Breaking News

POLITIK Soal Tudingan Cabup Nikodemus Rihi Heke, Politisi PDI Perjuangan Sarai: Politik Pencitraan Menjelang Pilkada 17 Oct 2020 17:52

Article image
Anggota DPRD Sabu Raijua dari Fraksi PDI Perjuangan, Lasarus Riwu Rohi. (Foto: Dokpri LRR)
"Ingat, ada 'Rapor Merah' sebagai calon petahana," sindir Lasarus.

SABU RAIJUA, IndonesiaSatu.co-- Politisi PDI Perjuangan Sabu Raijua (Sarai), Lasarus Riwu Rohi menanggapi tudingan Calon Bupati Sabu Raijua yang akan bertarung di Pilkada 2020, Nikodemus Rihi Heke, yang menyebut DPRD sebagai penghambat penghambat pembangunan di Sabu Raijua.

"Ini soal momentum (Pilkada, red) sehingga dekat dengan pencitraan. Lebih elok jika setiap pasangan calon mengkampanyekan visi-misi untuk kepentingan Sabu Raijua lima tahun ke depan, daripada membangun pencitraan dengan menyudutkan lembaga legislatif. Politik harus bisa mencerdaskan (edukasi) masyarakat, bukan sebaliknya propaganda tanpa dasar," sentil Lasarus dalam keterangan pers kepada media ini, Sabtu (17/10/2020).

Anggota DPRD Sabu Raijua (Sarai) ini menegaskan bahwa maju-mundurnya pembangunan di Kabupaten Sarai merupakan tanggung jawab bersama termasuk lembaga eksekutif dan legislatif, bukan sebaliknya memimpin dengan mental dinastif yang mengabaikan peran lembaga lain.

"Kabupaten Sabu Raijua bukan menara gading yang mendewakan seorang penguasa monarki. Sangat tidak bijak dan elegan jika menjadikan salah satu kebijakan soal anggaran menjadi kesimpulan untuk semua pembangunan (penghambat, red). Momentum Pilkada harus meletakkan spirit positif kepada masyarakat, bukan justru menarik simpati dengan asumsi (tudingan) tanpa data dan bukti," sorot Lasarus.

Wakil rakyat yang berkomitmen terhadap fungsi-fungsi legislatif ini berharap agar Pilkada Sabu Raijua dapat melahirkan pemimpin yang berintegritas, teruji dan berkualitas, dengan tidak mengemas isu-isu kontra-produktif dan tendensius.

"Jadikan momentum Pilkada ini sebagai spirit baru untuk menentukan pilihan politik; siapa pemimpin yang benar-benar siap dan layak untuk memimpin arah baru pembangunan Sabu Raijua lima tahun ke depan," tegas Lasarus.

Tidak Kooperatif

Lasarus juga menerangkan bahwa sebagai lembaga mitra dengan DPRD, Bupati Nikodemus dinilai kurang kooperatif dalam beberapa agenda sidang terkait pembahasan Anggaran, sehingga tidak menciptakan hubungan kemitraan yang harmonis, yang juga berdampak pada keputusan paripurna soal efisiensi penggunaan Anggaran Daerah.

"Ini opini liar tanpa data dan bukti. Justru Bupati Nimodemus bersikap kurang kooperatif dengan lembaga mitra (DPRD), dan terkesan ingin menang sendiri dengan menggunakan kebijakan dan kewenangan di luar kontrol lembaga DPRD, sehingga berdampak pada 'Rapor Merah' kepemimpinan. Ingat, ada 'Rapor Merah' sebagai calon petahana," sindir Lasarus.

Anggota Komisi III ini menimpali bahwa tudingan tanpa dasar pada momentum Pilkada seperti sekarang merupakan model pencitraan dengan membela diri dan mencari "kambing hitam".

"Apakah ini bentuk kegelisahan calon Bupati (incumbent) di tengah terpaan berbagai fakta kegagalan memimpin Sarai. Tidak ada yang absolut, termasuk kekuasaan. Mental permisif dan sering membela diri tidak akan menutupi fakta kegagalan di depan mata," imbuh Lasarus.

Sebelumnya, seperti dilansir Pelopor9.com, Nikodemus Rihi Heke, salah satu calon Bupati petahana pada Pilkada Sabu Raijua (Sarai) 2020, menuding DPRD sebagai penghambat pembangunan di Sarai karena selalu memangkas anggaran untuk kebutuhan masyarakat Sarai.

Hal itu disampaikan Nikodemus saat kampanye terbatas pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati; Nikodemus Rihi Heke dan Yohanes Uly Kale, di rumah Korneliua Bunga yang beralamat di RT:022/RW 009, Desa Pedarro, kecamatan Hawu Mehara, Kamis (8/10/20) lalu.

Nikodemus menyebut salah satu pos anggaran yang dipangkas yakni anggaran untuk pengadaan air bersih bagi masyarakat pada musim kemarau.

--- Guche Montero

Komentar