Breaking News

REGIONAL Saat Nyepi, Umat Muslim Bali Boleh Sholat Gerhana Matahari 06 Mar 2016 12:15

Article image
Hari Raya Nyepi pertepatan dengan Gerhana Matahari total. (Foto: Okezone)
Pada saat gerhana matahari terjadi pada 9 Maret mendatang, hari yang sama umat Hindu di Bali sedang merayakan Hari Raya Nyepi.

DENPASAR, IndonesiaSatu.co -- Sekalipun beberapa wilayah Indonesia disibukkan dengan persiapan untuk melihat gerhana matahari yang akan terjadi pada Rabu 9 Maret pekan depan ini, namun di Bali masyarakat dilarang untuk melihat gerhana matahari secara beramai-ramai. Hal ini disebabkan, pada saat yang sama umat Hindu di Bali sedang merayakan hari raya Nyepi.

Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan, kalau hanya untuk melihat gerhana matahari, umat Hindu dipersilahkan melihatnya dari halaman rumah masing-masing. "Kalau bisa lihat gerhana dari halaman rumah masing-masing, silahkan saja. Itu pun kalau bisa. Tetapi kalau tidak bisa, maka silahkan berdiam diri di rumah masing-masing sambil menjaga suasana catur brata penyepian," ujarnya saat dikonfirmasi di Denpasar, Sabtu (5/3).

Sekalipun umat Hindu dan semua orang lainnya yang ada di Bali dilarang beraktifitas selama 24 jam penuh, namun berdasarkan kesepakatan, umat muslim diizinkan untuk melakukan sholat gerhana matahari pada Rabu (9/3).

"Berdasarkan kesepakatan bersama dengan MUI Bali, Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB) di Bali, pada hari itu umat muslim diizinkan tetap melakukan sholat gerhana matahari di Bali dengan tetap memperhatikan hasil kesepakatan yang dilakukan," ujarnya.

Kesepakatan yang dimaksud adalah tidak menggunakan pengeras suara, melakukan sholat di masjid terdekat, perjalanan ke masjid tidak menggunakan kendaraan bermotor, tidak bergerombolan dan mengobrol sepanjang jalan, tidak merokok sepanjang jalan dan segera berkoordinasi dengan pecalang, aparat setempat untuk bisa bepergian saat sholat. Untuk kali ini, sholat wajib selesai paling lambat pukul 07.00 Wita.

"Ini sudah kesepakatan bersama seluruh elemen terkait. Jangan sampai melanggarnya dan akhirnya menimbulkan polemik yang mengganggu keharmonisa di Bali," ujarnya.

Seperti diketahui, pada Rabu, 9 Maret pekan depan akan terjadi gerhana matahari total. Sejumlah daerah dapat melihat secara jelas momen langka tersebut. Sejumlah pihak pun telah meluangkan waktu untuk melihatnya. Bahkan, Presiden Joko Widodo mengaku menyiapkan waktu khusus untuk dapat melihat fenomena alam tersebut.

Namun di Bali, melihat gerhana matahari total dilarang keras. Apa sebab? Ya, pada Rabu pekan depan umat Hindu Bali tengah merayakan Nyepi. Pada saat itu seluruh warga Bali dilarang melakukan aktivitas. Apalagi ke luar rumah untuk melihat gerhana matahari. Nyepi merupakan perayaan tahun baru Saka. Pada saat itu tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pun tutup. Namun tidak untuk rumah sakit.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Saat merayakan Nyepi umat Hindu melaksanakan catur brata Penyepian yang terdiri dari amati geni (tidak berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api/lampu), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi.

--ArnoldYanssen

Komentar