Breaking News

PENDIDIKAN Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Angelo Wake Kako: Saya Bersyukur Lahir dengan Karakter Budaya NTT 23 Nov 2019 11:03

Article image
Anggota DPD RI, Angelo Wake Kako saat membawakan materi dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar. (Foto: penanusantara.com)
"Saya bersyukur karena lahir di NTT yang begitu getol dengan karakter dan nilai budaya sebagai orang NTT, yang selalu hidup berdampingan antara satu dengan yang lain," kesan Angelo.

KUPANG, IndonesiaSatu.co-- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Angelius Wake Kako menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kepada puluhan Mahasiwa yang tergabung dalam Organisasi Kepemudaan (OKP) lokal di NTT.

Dilansir penanusantara.com, kegiatan bernuansa edukatif tersebut berlangsung di Ball Room Komodo, Kantor DPD Perwakilan NTT, Jumat (22/11/19) tersebut diawali dengan penyerahan buku-buku materi oleh Senator Angelo kepada para peserta.

Dalam presentase materinya, Angelo menyebut bahwa dalam konteks nasional, pemahaman-pemahan anak-anak Indonesia terhadap nilai-nilai kebangsaan begitu memudar.

"Secara nasional, pemahaman, penyerapan dan implementasi (praksis) terhadap nilai-nilai kebangsaan masih lemah bahkan memudar. Ini  tantangan serius, bahwa doktrinasi dan penguatan nilai-nilai kultural (budaya) sebagai inspirasi ideologi oleh para pendiri bangsa (founding fathers) harus diperdalam dan diperkuat dalam kehidupan konkrit sehari-hari," kata Angelo.

Anggota Senator muda ini mengaku berbangga dengan karakter budaya NTT yang selalu menjunjung tinggi perbedaan dan toleransi dalam memaknai setiap perbedaan.

“Saya bersyukur karena lahir di NTT yang begitu getol dengan karakter dan nilai budaya sebagai orang NTT, yang selalu hidup berdampingan antara satu dengan yang lain tanpa mempedulikan latar belakang perbedaan yang ada. Itulah inspirasi dan nilai budaya yang harus dirawat bersama dalam mengamalkan nilai-nilai kebangsaan,” katanya.

Senator berusia 29 tahun ini membandingkan bahwa situasi yang dialami di Jakarta, orang begitu gampang membedakan satu dengan yang lain hanya karena warna kulit, berbeda suku, berbeda agama dan lainnya.

"Perbedaan-perbedaan itu cenderung dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk kepentingan politiknya, atau bisa saja didesain untuk mencerai bangsa ini. Kita satu agama pun, kadang-kadang masih berbeda pemahaman soal ayat, satu agama bisa saja beda organisasi, sudah satu organisasi pun berbeda soal cara pandang,” terangnya.

Untuk itu, ajak Angelo, para Mahasiwa diharapkan memiliki karakter kebangsaan yang mengandung nilai-nilai pancasila. Sebab, jika tidak memiliki karakter berlandaskan Pancasila, maka generasi muda tidak bisa diandalkan.

Tangkal Radikalisme dengan Nilai Budaya

Disinggung awak media soal maraknya Radikalisme yang terjadi termasuk konteks NTT, Angelo berkeyakinan bahwa NTT sendiri memiliki nilai tradisi budaya sebagai kekuatan utama.

“Nilai tradisi dan kearifan-kearifan lokal di NTT harus dipakai oleh seluruh elemen agar berbagai opini dan potensi gerakan radikalis tidak dapat masuk ke NTT dengan kekuatan yang ada di antara kita,” nilainya.

Untuk itu, Angelo menegaskan bahwa hal yang paling penting adalah Pancasila itu lahir di NTT, sehingga orang NTT harus menjadi orang pertama yang palang pintu terdepan untuk menjaga ideologi Pancasila.

Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Publik (BAP) DPD RI ini berharap agar anak-anak muda harus diberi ruang kepercayaan dan dukungan, tanpa mengabaikan kontribusi dan peran generasi tua sebagai penopang.

"Anak muda harus dijaga, karena merekalah yang meneruskan masa depan ini. Anak-anak muda memiliki kesempatan untuk mengurus, mengatur Negara ini jauh lebih panjang dari pada generasi tua. Anak muda harus tampil sebagai pelopor perubahan, membawa nilai baru yang menyajikan kesejukan, kedamaian di ruang publik sehingga elemen anak muda menjadi penting untuk daerah dan bangsa ini," tutupnya.

Dalam kegiatan yang dipandu oleh Damasus Lodolaleng selaku moderator, para peserta juga terlibat aktif dalam sesi dialog dan tanya-jawab.

--- Guche Montero

Komentar