Breaking News

POLITIK Survei Pilgub NTT: Marianus-Raymundus 39 %, BKH-Benny 23 %, Esthon-Chris 10 % 16 Dec 2017 11:51

Article image
Bupati Ngada Marianus Sae dan Bupati TTU Raymundus Fernandes. (Foto: Ist)
Survei ini coba mengidentifikasi para bakal calon gubernur dan wakil gubernur, karakteristik netizen, sejumlah permasalahan masyarakat NTT dan alasan mereka memilih pasangan balon tersebut.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Areopagus Indonesia merilis survei online yang bertemakan “Pasangan Bakal Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT 2018-2023 Pilihan Netizen NTT” di Jakarta, Sabtu (16/12/2017).

Dari hasil survey tersebut, Marianus Sae-Raymundus Fernandes memimpin dengan tingkat popularitas 39%. Selanjutnya, menyusul Benny K. Harman (BKH)-Benny Litelnoni (23%), Esthon Foenay-Chris Rotok (10%), Benny K. Harman-Ibrahim Medah (7%), dan Victor Laiskodat-Melki Lakalena (5%).

Survei ini menemukan Bupati Ngada Marianus Sae dan Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Sau Fernandes unggul telak atas kandidat lainnya jika diduetkan dalam kontestasi pilgub NTT 2018.

Kesimpulan ini muncul dari rilis survei Lembaga Areopagus Indonesia di Jakarta, Sabtu (16/12/2017). Survei ini coba mengidentifikasi para bakal calon gubernur dan wakil gubernur, karakteristik netizen, sejumlah permasalahan masyarakat NTT dan alasan mereka memilih pasangan balon tersebut.

Secara metodologi, survei ini menggunakan metode nonprobability sampling, khususnya teknik sampling aksidental atau conveniance sampling. Desain survei adalah cross sectional study. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dengan cara disebarkan kepada netizen yang berasal dari NTT melalui media sosial.

Kuesioner tidak hanya dibagikan kepada perorangan tetapi juga group-group media sosial netizen warga NTT. Sampel dalam survei yang dilakukan sejak 8 November-15 Desember ini berjumlah 400 responden/sampel.

Adapun Areopagus Indonesia adalah Lembaga kajian kebijakan publik independen ataupun masyarakat berbasis rasionalitas dan penelitian ilmiah. Areopagus Indonesia memiliki visi menjadi lembaga penelitian, advokasi, dan analisis kebijakan sosial-politik serta lembaga pemberdayaan masyarakat yang kredibel, akuntabel, dan independen.

--- Redem Kono

Komentar