Breaking News

REGIONAL Setahun Kepemimpinan Victory-Joss, Wagub NTT Akui Belum Maksimal 28 Sep 2019 20:16

Article image
Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef A. Nae Soi. (Foto: Ist)
Namun pemerintah mengakui, selama setahun kepemimpinan, belum semua program terealisasi dalam mewujudkan NTT sejahtera.

KUPANG, IndonesiaSatu.co-- Sejak dilantik sejak awal September 2018 lalu, Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi telah memimpin daerah berbasis kepulauan tersebut selama satu tahun.

Namun pemerintah mengakui, selama setahun kepemimpinan, belum semua program terealisasi dalam mewujudkan NTT sejahtera.

“Saya mohon maaf kepada masyarakat NTT, bahwa kami masih belum banyak berbuat. Kami sudah berusaha sekuat tenaga dengan seluruh kemampuan yang kami miliki agar bisa membantu masyarakat NTT," kata Wagub Josef Nae Soi di gedung Sasando NTT, Rabu (4/9/19) seperti dilansir Victorynews.id.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur pada 2019 ini, Pemprov NTT akan membangun 240 Kilometer jalan yang ditargetkan akan selesai pada Desember mendatang.

"Pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan dari 5,18 persen menjadi 6,36 persen. Sementara elektrifikasi listrik kita dari 61 persen menjadi 73 persen. Namun masih jauh dari target yakni elektrifikasi harus 90 persen ke atas. Kemudian pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi dan pemerataan terhadap masyarakat harus lebih tinggi,” ungkapnya.

Mengenai pengiriman pemuda ke luar negeri baru terealisasi 100 orang dan akan mengirim lagi 1000 pekerja sawit ke perusahaan kelapa sawit PT. FGD Malaysia. Jika terpenuhi maka akan ditawari 3000 pekerja lagi.

“Di FGD itu perusahaan raksasa terbesar di Asia dan nomor 3 di dunia. Mereka minta tiga ribu (pekerja, red). Tapi saya tidak mampu tahun ini. Kita mesti mempersiapkan anak-anak kita. Seperti kemarin, kita kesulitan soal bahasa," lanjut politisi Golkar itu.

Pekan depan, menurutnya Pemda NTT akan mengirim 25 orang ke Australia untuk magang kepariwisataan dan peternakam.

Sementara Kabiro Humas Setda NTT, Marius mengatakan, pemerintahan Gubernur VBL dan JNS telah memberi warna baru dalam penataan birokrasi dengan mengedepankan kedisiplinan ASN.

“Pada awal tahun pertama, menjadi tahun awal mengubah attitude masyarakat NTT, revolusi mental, mulai dengan disiplin rapat, apel yang dilakukan tepat waktu dan kegiatan lain,” ujar dia.

Sementara Pariwisata yang dijadikan Gubernur NTT sebagai 'prime mover" telah berdampak besar bagi beberapa sektor terkait seperti peternakan, perdagangan, kehutanan, perikanan dan sektor lainnya.

Kecenderungan ekonomi semakin baik dengan dukungan subsektor ekonomi dengan hadirnya 4 bandara internasional di Pulau Timor, yang membuat koneksi ke NTT semakin lancar dan berdampak pada ekonomi misalnya Bandara El Tari, Dili, Oekusi, dan Suai.

Pemda NTT sedang berusaha agar akhir 2020 Bandara komodo menjadi Bandara Internasional sehingga penerbangan bisa langsung dari luar negeri dan nasional guna meningkatkan pertumbuhan wisatawan.

"Saat ini Pemda NTT juga sedang berjuang mewujudkan pelabuhan internasional Maritaeng dari Alor ke Dili, juga Pelabuhan Tenau Kupang berstandar internasional guna mendukung rutinitas eksport dan import komoditi," katanya.

