Breaking News

AGAMA Keukupan Agung Makassar Gelar Diskusi di Hari Disabilitas Internasional 03 Dec 2023 21:09

Article image
Acara di aula Keuskupan Agung Makassar, Minggu (3/12). (Foto: ist)
Event ini merupakan bentuk keberpihakan gereja Katolik dalam membuka wawasan dan membuka hati dalam penghormatan dan penghargaan, serta pendampingan kepada penyandang disabilitas sebagai langkah nyata dalam aksi inklusif.

MAKASSAR, IndonesiaSatu.co - Hari Minggu, 3 Desember 2023 merupakan Hari Disabilitas Internasional. Hari tersebut dirayakan setiap tahun di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Di aula Keuskupan Agung Makassar, juga berlangsung kegiatan yang diinisiasi oleh Komisi PSE Caritas KAMS, yang diketahui oleh RD. Bernard Cakra Arung Raya, Pr.

Event ini merupakan bentuk keberpihakan gereja Katolik dalam membuka wawasan dan membuka hati dalam penghormatan dan penghargaan, serta pendampingan kepada penyandang disabilitas sebagai langkah nyata dalam aksi inklusif.

RD. Bernard Cakra Arung Raya, Pr yang juga menjadi Ketua Panitia pada agenda Hari Disabilitas Internasional itu menyatakan bahwa Gereja Katolik dalam wilayah Keuskupan Agung Makassar baru kali ini menggelar kegiatan  tersebut.

“Kegiatan ini harus lebih terus digaungkan agar pemahaman umat semakin menghargai keberadaan penyandang disabilitas baik dalam lingkungan umat Katolik, maupun di lingkungan masyarakat secara keseluruhan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Oleh karena itu, katanya, pihaknya juga terbuka untuk melakukan pendampingan, dan penguatan kepada para penyandang disabilitas.

Pihaknya juga, menurutnya, membutuhkan kolaborasi yang inklusif dengan melibatkan semua pihak termasuk penyandang disabilitas serta bersinergi dengan pemerintah, maupun pihak manapun. Pasalnya, hal itu telah tertuang dalam payung hukum khususnya di Undang Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Perlindungan Penyandang Disabilitas.

Noldus Pandin, Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia dari Toraja Utara didaulat sebagai salah satu narasumber dalam talk show tersebut.

Dalam acara bertema "Pendampingan, Perlindungan, dan Penguatan Bagi Penyandang Disabilitas dalam rangka Hari Disabilitas Internasional", aktivis Penyandang Disabilitas Sulawesi Selatan, yang mewakili Penyandang Disabilitas itu menyatakan bahwa salah satu kebutuhan bagi para penyandang disabilitas saat ini adalah pada sisi aksesibilitas baik secara fisik dan nonfisik.

“Ini merupakan langkah yang paling urgent ketika kita ingin melakukan pendampingan, maupun penguatan, sehingga muncul aksi yang lebih berkelanjutan sebagaimana itu yang menjadi acuan pada peringatan tahun ini yang mengedepankan SDGs (sustainable development goals),” ujarnya di hadapan peserta yang hadir dari seluruh paroki yang ada dalam Kevikepan Makassar tersebut.

Dia mengatakan, gedung gereja misalnya harus bisa diakses oleh penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda. Selain itu juga akses ke tempat toilet.

Kemudian, katanya, penyandang disabilitas tuli juga harus bisa mendapatkan akses melalui juru bahasa isyarat atau teks yang ditampilkan dilayar.

“Inilah yang harus kita dalami dari sisi akses,” ungkap Noldus Pandin yang juga poltisi dari Partai Solidaritas Indonesia itu.

Mengakhiri kegiatan talk show acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama dengan narasumber dan peserta serta bersama komunitas penyandang disabilitas.

Seorang peserta yang juga penyandang disabilitas, Dikson Jones, sangat mengapresiasi kegiatan itu. Karena itu dirinya berharap kegiatan tersebut bisa ditindaklanjuti dengan rencana aksi berskala bimbingan teknis serta traning of trainers (ToT).

“Hal itu untuk mendapatkan SDM yang memiliki kapabilitas untuk mendampingi penyandang disabilitas di masyarakat. Dengan demikian hal ini bisa meminimalisir kendala di lapangan,” ujarnya.

Sebelum talk show, siswa SLB Rajawali menampilkan tarian  yang dipimpin oleh Sr. Yoanela, SJMJ bersama para guru pendamping. Peserta talk show sangat senang atas penampilan dari Siswa Siswa Penyandang Disabilitas Tuli yang sedang duduk di jenjang SMA SLB Rajawali tersebut.

Kepala Sekolah SLB Rajawali menyampaikan pandangannya mengenai pengalaman selama mendampingi dan menuntun siswa untuk mengeyam pendidikan.

“Bagi kami di SLB Rajawali siap sudah tinggal fasilitas ramah disabilitas yang kami butuhkan agar lembaga kami semakin menuju pada nilai inklusif,” ungkapnya. ***

--- F. Hardiman

Komentar