Breaking News

REGIONAL Tolak Kehadiran KM Lambelu di Sikka, Mahasiswa Maumere Nekat Gelar Demo di Tengah Maklumat Kapolri 06 Apr 2020 09:53

Article image
Elemen Aktivis Mahasiswa di Sikka nekat menggelar unjuk rasa menolak kedatangan KM. Lambelu di Pelabuhan Lorens Say Maumere. (Foto: Kumparan.com)
Usai dibubarkan, para aktivis mahasiswa kemudian digiring dengan mobil Dalmas menuju kantor Polres Sikka untuk dimintai keterangan.

MAUMERE, IndonesiaSatu.co-- Elemen mahasiwa di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (5/4/2020) siang nekat menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu gerbang Pelabuhan Lorens Say Maumere.

Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa dari Organisasi GMNI Cabang Sikka dan PMKRI Cabang Maumere ini guna menyampaikan tuntutan mereka yang menolak kedatangan kapal KM. Lambelu yang dijadwalkan tiba di Maumere, Senin (6/4/2020) dan membawa ratusan penumpang di tengah fenomena wabah virus Corona.

Dilansir Kumparan.com, aksi unjuk rasa tersebut tidak berlangsung lama setelah dihentikan oleh pihak kepolisian setempat karena tidak mengantongi izin resmi dari Polres Sikka serta terkait Maklumat Kapolri.

Kasat Intel AKP Silvanus Hardi menegaskan bahwa sesuai Maklumat Kapolri Nomor: MAK/2/III/2020 tentang Kepatuhan terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona, untuk tidak boleh melakukan unjuk rasa, pawai, karnaval serta kegiatan lainnya yang menjadikan berkumpulnya massa, sehingga pihaknya beralasan membubarkan aksi demo ini.

Tuntutan Sikap

Meski demkian, sebelum dibubarkan orator aksi, Kristologus Dami, sempat membacakan tuntutan dan pernyataan sikap, yakni;

Pertama, mendesak pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk segera mengeluarkan Surat Larangan terhadap pelayanan pelayaran kapal penumpang dan layanan maskapai penerbangan yang ada di Kabupaten Sikka untuk sementara waktu.

Kedua, mendesak Pemkab Sikka agar berkomitmen secara tergas menolak berlabuhnya KM. Lambelu di Pelabuhan L.Say Maumere.

Ketiga, mendesak pihak PELNI dan agen pelayaran penumpang lainnya tuntuk siap bertanggung jawab sepenuhnya jika penumpang yang ada dalam kapal terindikasi terinfeksi Covid-19.

Keempat, jika KM. Lambelu dipaksakan untuk berlabuh, maka Pemkab Sikka diminta untuk berkoordinasi dengan PELNI agar mengupayakan KM Lambelu harus berlabuh siang hari sehingga proses pengawasannya lebih efektif.

Kelima, tim gugus tugas diminta untuk melakukan pendataan secara detail dan menyeluruh terhadap penumpang agar bisa mengetahui tempat asal keberangkatan dan tujuan penumpang.

Keenam, mengadakan pengawasan semaksimal mungkin di pintu masuk maupun pintu keluar dan tidak diperbolehkan bagi keluarga untuk menjemput penumpang kapal.

Ketujuh, melakukan koordinasi dengan Pemkab se-daratan Flores dan Lembata agar menyiapkan transportasi untuk proses mobilisasi para penumpang menuju daerah tujuan penumpang secara teratur.

Kedelapan, mendesak pemerintah untuk tidak memperbolehkan para perantau yang datang dari daerah terpapar Covid-19 untuk melakukan karantina mandiri di rumah, sehingga Pemkab Sikka harus menyediakan tempat untuk karantina terpusat agar bisa terkontrol dengan baik.

Kesembilan, mendesak Pemkab Sikka untuk segera mengadakan swab sebagai alat pendeteksi virus Corona.

Kesepuluh, jika tuntutan ini tidak diindahkan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun Pemda Sikka dalam kurun waktu 1x24 jam, maka Kelompok Cipayung Sikka dan seluruh TKBM Lorens Say Maumere akan melakukan aksi lanjutan dengan massa yang lebih besar.

Usai dibubarkan, para aktivis mahasiswa kemudian digiring dengan mobil Dalmas menuju kantor Polres Sikka untuk dimintai keterangan. 

--- Guche Montero

Komentar