Breaking News

BOLA Beberapa Fakta Laga Inter vs AC Milan 18 Oct 2020 13:01

Article image
Zlatan Ibrahimovic merayakan dua golnya ke gawang Inter Milan di Stadion Giuseppe Meazza, Sabtu (17/10/2020) malam WIB. (Foto: Bradenton Herald)
Kemenangan itu membuat Milan memuncaki klasemen sementara Serie A dengan koleksi 12 poin.

MILAN, IndonesiaSatu.co. -- AC Milan meraih kemenangan dalam Derby della Madonnina. Tim asuhan Stefano Pioli itu menang 2-1 atas Inter Milan di Stadion Giuseppe Meazza, Sabtu (17/10/2020) malam WIB.

Zlatan Ibrahimovic seperti dikutip dari bola.net, memborong dua gol kemenangan Milan pada menit ke-13 dan 16. Sementara Nerazzurri cuma bisa mencetak gol lewat Romelu Lukaku pada menit ke-29.

Kemenangan itu membuat Milan memuncaki klasemen sementara Serie A dengan koleksi 12 poin. Mereka unggul tiga poin atas Atalanta kini memiliki koleksi sembilan poin dari empat pertandingan.

Kekalahan di Derby della Madonnina membuat Inter menempati peringkat keenam. Pasukan Antonio Conte mengoleksi tujuh angka.

 

Ibrahimovic Masih Kuat

Zlatan Ibrahimovic mungkin sudah mendekati usia 40 tahun. Namun, bomber asal Swedia itu masih belum kehilangan ketajamannya.

Ibrahimovic menjadi penentu kemenangan Milan atas rival sekotanya tersebut. Ia menjebol gawang Samir Handanovic pada menit ke-13 dan 16.

Dengan tambahan dua gol ini, Ibrahimovic telah membukukan lima gol dari tiga pertandingan untuk Rossoneri di semua kompetisi musim ini.

Selain itu, gol-gol tersebut juga memastikan Ibrahimovic terlibat langsung dalam tujuh gol di lima derby pada ajang Serie A untuk Milan (enam gol dan satu assist).

 

Raksasa Tidur

AC Milan sedang menikmati hasil yang bagus bersama Stefano Pioli. Inter Milan pun menjadi korban terbaru mereka.

Milan kini selalu mencetak gol dalam 24 pertandingan Serie A terakhir mereka. Rossoneri juga tidak kebobolan dalam empat pertandingan terakhir mereka sebelum pertemuan melawan Inter.

Catatan impresif seperti itu tidak pernah terjadi lagi di klub sejak 1973. Hal itu menunjukkan seberapa jauh Rossoneri telah berkembang sejak Pioli bergabung pada Oktober tahun lalu.

Kedatangan Pioli sebelumnya disambut dengan hashtag #PioliOut di Twitter. Namun, keputusan untuk menunjuknya sekarang terlihat sangat tepat.

 

Eksperimen Conte Tak Buahkan Hasil

Inter Milan harus kehilangan Alessandro Bastoni dan Milan Skriniar karena Covid-19. Tanpa dua bek tengah utamanya itu, Antonio Conte terpaksa melakukan eksperimen di lini belakang.

Stefan de Vrij bermain sebagai bek sentral di skema tiga pemain belakang. Dia diapit oleh Aleksandar Kolarov dan Danilo D'Ambrosio, dua pemain yang secara alami merupakan full-back.

Namun, Milan sepertinya mampu menemukan celah di lini belakang Nerazzurri. Kolarov tampil buruk dan bersalah atas penalti yang didapat Rossoneri.

Conte harus segera membenahi lini belakangnya. Sebagai catatan, La Beneamata sudah kemasukan delapan gol dari empat pertandingan di Serie A.

 

Lini Tengah Milan Lebih Efektif

Meski lini pertahanan sedikit keteteran, Stefano Pioli jelas mendapatkan kombinasi yang tepat di lini tengahnya. Duet Ismael Bennacer dan Franck Kessie sebagai double pivot bekerja dengan sempurna untuk menjaga lini belakang dan menggagalkan serangan Inter, terutama mengunci Nicolo Barella.

Inter terlihat sangat frustrasi dan kemudian memasukkan Christian Eriksen di babak kedua untuk menambah kreativitas di lini tengah. Namun, pemain Denmark itu ternyata juga kesulitan menerobos benteng Kessie-Bennacer.

Tapi, titik paling efisien di lini tengah Milan adalah Hakan Calhanoglu. Bermain dalam peran No 10, pemain Turki itu menjadi katalisator dalam derby ini. Ia secara konsisten memanfaatkan ruang dan melakukan kombinasi yang bagus dengan Ibrahimovic.

Calhanoglu bisa diandalkan ketika Milan butuh ketenangan dan sedikit kreativitas di sepertiga akhir. Calhanoglu tampil luar biasa, tetapi ia bisa berkembang juga berkat kerja keras Kessie dan Bennacer.

--- Simon Leya

Komentar