Breaking News

NASIONAL Kepala BPIP: Pencegahan Stunting Adalah Kontekstualisasi Pancasila dalam Tindakan 17 Mar 2024 20:03

Article image
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D memberikan penguatan Ideologi Pancasila terhadap puluhan Kyai dan Santri di Pondok Pesantren Kananga Menes, Pandeglang, Banten, Sabtu, (16/3). (Foto: Ist)
Menurutnya penekanan angka stunting merupakan program strategis pemerintah (nasional) secara masif dalam kontekstualisasi implementasi nilai-nilai Pancasila atau biasa disebut Pancasila dalam Tindakan.

BANTEN, IndonesiaSatu.co - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D memberikan penguatan Ideologi Pancasila terhadap puluhan Kyai dan Santri di Pondok Pesantren Kananga Menes, Pandeglang, Banten, Sabtu, (16/3).

Selain pembinaan ideologi Pancasila, BPIP juga mensosialisasikan pentingnya pencegahan stunting di lingkungan kyai dan santri.

Menurutnya penekanan angka stunting merupakan program strategis pemerintah (nasional) secara masif dalam kontekstualisasi implementasi nilai-nilai Pancasila atau biasa disebut Pancasila dalam Tindakan.

"Penekanan angka stunting ini juga merupakan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang harus dilakukan secara gotong-royong oleh semua pihak," ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (17/3).

Selain itu Presiden Asosiasi Rektor Perguruan Tinggi Islam se-Asia ini juga mengajak kepada seluruh kyai dan santri untuk tetap bersyukur sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki falsafah Pancasila.

"Kita juga harus bersyukur, karena sebagai warga negara Indonesia telah diberikan kenikmatan segala-galanya yang tidak dimiliki Negara lain," ungkapnya.

Ia menjelaskan sejarah kemerdekaan Republik Indonesia yang sempat mengalami kekalahan oleh penjajah lantaran tidak memiliki teknologi militer yang canggih.

"Meskipun demikian, karena hebatnya Pancasila dan perjuangan para tokoh serta do'a para nabi, Indonesia bisa merdeka dan diberikan segala-galanya," paparnya.

Dosen pertama Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang menembus Harvard Law School Amerika Serikat itu juga memberikan motivasi kepada santri untuk terus belajar berbagai aspek ilmu untuk menghadapi tantangan masa depan.

Ia bahkan menceritakan perjalanan hidupnya, yang pernah menjadi santri di salah satu Pondok Pesantren di Pacitan, Jawa Timur.

"Saya berpesan kepada santri, untuk terus belajar memahami dan menekuni semua ilmu-ilmu baik eksak, teknologi, bahasa asing dan lainnya," imbaunya.

Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Ir. Prakoso, M.M melaporkan kegiatan tersebut juga telah memberikan bantuan 100 paket sembako untuk keluarga yang terdampak stunting.

"Alhamdulillah ada sedikit bantuan dari kami (BPIP) untuk keluarga (masyarakat) yang terdampak stunting," ujarnya.

Ia menjelaskan bantuan tersebut merupakan hasil gotong-royong dari Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) di lingkungan BPIP.

Tidak hanya itu, para Ulama dan Kyai bahkan melakukan deklarasi Jaringan Ulama Untuk Pengamalan Pancasila. Karena Pancasila dinilai terjemaahan dari Al-Qur'an dan hadits dan tidak ada yang bertentangan.

Pengasuh Pondok Pesantren Kananga yang juga merupakan Rois Syuriah PWNU Banten KH. Tubagus Abdul Hakim mengapresiasi kegiatan tersebut.  Bahkan ia mengucapkan terimakasih kepada BPIP yang turut peduli dalam penurunan angka stunting di Indonesia.

"Saya mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih setinggi-tingginya kepada BPIP," ucapnya. ***

--- F. Hardiman

Komentar