Ia menilai, gebrakan Gubernur NTT yang berani mengirim 25 ton rumput laut ke Argentina tentu menambah nilai ekonomi bagi NTT, pengembangan garam besar-besaran agar menjadi pemasok kebutuhan garam nasional yang dibuktikan dengan kedatangan Presiden Joko Widodo pada 22 Agustus lalu, memanen garam perdana di Nunkurus Kabupaten Kupang.

Ia menyebut, daerah potensi garam lain di NTT misalnya Malaka, Sabu Raijua dan Nagekeo yang kualitas sama dengan garam impor Australia. Di bidang pertanian, adanya pengembangan kopi NTT yang awalnya dikirim biji, akan dikirim dalam bentuk bubuk, pengembangan kelor pun masif dilakukan sebagai obat juga merupakan makanan sehat.

Kepala Dinas Pariwisata NTT, Wayan Dharmawan yang hadir dalam konferensi pers Biro Humas NTT mengatakan khusus pengembangan destinasi pariwisata, ada 22 destinasi yang ditargetkan dan saat ini sudah 7 destinasi yang telah disentuh Pemerintah. 

"Akan dilakukan secara bertahap. Ketujuh destinasi yang telah disentuh yakni Pantai Liman di Pulau Semau Kabupaten Kupang, Destinasi Mulut Seribu Rote Ndao, Fatumnasi di TTS, Koanara di Ende, Parimita di Sumba Timur, Lamahera, dan Wolwal di Alor. Pada daerah destinasi tersebut telah dibangun penginapan (koteik) untuk para wisatawan. Ketujuh spot wisata dikembangkan setelah ada hasil kajian dari Gubernur," terangnya.

Sementara pada 2019, destinasi alam dan budaya ditargetkan 22 destinasi. Akhir Oktober sudah selesai, juga November didukung pembangunan cottage.

Menurutnya, Gubernur ingin agar wisatawan bisa nyaman sehingga mereka bisa datang lagi, menginap, berbelanja dan menonton berbagai atraksi yang bisa mendatangkan keuntungan bagi masyarakat di sekitar objek wisata.

"Pada 2019 ini, kami optimis menargetkan mencapai 700 ribu lebih wisatawan, karena destinasi yang ditawarkan sangat banyak," imbuhya.

Stagnan

Pengamat Politik Universitas Muhammadyah Kupang, Ahmad Atang mengatakan tahun pertama Gubernur VBL bersama Josef Nai Soi masih melakukan konsolidasi penataan birokrasi sehingga daya serap anggaran belum optimal.

“Keduanya masih melakukan konsolidasi organisasi dan konsolidasi personil. Penataan organisasi birokrasi dan bongkar pasang pejabat masih menjadi prioritas pada tahun pertama, sehingga program pro-rakyat belum banyak yang bergerak. Hal ini tampak pada daya serap anggaran pada tiap OPD belum maksimal,” ujarnya.

Ia menilai, ada beberapa program Gubernur NTT yang dinilai stagnan, misalnya program marungga, English Day setiap Rabu, dan rompi orange bagi ASN non-disiplin yang tidak terwujud. Sementara Program NTT bangkit di sektor ekonomi belum merata digerakan dan baru di sektor garam. Sedangkan di sektor pertanian, peternakan, dan kelautan-perikanan masih belum kelihatan.

"Rakyat belum merasakan sentuhan program yang secara substansial menyentuh kepentingan langsung seperti perbaikan ekonomi rumah tangga, program pengentasan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan," katanya.

Ia berharap, Victory-Joss fokus membenahi ekonomi dan infrastruktur dalam memenuhi janji kampanye serta membawa NTT keluar dari stigma miskin sebagaimana sering dilontarkan oleh Gubernur pada setiap momen.

"Gubernur telah membangkitkan rasa percaya diri rakyat dan motivasi dalam setiap kunjungan kerja ke daerah sehingga perlu adanya desentralisasi fiskal agar NTT bangkit dimulai dari rakyat yang diberdayakan," sorotnya.

 

--- Guche Montero

Komentar