Breaking News

REGIONAL Yuni Bara Perempuan Pertama Nahkodai PMKRI Cabang Maumere 25 Jan 2020 15:44

Article image
Yuliana Bara terpilih sebagai Mandataris RUAC/Formatur Tungal/ Ketua Presidium PMKRI Cabang Maumere Santo Thomas Morus periode 2019-2020 pada RUAC ke-XVIII. (Foto: Dokpri Yuni Bara)
"PMKRI adalah rumah bersama untuk semua. Semoga Santo Thomas Morus terus menjadi roh pemersatu, roh juang perhimpunan dan rahim yang terus melahirkan kader-kader terbaik bagi Gereja dan Tanah Air. Saya tidak dapat berjalan sendirian," harap Yuni.

MAUMERE, IndonesiaSatu.co -- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Maumere Santo Thomas Morus sukses menggelar Rapat Umum Anggota Cabang (RUAC) ke-XVIII.

Sejak dibuka pada 6 Desember 2019 lalu, forum tertinggi tingkat Cabang yang penuh dengan tensi dinamika tersebut harus melewati beberapa kali masa skorsing karena berbagai alasan substansial maupun teknis oleh Panitia Pelaksana melalui keputusan forum RUAC.

Forum RUAC kembali dilanjutkan beberapa hari lalu hingga memasuki agenda pemilihan Mandataris RUAC/Formatur Tunggal/Ketua Presidium, pada Jumat (24/1/20).

Setelah melewati berbagai dinamika dan proses pemilihan, Yuliana Bara akhirnya resmi terpilih dan ditetapkan sebagai Mandataris RUAC/Formatur Tunggal/Ketua Presidium periode 2019-2020 melalui hasil keputusan dan ketetapan RUAC ke-XVIII.

Mahasiswa Semester 8 ilmu Komunikasi Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere ini unggul atas Nicolin Claudia Cendy Doy Bale dengan hasil perolehan suara akhir yakni 51:45 dari total 97 anggota yang terregistrasi.

Saat dikonfirmasi media ini, Sabtu (25/1/2020), gadis asal Nagekeo yang akrab disapa Yuni ini mengaku kepercayaan yang diberikan kepadanya tidak terlepas dari proses kaderisasi yang telah membentuk karakternya sehingga dirinya berani menentukan pilihan menjadi calon Ketua.

"Selama ini, saya menikmati setiap proses organisasi di margasiswa sambil membagi waktu dengan jadwal kuliah di kampus. Banyak nilai yang tidak saya dapatkan di kampus, saya peroleh selama proses di margasiswa PMKRI Cabang Maumere. Proses itulah yang terus membentuk karakter, mental dan niat saya hingga saya memilih untuk maju mencalonkan diri dan akhirnya terpilih secara demokratis," kisah Yuni.

Ia menuturkan bahwa segala perbedaan pemahaman bahkan pilihan sikap selama proses dan dinamika RUAC berlangsung, justru menjadi warna, kekayaan serta kekuatan besar yang dimiliki PMKRI Cabang Maumere ke depan.

"Perbedaan adalah spirit dan kekuatan. Organisasi (PMKRI, red) bukan partai politik yang melihat perbedaan sebagai oposisi. Saya tidak alergi dengan kritik. Justru kritik yang konstruktif sangat perlu guna membangun perhimpunan ke arah yang lebih baik ke depan. Kepercayaan ini sebagai langkah awal agar saya terus berproses, belajar, membina diri dan berusaha menata roda perhimpunan," katanya.

Yuni mengakui bahwa sebagai kader perempuan pertama yang dipercayakan untuk memimpin PMKRI Cabang Maumere setelah 25 tahun usia Cabang, merupakan tanggung jawab moril besar dengan berbagai tuntutan zaman dan situasi sosial baik regional maupun nasional.

Oleh karena itu, Yuni membutuhkan dukungan segenap pihak terutama para anggota penyatu, para anggota aktif dan segenap elemen terkait dalam masa kepemimpinannya satu tahun ke depan.

"PMKRI adalah rumah bersama untuk semua. Semoga Santo Thomas Morus terus menjadi roh pemersatu, roh juang perhimpunan dan rahim yang terus melahirkan kader-kader terbaik bagi Gereja dan Tanah Air. Saya tidak dapat berjalan sendirian," harapnya.

Yuni tak menutup rasa bangga dan bahagianya karena momentum terpilihnya dirinya sebagai kader perempuan pertama persis pada usia 25 tahun Cabang dan akan berusia 26 tahun pada 29 Januari mendatang sejak resmi ditetapkan menjadi Cabang pada tahun 1994 silam.

