Breaking News

NASIONAL Tanggapi Defisit BPJS, Ini Teguran Presiden Jokowi 19 Oct 2018 11:02

Article image
Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan ketika memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta(Foto: ANTARA)
"Masa setiap tahun harus dicarikan solusi. Mestinya sudah rampung di tingkat Menkes dan dirut BPJS. Urusan pembayaran utang rumah sakit sampai Presiden, ini kebangetan sebetulnya. Kalau tahun depan masih diulang, kebangetan. Rumah Sakit jangan mengeluh k

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi peringatan dan teguran ketika harus turun tangan langsung menangani defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan.

Sekitar sebulan lalu, Presiden Jokowi memutuskan bahwa pemerintah memberikan suntikan kepada BPJS senilai Rp 4,9 triliun untuk membayar utang ke sejumlah rumah sakit mitra.

Peringatan dan teguran tersebut disampaikan di hadapan para pimpinan rumah sakit saat membuka Kongres Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (17/10/18).

"Harus kita putus tambah Rp 4,9 triliun. Ini masih kurang lagi. 'Pak masih kurang. Kebutuhan bukan Rp 4,9 triliun'. Lah kok enak banget ini, kalau kurang minta," kata Jokowi seperti dilansir Kompas.com.

Terhadap persoalan defisit tersebut, Presiden Jokowi meminta Direktur Utama BPJS Kesehatan untuk segera memperbaiki sistem manajemen yang ada. Jokowi mengakui, menyelenggarakan jaminan kesehatan di negara yang besar seperti Indonesia tidaklah mudah. Namun, jika sistem dibangun secara benar, Jokowi meyakini BPJS bisa terhindar dari defisit keuangan.

"Saya sering marahi Pak Dirut BPJS, tapi dalam hati, saya tidak bisa keluarkan. Ini manajemen negara sebesar kita tidak mudah. Artinya, Dirut BPJS harus mengurus berapa ribu rumah sakit. Tapi sekali lagi, kalau membangun sistemnya benar, ini gampang," kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga turut menegur Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek karena Presiden harus turun tangan langsung untuk menyelesaikan defisit yang melanda BPJS Kesehatan. Menurut Presiden, masalah defisit ini harusnya bisa selesai di tingkat kementerian. Ia meminta hal ini tidak terulang lagi pada tahun depan.

"Masa setiap tahun harus dicarikan solusi. Mestinya sudah rampung di tingkat Menkes dan dirut BPJS. Urusan pembayaran utang rumah sakit sampai Presiden, ini kebangetan sebetulnya. Kalau tahun depan masih diulang, kebangetan. Rumah Sakit jangan mengeluh ke publik," kata Jokowi yang disambut riuh dan tepuk tangan dari ratusan pimpinan rumah sakit yang hadir.

Selama ini, sejumlah rumah sakit memang kerap mengeluhkan utang yang tidak kunjung dibayar oleh BPJS Kesehatan. Namun, Jokowi mengaku sudah tahu mengenai keluhan rumah sakit ini dari inspeksi mendadak yang dilakukan ke sejumlah rumah sakit. Oleh karena itu, Jokowi meminta rumah sakit tidak perlu mengeluh ke media atau publik mengenai persoalan utang BPJS.

"Saya memang seperti itu. Saya mau control, mau cek. Saya terima keluhan, 'Pak ini utang kita sudah puluhan miliar belum dibayar (BPJS)'. Saya mengerti. Jadi Pak Dirut Rumah Sakit tidak usah bicara banyak di media, saya sudah paham," sindir Jokowi.

Jokowi mencontohkan saat ia berkunjung ke Bandung, ia mendadak mendatangi Rumah Sakit Hasan Sadikin. Lalu saat di Nabire, Papua, ia juga mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah Nabire.

"Tapi saya tidak pernah ajak yang namanya Bu Menteri Kesehatan dan Dirut BPJS, tidak. Nanti Dirut Rumah Sakit pada takut," katanya.

--- Guche Montero

Komentar