia internasional yang semakin geram atas aksi uji coba rudal nuklir Korut dan karenanya Pemerintah Jinping terkesan ‘dikucilkan’ dalam upaya penyelesaian masalah nuklir Korut.

Korut dinilai dengan sengaja tidak mematuhi regulasi internasional mengenai uji coba dan penggunaan senjata nuklir serta mengabaikan sanksi-sanksi yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Dalam dua uji coba terakhir di awal dan pertengahan bulan ini, Korut bahkan secara terang-terangan menembakkan rudal melintasi wilayah Hokkaido, Jepang. Hal itu memicu kemarahan komunitas internasional, terutama Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Amerika Serikat (AS).

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Selasa (19/9/2017), Presiden Donald Trump menyatakan, AS akan meluluhlantakkan Korut jika tidak ada pilihan lain untuk menghentikan ‘kegilaan’ Kim Jong-un dengan program pengembangan nuklirnya.

Meski demikian, Dubes AS untuk PBB Nikki Haley menegaskan, pada dasarnya Presiden Trump tidak ingin berperang.

Sejauh ini, China merupakan mitra dagang nomor satu Korut. Kebijakan China membatasi pasokan minyak dan kesepakatan perdagangan lainnya diharapkan akan mengganggu proses pengembangan nuklir Korut.

Sebelum mengurangi pasokan minyak, China telah membatasi impor bahan-bahan tekstil dari negara kecil berhaluan komunis pimpinan Kim Jong-un itu. Hal itu diyakini akan menekan Jong-un karena industri tekstil menjadi salah satu sumber penghasilan tertinggi bagi Korut.

Mayoritas anggota PBB sepakat bahwa pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik yang ditunjukkan oleh Kim Jong-un merupakan ancaman serius bagi keamanan dan keselamatan dunia, terutama negara-negara di Semenanjung Korea dan sekitarnya.

--- Rikard Mosa Dhae