Breaking News

NASIONAL Soal Gejolak Papua, Surya Paloh Minta Pemerintah Gunakan Pendekatan Kultural dan Persuasif 06 Sep 2019 09:50

Article image
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. (Foto: Kompas.com)
"Mengedepankan selalu pendekatan persuasif dan semangat persaudaraan sebagai satu bangsa," kata Surya.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh meminta pemerintah Republik Indonesia agar tidak menggunakan pendekatan represif dalam menangani gejolak di wilayahPapua.

Surya menilai, pendekatan represif tidak akan menyelesaikan akar masalah di Bumi Cenderawasih tersebut.

"Partai Nasdem meminta kepada pemerintah, pengemban otoritas tertinggi RI, untuk mengedepankan pendekatan kultural dalam menangani masalah di Papua saat ini. Mengedepankan selalu pendekatan persuasif dan semangat persaudaraan sebagai satu bangsa," kata Surya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/8/19) seperti dilansir Kompas.com.

Surya meyakini bahwa masalah yang terjadi di Papua saat ini bisa diselesaikan dengan kepala dingin dan semangat kekeluargaan.

Ia mengakui bahwa tindakan segelintir oknum telah melukai dan mencederai hati dan perasaan masyarakat Papua.

Terkait hal tersebut, menurut Surya, aparat keamanan telah menindak tegas para oknum yang berbuat semena-mena terhadap warga Papua.

"Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan NKRI selalu berkomitmen untuk senantiasa menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab, sekaligus keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali warga Papua," kata dia.

Surya pun mengajak seluruh masyarakat dan kekuatan politik untuk senantiasa memberikan dukungan kepada pemerintah dalam upaya menyelesaikan masalah di Papua.

"Saya memerintahkan kepada seluruh kader Partai Nasdem, khususnya yang ada di Papua, untuk menggalakkan dialog dan semangat kebangsaan di tengah warga Papua," ajaknya.

Seperti diketahui, gejolak dan kerusuhan di wilayah Papua yang belakangan terjadi adalah buntut tindakan rasial yang dilakukan sekelompok orang terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Pasca kerusuhan pertama pecah di sejumlah daerah di Papua, pemerintah menambah jumlah pasukan yang diterjunkan ke Papua.

Selain itu, pemerintah juga memblokir akses internet dengan alasan mencegah hoaks meluas.

Aksi protes dan kerusuhan terus terjadi bahkan semakin meluas dengan pembakaran kantor-kantor penting sebagai fasilitas dan pusat pelayanan publik yang vital.

Setelah sebelumnya membakar kantor Majelis Rakyat Papua, massa membakar kantor Telkom, kantor pos, dan sebuah SPBU yang berjejer di samping kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura.

Sehari sebelumnya, demo berujung kontak senjata di Deiyai juga menewaskan satu prajurit TNI.

--- Guche Montero

Komentar