Breaking News

EKONOMI Indonesia Tegaskan Komitmen Bangun Ekonomi Syariah Global Lewat Inovasi dan Riset 08 Oct 2025 09:39

Article image
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, arah penguatan ekonomi dan keuangan syariah ke depan bertumpu pada tiga pilar utama, yakni pembangunan berkelanjutan, optimalisasi pembiayaan terpadu, serta percepatan digitalisasi.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya membangun sistem ekonomi dan keuangan syariah global yang inklusif dan berkelanjutan melalui penguatan riset, inovasi digital, serta kolaborasi lintas negara. Langkah ini diwujudkan dalam penyelenggaraan The 11th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference & Call for Papers (IIMEFC) 2025 di Jakarta, yang mengusung tema “The Role of Islamic Economics and Finance in the Era of Digital Transformation, Sustainable Growth, and Geopolitical Uncertainty.”

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, arah penguatan ekonomi dan keuangan syariah ke depan bertumpu pada tiga pilar utama, yakni pembangunan berkelanjutan, optimalisasi pembiayaan terpadu, serta percepatan digitalisasi.

“Pertama, memperkuat halal value chain sebagai sumber pertumbuhan baru. Kedua, mengoptimalkan blended finance dengan integrasi dana ZISWAF untuk memperluas inklusi keuangan. Ketiga, mendorong digitalisasi eksyar sebagai pendorong efisiensi, inovasi, dan konektivitas global,” ujar Perry, senin (6/7/2025).

Ia menambahkan, keberhasilan tiga pilar tersebut hanya dapat dicapai melalui sinergi antar-lembaga, kemitraan lintas otoritas, dan kerja sama antarnegara. Dengan kolaborasi kuat, ekonomi dan keuangan syariah diharapkan menjadi katalis pertumbuhan yang berkeadilan dan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.

Selain memperkuat sistem pembiayaan syariah, BI juga menekankan pentingnya instrumen sosial seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) serta pembiayaan mikro syariah untuk mengurangi ketimpangan. Inovasi digital dan riset kolaboratif akan menjadi pengungkit dalam memperluas dampak sosial, selaras dengan program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi umat.

Sebagai forum riset tahunan, IIMEFC 2025 menghadirkan narasumber internasional seperti Prof. Bambang Brodjonegoro, Prof. Aishath Muneeza, dan Dr. Muhammad Meki, dengan moderator Prof. Mansor Ibrahim. Diskusi panel membahas transformasi digital, optimalisasi zakat dan wakaf, serta perluasan pembiayaan mikro bagi masyarakat. Hasil diskusi menegaskan pentingnya sinergi kebijakan dan inovasi pembiayaan sosial sebagai fondasi pertumbuhan inklusif.

Antusiasme peserta riset tahun ini juga meningkat signifikan. Panitia menerima 348 naskah dari 37 negara, termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, Inggris, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, dan Indonesia. Banyak di antaranya merupakan karya kolaboratif lintas negara, yang mencerminkan semakin luasnya jejaring global riset ekonomi dan keuangan syariah.

Melalui riset dan forum internasional semacam IIMEFC, Indonesia berupaya memperkuat posisi sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dunia, dengan mendorong inovasi, integrasi, serta keseimbangan antara nilai komersial dan sosial dalam sistem keuangan global. ***

--- Sandy Javia

Komentar