"Saya bangga dan terharu dengan momentum ini. Akhirnya ada kader perempuan yang memimpin Cabang ini setelah 25 tahun. Semoga ini menjadi spirit dan energi positif bagi para srikandi-srikandi yang lain yang lahir dari rahim Thomas Morus. Dengan kepercayaan ini, ternyata perempuan bisa dan harus bisa tampil menjadi pemimpin dengan optimisme dan komitmen diri," katanya dengan komitmen melakukan penguatan internal maupun eksternal sesuai fenomena sosial.

Dalam daftar para Ketua PMKRI Cabang Maumere sebagaimana tercatat dalam Buku Besar Cabag, Yuni tercatat sebagai kader perempuan pertama yang menjadi Ketua Cabang melalui forum tertinggi RUAC.

Sementara menurut informasi valid dari Andreas Parera, Ketua periode 1996-1997 menjelaskan bahwa Maria Pogon yang sebelumnya disebut pernah menjabat Ketua Cabang, ternyata tidak pernah menjabat sebagai Ketua Cabang.

"Mery (Maria) Pogon hanya menjadi ketua kelompok kerja (Pokja) ketika RUAC deadlock. Lalu dibentuk Pokja dengan tugas mempersiapkan RUAC Istimewa. Ketua Presidium setelah saya yakni Paul Krowe," jelas Ande Parera.

Dukungan Para Mantan Ketua dan Anggota Penyatu

Usai digelarnya RUAC ke-XVIII dan terpilihnya Yuni sebagai kader perempuan, para mantan Ketua Cabang dan anggota penyatu memberikan dukungan dan ucapan selamat seperti yang diungkapkan melalui Group WA Rahim Thomas Morus.

"Kader adalah pribadi yang terus belajar, karena tidak ada yang paripurna di PMKRI. Selamat untuk Yuni dan juga Nicolin yang telah tampil sebagai kader perhimpunan masa depan," kata Van Padji Pesa, Ketua Cabang periode 2007-2010.

Dukungan senada diutarakan dua mantan ketua cabang, Aryo Adhityo dan Yos Bajo.

"Selamat adik Yuni Bara, roh perhimpunan bersamamu," tulis Adhityo, Ketua Cabang Periode 2010.

"Profisiat buat saudari Yuni Bara yang terpilih menjadi Mandataris RUAC/Formatur Tunggal/ Ketua Presidium PMKRI Maumere periode 2019-2020. Tuhan membimbingmu selalu dalam menjaga marwah dan eksistensi Cabang. Pro Ecclesia et Patria (Petra)," dukung Yos Bajo, Ketua periode 2011-2013.

Sementara para anggota penyatu di antaranya Karimanto Eri, Echonk Parera dan Anong Alfonse juga menyatakan dukungan serupa.

"Sebagai Anggota Penyatu, saya bahagia karena adik-adik menjadi pemenang pada konstelasi RUAC. Mereka mampu menyelenggarakan Forum Tertinggi Cabang (RUAC) dengan aman, lancara, sukses dan demokratis. Saya memberi apresiasi buat mereka semua yang sudah memilih yang terbaik dari yang baik. Apalagi kandidat berdua adalah kader perempuan," ungkap Manto.

Anggota DPRD Sikka ini berkesan, dengan terpilihnya kader perempuan membuktikan bahwa perempuan menjadi subyek dalam perhimpunan, gereja dan bangsa.

"Kita akan terus mendukung semua kerja perhimpunan untuk membangun perhimpunan yang lebih inovatif dan berdaya saing di tengah tuntutan zaman berbasis teknologi dan industri 4.0 ini," dukung Manto yang juga mantan sekjend cabang ini.

"Tanggalkan perbedaan selama dinamika. Mari leburkan spirit dukungan buat kemajuan perhimpunan ke depan. Kami mendukungmu dengan semangat Petra," tulis Echonk dan Anong.

Ungkapan dukungan dan selamat juga disampaikan oleh segenap anggota perhimpunan Cabang Maumere maupun anggota cabang lain melalui media sosial.

Sementara Alfonsus Bajo Soge selaku Ketua Panitia Pelaksana RUAC ke-18 dan Petto Sawa Seko selaku Pimpinan Panitia Ad-Hoc mengatakan bahwa proses pelaksanaan RUAC berjalan secara demokratis dan nuansa fraternitas meski diwarnai tensi dinamika yang alot dan melelahkan.

"Semua dinamika yang terjadi selama RUAC ini adalah bagian dari proses belajar dan ruang pembentukan karakter diri bagi setiap kader perhimpunan. Tentu ada hikmah positif dan nilai plus di balik semua proses ini. Semua tentu untuk kebaikan dan kemajuan perhimpunan," kata Alfon.

"Organisasi tanpa dinamika adalah hampa, dan dinamika tanpa substansi adalah nihil. Maka, seluruh proses dan dinamika RUAC menunjukkan karakter dan eksistensi Cabang sehingga setiap kader pemimpin harus lahir dari proses yang matang dan teruji," tandas Petto Seko.

--- Guche Montero

Komentar