Breaking News

REGIONAL Teken Kerjasama dengan Pemda Nagekeo, RRI Ende Siapkan Program 16 Jun 2021 21:04

Article image
Bupati Nagekeo, Dr.dr. Johanes Don Bosco Do menandatangani kerjasama dengan RRI Ende. (Foto: Dok.RRI)
Bupati Don mengakui, selain memperkenalkan apa yang dimiliki oleh masyarakat dan daerahnya, ada landscape, alam, budaya hingga produk-produk unggulan.

NAGEKEO, IndonesiaSatu.co-- Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo melakukan terobosan terkait akses informasi publik seputar pembangunan dan kondisi daerah Nagekeo.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kabupaten Nagekeo dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (RRI) Ende yang berlangsung di Aula VIP Bupati Nagekeo, Rabu (9/6/2021) lalu.

Kerjasama tersebut ditandatangani oleh Kepala Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Ende, Yuliana Marta Doky, dan juga Bupati Nagekeo, Dr. dr. Johanes Don Bosco Do.

Kepala Lembaga Penyiaran RRI Ende, Yuliana, dalam sambutannya mengatakan, sesuai dengan misinya, RRI Ende sebagai lembaga penyiaran publik harus independen, netral dalam memberikan informasi kepada publik yang mengedukasi, serta menyebarluaskan informasi baik tentang pendidikan, kebudayaan, berita dan informasi serta hal-hal lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Nagekeo.

“Perlu kita perkuat informasi publik melalui kerjasama, sehingga RRI Ende sebagai lembaga penyiaran menjadi media yang memfasilitasi berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Nagekeo yang perlu disebarluaskan kepada masyarakat,” ungkap Yuliana.

Yuliana menambahkan, tujuan kerjasama tersebut yakni agar masyarakat luas; baik yang ada di Kabupaten Nagekeo, sedaratan Flores, NTT, Indonesia maupun dari negara lain, dapat mengetahui apa yang menjadi kebijakan Pemerintah Kabupaten Nagekeo.

"Tujuan kerjasama ini agar RRI sebagai media yang dapat menjembatani kebutuhan masyarakat yang perlu diketahui pemerintah Kabupaten Nagekeo, sehingga kami mengalokasikan waktu untuk "Program Bupati Menyapa," ujarnya.

Menurutnya, saat ini masih banyak hal yang perlu diketahui oleh Bupati terkait kegiatan masyarakat Nagekeo.

"Tentunya, dengan fasilitas penyiaran yang secara langsung juga difasilitasi RRI Ende, juga nantinya akan memasang pemancar di Kabupaten Nagekeo untuk mengatasi daerah 'blank spot' dan sebelum November 2021 fisik tersebut sudah  terpasang karena saat ini masih dalam tahap pengadaan," terangnya.

Ia menambahkan, pembangunan fasiltas itu harus didukung dengan penyediaan lokasi yang memerlukan proses cukup lama.

Yuliana berharap setelah penandatanganan MoU, program siaran "Bupati Menyapa" akan dilaksanakan secara kontinue sehingga Bupati bersama pimpinan perangkat daerah bisa mengisi acara tersebut pada pukul 21.00 Wita.

“Tadi malam kami telah melakukan perekaman untuk acara live music di RRI Ende; salah satu program yang menampilkan semua group musik dari berbagai daerah. Tanggal 17 Juni 2021, kami ambil satu group dari Nagekeo untuk kita promosikan dan publikasikan bahwa kita punya potensi yang luar biasa di Nagekeo," katanya.

"Pak Bupati, mohon ijin di sini ada pimpinan perangkat daerah, mohon kalau ada telepon dari Tim Lintas Ende Pagi atau tim pemberitaan, kami mohon bisa diterima karena terkait dengan publikasi dan klarifikasi. Mungkin ada isu-isu yang kurang bagus, kami RRI Ende mengklarifikasikan sehingga masyarakat juga mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan dan ketahui dari narasumber yang terpercaya dan komprten dan di RRI Ende tidak ada cost,” imbuhnya.

Dijelaskan bahwa dari sembilan kabupaten/kota di Flores dan Lembata, Kabupaten Nagekeo adalah mitra kerjasama yang pertama RRI Ende.

"Saya sudah melakukan komunikasi dengan beberapa Bupati  dan yang baru terealisasi penandatanganan kerjasama baru dengan Kabupaten Nagekeo,” sebutnya.

Media sebagai Ruang Pendekatan dan Promosi

Dalam sambutannya, Bupati Don mengapresiasi respon cepat LP RRI Ende yang tahun sebelumnya sudah melakukan peliputan dan disiarkan secara live di kampung Nunungongo, sehingga sebagai Pimpinanan Daerah, dirinya siap untuk menandatangani kerjasama tersebut.

"Sebagai kabupaten baru, Nagekeo memang harus MPO (Menarik Perhatian Orang, red), dan harus bermacam cara menjadi akrab; mulai dari telinga orang Nagekeo, telinga orang Flores, dan Indonesia," kata Bupati.

Bupati Don mengakui, selain memperkenalkan apa yang dimiliki oleh masyarakat dan daerahnya, ada landscape, alam, budaya hingga produk-produk unggulan.

“Kami sudah menggerakkan mulai dari kelompok yang paling kecil; Rukun Tetangga dan Dasawisma sehingga kelompok kerajinan riil  mulai lakukan itu. Kami benahi semua struktur,” ujar Bupati.

Sementara untuk permintaan pemindahan fasilitas tower yang ada di Ende ke Nagekeo, Bupati menyerahkan kepada tim teknis. 

"Silahkan survei lokasinya. Mana saja yang dinilai menjangkau paling luas wilayah Nagekeo. Ketika titik-titik itu ditentukan, kita akan bebaskan lahannya dan kita hibahkan ke LP RRI Ende untuk membangun fasilitas itu. Silahkan survei sehingga tidak salah tempat,” katanya.

“Kami menginginkan produk kami, kami promosikan lewat RRI Ende. Intinya produk apa saja, yang lainnya adalah even-even budaya. Sesuai dengan diskusi kita, masukan dari BOP Labuan Bajo dan Kementerian Desa kali lalu, Nagekeo dikenal dengan even tinju adat meskipun kita tidak pernah menyumbangkan satu orang pun petinju nasional,” singgung Bupati.

“Tapi kami punya kampung-kampung adat yang punya tradisi ritual tinju. Agenda tinju dimulai dari Kampung Wulu dan berakhir di Nggolonio. Apa saja yang harus diperbaiki sehingga bisa menjadi atraksi yang harus dijual," paparnya.

"Singkat kata, ini adalah sebuah momentum yang membuka peluang agar Nagekeo dikenal oleh Flores, NTT, Indonesia maupun Asia; atau di mana pun siaran RRI Ende bisa ditangkap,” tutupnya.

--- Guche Montero

Komentar