Breaking News

INTERNASIONAL Hampir 80 Siswi Sekolah Dasar Diyakini Diracuni di Afghanistan 05 Jun 2023 14:26

Article image
Anak perempuan di Afghanistan dilarang dari pendidikan di atas kelas enam, termasuk universitas, dan perempuan dilarang dari sebagian besar pekerjaan dan ruang publik. (Fot: UN News - the United Nations)
Dua sekolah di provinsi utara menjadi sasaran, kata pejabat pendidikan, yang mengatakan penyerang dimotivasi oleh dendam pribadi

KABUL, IndonesiaSatu.co -- Hampir 80 anak perempuan diracuni dan dirawat di rumah sakit dalam dua serangan terpisah di sekolah dasar mereka di Afghanistan utara, kata seorang pejabat pendidikan setempat, Minggu (4/6/2023).

Dia mengatakan orang yang mengatur peracunan memiliki dendam pribadi tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Serangan itu terjadi di provinsi Sar-e-Pul pada hari Sabtu dan Minggu.

Ini diperkirakan sebagai pertama kalinya serangan semacam ini terjadi sejak Taliban berkuasa pada Agustus 2021 dan mulai menindak hak dan kebebasan perempuan dan anak perempuan Afghanistan.

Anak perempuan dilarang dari pendidikan di atas kelas enam, termasuk universitas, dan perempuan dilarang dari sebagian besar pekerjaan dan ruang publik.

Keracunan terjadi di distrik Sangcharak, kata Mohammad Rahmani, kepala dinas pendidikan provinsi. Dia mengatakan 60 siswa diracuni di sekolah Naswan-e-Kabod Aab dan 17 lainnya diracuni di sekolah Naswan-e-Faizabad.

“Kedua sekolah dasar itu berdekatan satu sama lain dan menjadi sasaran satu demi satu,” katanya kepada Associated Press. “Kami memindahkan para siswa ke rumah sakit dan sekarang mereka semua baik-baik saja.”

Investigasi departemen sedang berlangsung dan penyelidikan awal menunjukkan bahwa seseorang dengan dendam membayar pihak ketiga untuk melakukan serangan, kata Rahmani. ***

Dia tidak memberikan informasi tentang bagaimana gadis-gadis itu diracuni atau sifat luka mereka. Rahmani tidak menyebutkan usia mereka tapi mengatakan mereka duduk di kelas satu sampai enam.

Negara tetangga Iran telah diguncang oleh gelombang keracunan, kebanyakan di sekolah perempuan sejak November tahun lalu.

Ribuan siswa mengaku muak dengan asap berbahaya dalam insiden tersebut. Tapi belum ada kabar tentang siapa yang mungkin berada di balik insiden itu atau bahan kimia apa yang digunakan.***

--- Simon Leya

Komentar