ENERGI Dorong Indonesia Jadi Pemimpin Panas Bumi Dunia, PGE Usung Inovasi Beyond Electricity di IIGCE 2025 22 Sep 2025 10:09
JAKARTA, IndonesiaSatu.co — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) meneguhkan komitmen mendorong Indonesia sebagai pemimpin panas bumi dunia lewat inovasi dan kolaborasi strategis. Perseroan memanfaatkan ajang The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta, 17–19 September, untuk memamerkan terobosan teknologi serta inisiatif beyond electricity yang digadang menjadi nilai tambah dari energi panas bumi.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyebut partisipasi perusahaan bukan sekadar menampilkan capaian, melainkan juga upaya edukasi publik. “Sebagai perusahaan panas bumi terbesar di Indonesia, kami ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan mempercepat transisi menuju energi bersih melalui pengembangan panas bumi,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).
PGE menampilkan sejumlah teknologi mutakhir, termasuk Geoflowtest, perangkat portable karya internal yang mampu menguji kapasitas produksi sumur panas bumi secara real-time. Selain itu, perusahaan juga memperbarui progres proyek PLTP Hululais Unit 1 & 2 berkapasitas 110 MW serta proyek co-generation dengan kapasitas total 230 MW.
Inovasi Beyond Electricity
PGE memperkenalkan inovasi pemanfaatan panas bumi di luar sektor kelistrikan, mulai dari pupuk, gula aren, hingga furnitur daur ulang. Perseroan juga memamerkan produk kopi arabika Canaya dan robusta Beloe Klasik yang diproses dengan pemanfaatan langsung uap panas bumi dari PLTP Kamojang dan PLTP Ulubelu.
Langkah ini mendapat apresiasi dari Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi. “Masyarakat harus tahu bahwa panas bumi tidak hanya untuk listrik tapi juga untuk masyarakat. Pemanfaatan langsung uap panas bumi oleh PGE merupakan contoh yang baik dan menjadi kebanggaan Indonesia,” ungkapnya.
Green Hydrogen Ulubelu
Perseroan juga memperkenalkan pilot project green hydrogen di Ulubelu, Lampung, yang resmi groundbreaking pada 9 September 2025. Proyek ini memanfaatkan pasokan listrik 300 MW dari PLTP Ulubelu Unit 3 untuk memproduksi 100 kilogram green hydrogen per hari. Fasilitas ini ditargetkan beroperasi pada kuartal III/2026 dan menjadi pusat riset teknologi, regulasi, serta model bisnis hidrogen hijau yang akan dipasarkan secara komersial mulai 2033.
Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani, menyebut proyek ini menegaskan posisi panas bumi sebagai tulang punggung ekonomi hidrogen Indonesia. “Perjalanan ini tidak hanya mendiversifikasi bisnis PGE, namun juga menunjukkan bagaimana Indonesia bisa menjadi yang terdepan dalam transisi energi global,” katanya.
Perkuat Kolaborasi
PGE memanfaatkan IIGCE 2025 untuk memperluas kerja sama strategis. Dua kesepakatan ditandatangani, yakni Komitmen Kolaborasi dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia serta Joint Study Agreement dengan PT Pertamina Energy Terminal guna membangun ekosistem green hydrogen di Indonesia.
Julfi menegaskan transisi energi memerlukan sinergi lintas sektor. “Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra dan dukungan Pertamina Group, PGE ingin membangun ekosistem panas bumi dan green hydrogen terintegrasi dari hulu hingga hilir. Dengan begitu, pemanfaatan panas bumi dapat memberi nilai tambah komersial, mendorong model bisnis off-grid, serta mendukung target Net Zero Emission 2060,” tuturnya.
IIGCE 2025 yang diinisiasi Asosiasi Panasbumi Indonesia (API/INAGA) dengan dukungan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, tahun ini mengangkat tema “Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth.” ***
--- Sandy Javia
Komentar