Breaking News

LINGKUNGAN HIDUP WFP: Perubahan Iklim Berdampak Buruk bagi Pertanian dan Pangan 15 Oct 2018 06:27

Article image
Kekeringan sebagai akibat dari perubahan iiklim yang tidak menentu. (Foto: Ist)
WFP memperkirakan peningkatan kelaparan secara signifikan akan terjadi di seluruh dunia jika tak ada upaya untuk meminimalisir pemanasan global.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Perubahan iklim yang terjadi di bumi akan berdampak buruk pada sektor pertanian dan kemampuan manusia dalam memberi makan dirinya sendiri. Demikian peringatan dari World Food Progamme (WFP)

WFP memperkirakan peningkatan kelaparan secara signifikan akan terjadi di seluruh dunia jika tak ada upaya untuk meminimalisir pemanasan global.

Seperti dilansir dari VOA, WFP melaporkan jumlah orang yang menderita kekurangan makanan terus meningkat. Tahun ini, tercatat setidaknya ada 821 juta orang tidur dengan perut lapar. Jumlah itu meningkat sekitar 11 juta dibanding tahun 2017. Ini kali pertama dalam beberapa dekade terakhir lembaga yang didirikan FAO pada 1960 tersebut merilis angka kelaparan manusia.

Kepala Pengurangan Risiko Iklim dan Bencana WFP, Gernot Laganda mengatakan, jumlah bencana iklim telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak awal era 1990-an. Laganda mengungkapkan, peristiwa cuaca

ekstrim mendorong banyak orang untuk meninggalkan rumah mereka. Hal itu yang menyebabkan angka kelaparan makin naik. Menurut dia, situasi akan bertambah lebih buruk ketika suhu global meningkat.

“Kami memproyeksikan bahwa dengan dunia yang lebih hangat dua derajat, kita akan memiliki sekitar 189 juta orang dalam status kerawanan pangan lebih dari hari ini. Dan, jika dunia yang lebih hangat empat derajat sementara tidak ada tindakan yang diambil, kita melihat lebih dari satu miliar lebih angka kelaparan. Jadi, adalah argumen yang sangat kuat untuk memulai aksi pencegahan pemanasan global,” kata Laganda dilansir dari laman VOA, Minggu (14/10/2018).

Berdasarkan laporan State of Food Security and Nutrition in the World tahun 2018 dari enam lembaga terkemuka AS,  menunjukkan bahwa sebagian besar kerugian dan kerusakan sistem pangan disebabkan kekeringan. Peristiwa semacam ini sebagain besar terjadi wilayah Afrika.

Laganda mengatakan mayoritas  orang yang menderita kelaparan karena kekeringan akibat perubahan iklim meningkat terjadi di Afrika dan Amerika Latin. Sedangkan di kawasan Asia, ada penurunan tingkat kelaparan. Namun, jika diakumulasikan seluruh dunia, terdapat tren perlambatan penurunan kelaparan masyarakat di dunia. 

--- Redem Kono

Komentar