Breaking News

ENERGI Pendapatan PGE Kuartal II 2025 Naik 0,53% Jadi US$204,85 Juta, Targetkan 1 GW Kapasitas Mandiri 31 Jul 2025 13:43

Article image

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) mencatatkan pendapatan US$204,85 juta pada kuartal II 2025, naik 0,53% secara tahunan (year-on-year) dari US$203,77 juta pada periode yang sama tahun lalu. Laba tahun berjalan mencapai US$68,93 juta, didukung oleh produksi energi yang melampaui proyeksi awal.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, total aset PGE tumbuh 1,62% menjadi US$3,05 miliar, dengan kas dan setara kas melonjak 8,69% menjadi US$712,34 juta. “Kinerja keuangan kami tetap sehat, didorong oleh produksi yang kuat dan efisiensi operasional. EBITDA margin kami terjaga di atas 80%, mencerminkan profitabilitas yang solid,” ujar Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

PGE mencatatkan kinerja operasional yang kokoh meskipun menghadapi tantangan geopolitik dan ekonomi global yang memengaruhi biaya operasional dan pendanaan proyek. Beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 (55 MW) sejak akhir Juni 2025 menambah pasokan listrik ke jaringan nasional, mendukung pendapatan perusahaan. Selain itu, proyek strategis seperti pengembangan Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), proyek co-generation (230 MW), dan eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga menjadi pendorong optimisme PGE untuk mencapai target kapasitas terpasang mandiri 1 gigawatt (GW) dalam 2-3 tahun ke depan.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi menegaskan komitmen perusahaan sebagai penyedia energi bersih berbasis panas bumi. “Beroperasinya Lumut Balai Unit 2 dan proyek eksplorasi Gunung Tiga menunjukkan konsistensi kami dalam mendukung transisi energi dan target Net Zero Emission 2060,” katanya. Saat ini, PGE mengelola kapasitas terpasang 1.932 MW, dengan 727 MW dikelola mandiri dan 1.205 MW bersama mitra, serta menargetkan 1,7 GW pada 2033.

Selain fokus pada profitabilitas, PGE juga mengedepankan dampak sosial melalui inisiatif ekonomi sirkular dan pemberdayaan masyarakat di wilayah operasional. Upaya ini mendapat pengakuan global melalui delapan penghargaan pada Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025. “Kami memastikan energi panas bumi tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan komunitas,” tambah Julfi. ***

--- Sandy Javia

Komentar