Breaking News

SOSOK Prof Didik J Rachbini: Think Tank PDIP Itu Telah Tiada 06 Sep 2025 11:57

Article image
Dr Arif pernah menjadi anggota DPR 2009-2014 dan menekuni think tank dari PDIP, yaitu Megawati Institut. (Foto: Ist)
Ia aktif menyampaikan pemikiran­-pemikiran ekonomi serta menginisiasi diskusi penting, termasuk meluncurkan gagasan seperti Pancasilanomics untuk memperkuat ekonomi berbasis nilai-nilai Pancasila.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co  - Staf Khusus Bidang Ekonomi Era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Arif Budimanta wafat pada pagi ini, Sabtu (6/9) pukul 00.06 WIB.

Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka, di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.

Menanggapi berita duka tersebut, Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini menyampaikan dukacita yang mendalam atas kepergian aktivis, akademisi dan politisi yang berkiprah di PDIP tersebut.

Dia mengatakan, Dr Arif pernah menjadi anggota DPR 2009-2014 dan menekuni think tank dari PDIP, yaitu Megawati Institut.  ”Arif adalah adik kelas saya di IPB dan kepergiannya terlalu cepat karena masih muda usia. Tetapi takdir tidak bisa kita tolak sehingga kita ikhlas melepas kepergiannya,” ujar Didik yang juga ekonom senior Indef itu melalui pernyataan pers di Jakarta.

Walau demikian, katanya, kepergiannya harus dikenang sebagai hikmah dan pelajaran hidup bagi generasi selanjutnya. 

Menurut Didik, Arif banyak menulis buku dan artikel yang dibuat di media massa nasional, seperti Kompas, Bisnis Indonesia, dan DetikFinance, dengan fokus pada isu ketimpangan, UMKM, investasi, dan keberlanjutan.

Pemikiran Arif terutama tentang ekonomi politik, Pancasila, dan kebijakan publik. Beberapa karyanya, antara lain: Pancasilanomics: Ekonomi Pancasila dalam Gerak” (2019). Buku ini membahas bagaimana nilai-nilai Pancasila bisa menjadi landasan sistem ekonomi Indonesia yang adil, inklusif, dan berdaulat. 

Juga menulis buku tentang: “Arsitektur Ekonomi Indonesia”, yang mengkritisi arah pembangunan yang terlalu liberal dan mengusulkan desain ekonomi berbasis konstitusi (Pasal 33 UUD 1945).

Di ranah politik, Arif berada di PDIP, meskipun tidak masuk di  lingkaran dalam Megawati.  Ia aktif memotori Think tank di dalam partai ini, sebagai Direktur Eksekutif Megawati Institute sejak 2008 hingga saat ini. 

Dalam kapasitas intelektualitas seperti ini, ia aktif menyampaikan pemikiran­-pemikiran ekonomi serta menginisiasi diskusi penting, termasuk meluncurkan gagasan seperti Pancasilanomics untuk memperkuat ekonomi berbasis nilai-nilai Pancasila.

 

Menghidupkan Ekonomi Konstitusi

Di DPR pada periode 2009-2014, kata Prof Didik, Arif dan rekan-rekannya aktif dalam gerakan sunyi, yakni menghidupkan ekonomi konstitusi. 

”Indikator kesejahteraan rakyat harus menjadi tujuan utama, bukan sekadar pertumbuhan ekonomi berbasis kebijakan yang liberal. Arif dikenal karena menginisiasi kaukus ini, yang bertujuan memasukkan indikator kesejahteraan masyarakat ke dalam proses penyusunan APBN, bekerja sama dengan lintas fraksi,” ujarnya.  

Arif Budimanta juga punya peran di dalam ranah sosial dan pendidikan, yakni sebagai pengurus yayasan wakaf paramadina, yang membawahkan Universitas Paramadina. 

”Intelektual dan akademisi di yayasan dan kampus ini seperti kiprahnya, sangat aktif dalam diskursus publik dan memberikan kritik terhahdap kebijakan publik dan ekonomi politik secara luas,” pungkasnya. *

 

 

--- F. Hardiman

Komentar