PERTANIAN Generasi Muda Kunci Masa Depan Ketahanan Pangan Indonesia 10 Nov 2025 21:05
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan materi tentang “Transformasi Sistem Pangan Berkelanjutan melalui Inovasi, Kolaborasi, dan Regenerasi Petani”.
BOGOR, IndonesiaSatu.co - Rektor IPB University Prof Arif Satria menjadi narasumber dalam kegiatan Nusantara Livestock and Poultry Expo, yang digelar berdampingan dengan Indonesia Agriculture Technology (IndoGriTech) Expo 2025, di ICE BSD, Kamis (6/11).
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan materi tentang “Transformasi Sistem Pangan Berkelanjutan melalui Inovasi, Kolaborasi, dan Regenerasi Petani”.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Arif juga berdiskusi dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal RI, Yandri Susanto, serta berkeliling di pameran bersama Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono.
Prof Arif menjelaskan, Presiden RI Prabowo Subianto telah memiliki komitmen kuat untuk memperkuat sektor pangan. Oleh karena itu, komitmen tersebut perlu dilengkapi dengan inovasi dan human capital yang kuat.
“Kita mengharapkan banyaknya generasi muda yang terjun di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Karena ini adalah akan menjadi masa depan bagi kekuatan ekonomi Indonesia,” ujar Prof Arif.
Di samping itu, lanjut dia, IPB University juga terus menghasilkan inovasi-inovasi unggul untuk mendukung komitmen penguatan sektor pangan. Ia menyebut, ada 145 varietas unggul di bidang pangan yang bermanfaat untuk pembangunan pertanian di seluruh Indonesia.
“Apa yang dilakukan IPB hari ini adalah supaya kita bisa terus menghasilkan inovasi-inovasi unggul. Kami sudah punya berbagai varietas padi. Ada 15 varietas padi, tapi juga ada 145 varietas tanaman-tanaman lainnya. Yang ini bisa dimanfaatkan untuk pembangunan pertanian,” jelasnya.
Selain itu, Prof Arif mengatakan, IPB University juga memiliki program One Village One CEO (OVOC) yang telah dikembangkan di 1.043 desa se-Indonesia. Program ini mendorong mahasiswa dan alumni IPB University, untuk menjadi sociopreneur dan hadir di desa-desa tersebut dengan mendiseminasikan inovasi, membuka akses pasar dan finansial, serta mendorong agar desa-desa menjadi desa ekspor.
Saat ini, kata Prof Arif, sudah banyak mahasiswa yang menjadi eksportir dan banyak desa yang menjadi desa ekspor. Hal tersebut merupakan bentuk dari komitmen kaum muda hari ini yang berani terjun ke sektor pertanian, agar tidak hanya memberi makan Indonesia, tapi juga memberi makan dunia.
“Saya kira ini adalah sebuah capaian yang bagus dan saya berharap ini bisa meluas ke berbagai kalangan, ke berbagai wilayah lain, sehingga ekosistem ini bisa terus dibangun atau support dari pemerintah, support dari swasta, dengan petani dan juga masyarakat luas,” ucapnya. *
--- F. Hardiman
Komentar