Breaking News

PENDIDIKAN Nando Watu: Pendidikan Harus Berbasis Komunitas, Kontekstual dan Lokalitas 20 Jul 2025 21:30

Article image
Foto bersama para Narasumber dan peserta kegiatan Talkshow Pendidikan-- Temu Pendidik Nusantara XII Kabupaten Ende bertajuk
Adapun tujuan kegiatan Talkshow tersebut yakni untuk membuka ruang berbagi praktik baik antar pendidik, Penggerak Komunitas Belajar, dan Pemangku Kepentingan Pendidikan di Daerah.

ENDE, IndonesiaSatu.co-- "Pendidikan harus mampu mengarahkan anak-anak didik untuk membangun mimpi dan harapan sesuai dengan konteks sosial dan budaya, memperkuat motivasi anak-anak untuk berkontribusi bagi kampung halaman (desa) di mana mereka berasal. Harus ada ikatan emosional, sosial dan budaya antara anak yang dididik dengan konteks sosial mereka berada; komunitas, kontekstual dan lokalitas."

Demikian hal itu diutarakan Anggota DPRD Kabupaten Ende dari Fraksi PDI Perjuangan, Ferdinandus Watu, S. Fil, saat menjadi narasumber dalam Talkshow Pendidikan-- Temu Pendidik Nusantara XII Kabupaten Ende. Talkshow Pendidikan yang dibuka langsung oleh Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Ende itu berlangsung di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Sabtu (19/7/2025) bertajuk "Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim." 

Nando Watu menerangkan, pendidikan secara pengertian etimologis didefensikan sebagai membimbing atau menuntun anak-- sebuah proses mengeluarkan kompetensi, skill/pengetahuan dan keterampilan anak. 

Dengan menekankan kontekstualitas dalam pendidikan, Nando menyinggung realitas dalam dua dekade terakhir.

"Saya melihat sisi paradoks pendidikan; pendidikan kita semakin tinggi justru kita meninggalkan kampung halaman. Banyak lulusan Sarjana tidak mau kembali ke kampung, mau cari pekerjaan di luar," singgungnya. 

Semestinya, lanjut Nando, output dari pendidikan yakni bisa menghasilkan resource untuk mentransformasikan aneka potensi yang ada di daerah.

"Di Desa, banyak ruang dan potensi yang membutuhkan kontribusi orang-orang berpendidikan; ada BUMDes, Koperasi Merah Putih, BPD, Kelompok Tani, Pokdarwis dan aneka kelembagaan yang ada di desa. Namun coba kita crosschek dari 255 Desa yang ada di Ende, berapa banyak lulusan Sarjana yang membantu sistem birokrasi yang ada di Desa? Ada berapa lulusan yang mau mengabdi di Desa?" singung Mantan Kepala Desa Detusoko Barat itu.

Pendidikan Karakter dan Transformasi Mindset

Menyinggung Topik Talkshow "Iklim Pendidikan dan Pendidikan", Nando mengatakan bahwa hal itu merujuk pada atmosfer dan konsep Pendidikan yang terarah pada pembentukan karakter anak didik serta transformasi mindset pasca-menimba ilmu, baik di jenjang Sekolah Menengah maupun Perguruan Tinggi.

"Kita harus mempersiapkan anak-anak mulai sejak dini agar ketika mereka berada di jenjang SMA/SMK, mereka sudah paham apa yang akan mereka pilih untuk kebutuhan mereka dalam 5 hingga 10 tahun ke depan; mulai dari jurusan yang akan dipilih di jenjang Perguruan Tinggi dan kesiapan diri masuk dalam ranah dunia kerja," bebernya. 

"Saya berharap agar kegiatan ini menjadi ruang edukatif memperkuat kolaborasi antar-pendidik dalam menemukan ide-ide baru dan mempertegas komitmen bahwa perubahan dalam pendidikan bisa dimulai dari ruang-ruang sederhana," harap Nando.  

Sementara itu, Pengurus Yayasan Guru Belajar (YGB), Lukman, menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi pembeda kegiatan Temu Pendidik Nusantara ke XII dengan kegiatan lain yang telah diselenggarakan.

"Kegiatan ini berangkat dari kebutuhan, dilihat dari skema yang ada, guru-guru kita memerlukan kunci untuk berdaptasi dengan perubahan konteks murid sehingga kita memerlukan guru yang terus belajar dengan rasa ingin tahu yang besar, guru yang berdampak, serta guru yang berupaya," kata Lukman. 

Poin lainnya, lanjut Lukman, yakni semangat Guru Belajar dari Guru. 

"Diharapkan agar dari kegiatan ini ada ruang pelatihan bagaimana sesama guru dapat saling belajar dan bertukar ide/ilmu terkait situasi dan kondisi pendikan saat ini," harap Lukman.

Adapun tujuan kegiatan Talkshow tersebut yakni untuk membuka ruang berbagi praktik baik antar pendidik, Penggerak Komunitas Belajar, dan Pemangku Kepentingan Pendidikan di Daerah. 

Sementara pemilihan tema mengandung beberapa makna yakni iklim pendidikan harus tersinkron dengan pendidikan iklim; juga relasi yang hangat dan memuaskan sehingga peserta didik mendapatkan perlakuan yang aman dan sehat dari pendidik dan lingkungan sekitar; serta adanya sikap partisipatori, relevan dan kontekstual sehingga mampu menjadikan iklim pendidikan sebagai fondasi penting untuk pendidikan itu sendiri.

Hadir dalam Talkshow ini tiga Narasumber lain; yakni Bapak Berlin dari Trash Hero Kelimutu, Maria Magdalena Tea, S. Pd.,SD selaku Ketua Komunitas GuGuru Penggerak Kabupaten Ende, dan Lukman selaku Pengurus Yayasan Guru Belajar (YGB), Lukman. Hadir sebagai peserta yakni perwakilan para Guru dari sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Ende.

--- Guche Montero

Komentar