Breaking News

INDUSTRI Angkatan Kerja Perlu Diserap Dunia Usaha, PSI: Kualitas SDM Jadi Kunci 14 May 2023 18:43

Article image
SDM industri. (Foto: Kemenperin)
Peningkatan kompetensi SDM jadi kunci, bukan sekadar mengandalkan otot, tapi juga otak. Sekarang jamannya otak-atik-otak, bukan lagi sekadar membetot-otot.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co - Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan BPS pada Februari 2023 tercatat Angkatan kerja mencapai 146,62 juta orang. Ini berarti terjadi kenaikan sebesar 2,61 juta orang dibanding tahun lalu (2022).

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia, Andre Vincent Wenas, dalam perbincangan di Jakarta, Minggu (14/5) mengatakan kenaikan 2,61 juta angkatan kerja baru ini perlu diserap oleh dunia usaha.

“Selain stabilitas di bidang politik dan ekonomi, di era sekarang kualitas orangnya jadi kunci. Kalau dulu 1% pertumbuhan ekonomi mampu menyerap tenaga kerja sekitar 270.000 orang (tahun 2013), maka sekarang menyusut drastis. Di tahun 2019 saja 1% pertumbuhan cuma menyerap 110.000 orang,” ujarnya.

Menteri Bahlil pernah mengatakan bahwa hal ini adalah karena transformasi digital dan robotic. Karena itu harus disikapi dengan tepat soal pengembangan SDM yang searah dengan itu. Selain itu juga investasi baru yang bisa membuka lapangan pekerjaan sangat krusial untuk terus didorong.

“Stabilitas politik dan ekonomi yang memberi kenyamanan dalam berinvestasi perlu dijaga. Pasca pemilu 2024 nanti para investor itu butuh keyakinan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Saat ini ada 138,63 juta orang yang bekerja, ini kenaikan 3,02 juta orang banding tahun lalu, artinya ada yang tadinya nganggur sekarang sudah bekerja,” kata Ketua DPP PSI itu menjelaskan.

BPS mencatat ada sebanyak 83,34 juta orang atau 60,12% bekerja pada kegiatan informal. Ini kenaikan 0,15 poin dibanding tahun lalu (Februari 2022).

“Memang tidak semua investasi yang masuk itu di sektor manufaktur yang padat karya, maka penyerapannya pun terbatas. Dan seperti dikatakan tadi, sedang terjadi transformasi digital dan robotic di dunia industri kita, banyak tenaga manusia yang digantikan oleh robot,” ujarnya.

Karena itu, sekarang kita perlu fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. “Peningkatan kompetensi SDM jadi kunci, bukan sekadar mengandalkan otot, tapi juga otak. Sekarang jamannya otak-atik-otak, bukan lagi sekadar membetot-otot. Bagi yang sudah bekerja pun harus mau terus mempelajari hal-hal baru. Dan negara punya kewajiban untuk meningkatkan SDM kita,” pungkas Andre Vincent Wenas. ***

--- F. Hardiman

Komentar