Breaking News

KEUANGAN Triwulan III 2018, CIMB Niaga Cetak Laba Rp 2,6 Triliun 01 Nov 2018 15:23

Article image
Salah satu Digital Lounge Bank CIMB Niaga. (Foto: ist)
Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan non bunga atau Non-Interest Income (“NoII”) sebesar 23,6% menjadi Rp2,9 triliun serta penurunan pada biaya pencadangan sebesar 26,8% Y-o-Y.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Bank CIMB Niaga Tbk melaporkan perolehan laba bersih konsolidasi (tidak diaudit) sebesar Rp2,6 triliun pada sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2018 (“9M18”), naik sebesar 18,0% year-on-year (“Y-o-Y”), menghasilkan earnings per share (“EPS”) Rp103,99.

Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan non bunga atau Non-Interest Income (“NoII”) sebesar 23,6% menjadi Rp2,9 triliun serta penurunan pada biaya pencadangan sebesar 26,8% Y-o-Y. Rasio Loan Loss Coverage (“LLC”) CIMB Niaga berada di level yang aman sebesar 101,24%.

Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan, kinerja CIMB Niaga pada sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2018 (“9M18”) mengalami kemajuan dibandingkan tahun lalu dengan memperhatikan kualitas aset sebagai prioritas utama, dan mengedepankan strategi pertumbuhan yang penuh kehati-hatian di tengah kondisi pasar yang penuh persaingan.

"Pendapatan operasional meningkat 1,6% Y-o-Y utamanya dikontribusikan oleh pendapatan non bunga. Dalam situasi perekonomian dan pasar yang masih menantang, kami berhasil menurunkan biaya pencadangan sebesar 26,8% Y-o-Y sehingga mampu meningkatkan laba bersih sebesar 18,0% Y-o-Y menjadi Rp2,6 triliun.”ungkap Tigor, Rabu (31/10).

Dengan total aset mencapai Rp260,6 triliun per 30 September 2018, naik sebesar 3,4% Y-o-Y, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset. Jumlah kredit yang disalurkan tumbuh 2,2% Y-o-Y mencapai Rp182,8 triliun per 30 September 2018.

Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit Konsumer tercatat sebesar Rp48,5 triliun (26%), dan kredit Usaha Kecil, dan Menengah (“UKM”) mencapai Rp36,1 triliun (20%). Wholesale banking menyumbang proporsi terbesar dari kredit yang disalurkan, dengan kredit Korporasi sebesar Rp66,1 triliun (36%), dan kredit Komersial sebesar Rp32,1 triliun (18%).

Sementara itu, total penghimpunan dana pihak ketiga (“DPK”) tercatat sebesar Rp194,3 triliun per 30 September 2018, didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 3,7% Y-o-Y.

CIMB Niaga terus mengembangkan produk-produk berbasis digital guna melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang. Per 30 September 2018, 93,8% dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanan digital banking seperti CIMB Clicks, Go Mobile, ATM, dan Rekening Ponsel.

”Kami fokus melakukan inovasi berkelanjutan pada digital banking termasuk Go Mobile dengan fitur-fitur terbaru, salah satunya tersedianya transaksi dengan kode respons cepat atau QR Code untuk memfasilitasi transfer ke sesama pengguna Go Mobile dan belanja online di berbagai e-commerce terkemuka. Pembayaran menggunakan QR juga sudah dapat diakses di lebih dari 100 merchant mitra CIMB Niaga,” ungkap Tigor.

Di segmen perbankan Syariah, total pembiayaan Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (“CIMB  Niaga Syariah”) mencapai Rp24,1 triliun (+62,5% Y-o-Y) dengan DPK sebesar Rp22,0 triliun (+30,3% Y-o-Y) per 30 September 2018. Bisnis Syariah terus meraih hasil yang positif dengan berhasil mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp523,5 miliar, atau naik 45,2% Y-o-Y.

Capital Adequacy Ratio (“CAR”) CIMB Niaga tercatat sebesar 19,41% per 30 September 2018, meningkat 45 bps Y-o-Y. CIMB Niaga menjadi bank pertama yang naik kelas ke Bank Umum Kegiatan Usaha (“BUKU”) 4, yang merupakan kategori bank tertinggi dari sisi modal inti (Tier-1) berdasarkan aturan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”).

--- Sandy Javia

Tags:
CIMB Niaga

Komentar