HUMANIORA Terima Penghargaan dari PWKI, Ini Harapan Wartawan kepada Organisasi Pemuda Lintas Agama 28 Jan 2025 20:08
Komitmen seperti ini perlu digaungkan oleh generasi muda lain karena sangat penting bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia.
JAKARTA, IndonesiaSatu.co - Wartawan dari berbagai media menaruh harapan besar terhadap kiprah dari organisasi pemuda lintas agama khususnya dalam mewujudkan perdamaian.
Perdamaian tercapai dalam wujud kesejahteraan. Perdamaian menawarkan toleransi dan saling menghormati serta menjunjung tinggi kebhinnekaan. Ini hanya bisa tercapai jika para pemuda dari berbagai kalangan bersatu. Kondisi seperti inilah yang diharapkan pendiri bangsa ini, Ir Soekarno.
Melalui anugerah ”Terimakasihku Kepadamu”, Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) memberikan penghormatan kepada organisasi pemuda lintas agama tersebut. Penganugerahan diadakan dalam acara Buka Tahun Bersama PWKI ke-18 yang berlangsung di Aula Universitas Tarumanagara, Jakarta, Sabtu (25/01/2025).
Anugerah tersebut diterima oleh Addin Jauharudin (Ketum GP Ansor), Sahat MP Sinurat (Ketua Pemuda Kristen GAMKI), I Gede Ariawan (Ketum Pemuda Hindu Peradah), Bagus Ardeni (Waketum Pemuda Muhamadiyah), Wiryawan (Waketum Pemuda Budha GEMABUDHI) dan Freddy Simamora (Waketum Pemuda Katolik). Anugerah yang sama juga diterima Rm Markus Solo Kewuta SVD, satu-satunya pejabat Vatikan yang berasal dari Indonesia.
Ketua PWKI Asni Ovier Dengen Paluin, mengatakan bahwa tujuh organisasi pemuda lintas agama ini layak diberi penghargaan sebagai tanda hormat. Pasalnya, organisasi tersebut telah menunjukkan komitmen untuk berjalan bersama membangun perdamaian di Indonesia.
”Komitmen seperti ini perlu digaungkan oleh generasi muda lain karena sangat penting bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia. Kehadiran dan komitmen mereka mendorong PWKI untuk juga terus menjadi bagian dari perjuangan dalam menjaga semangat toleransi di tengah keberagaman Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Umum Harian KOMPAS, Tri Agung Kristanto mengatakan dirinya ingat akan pernyataan Soekarno, ”Beri saya sepuluh pemuda, dan saya akan guncangkan dunia”.
Menurutnya, pemuda dalam banyak hal menentukan nasib suatu bangsa dan nasib dunia. ”Jika pemuda Indonesia dari berbagai kalangan bisa berdamai, ini bisa menjadi modal besar bagi perdamaian dunia,” ujarnya.
Organisasi pemuda lintas agama tersebut, katanya, tidak tergoda politik praktis yang terkadang menghalalkan segala cara dan "membunuh" persaudaraan.
”Berpolitiklah sebagai cara untuk menyejahterakan rakyat dan mewujudkan persaudaraan, perdamaian. Bukan untuk kekuasaan semata. Ingatlah, tak ada yang abadi di dunia ini, kecuali persaudaraan dan perdamaian sejati,” ujarnya.
Pemimpin Redaksi RMOL.id, Ade Mulyana mengatakan organisasi pemuda tidak boleh dibiarkan jalan sendiri untuk mewujudkan perdamaian. Mereka harus didukung, ditemani dan sekaligus dikritisi dalam perjalanan mewujudkan perdamaian.
”Cara yang dilakukan oleh Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) merupakan bentuk nyata dukungan atas sebuah upaya. Kita semua bisa menjadi teman seperjalanan dari organisasi pemuda lintas agama,” katanya.
Strategic Programming Department Head, MetroTV Rosalia Lusi megatakan pemberian penghargaan semacam ini penting sekali. ”Mereka akan menjadi teladan positif yang pada akhirnya akan mendorong dan menginspirasi generasi muda lainnya. Generasi muda sekarang harus bisa saling menghargai dan menciptakan harmoni di tengah perbedaan. Langkah selanjutnya, organisasi pemuda berbicaralah terus agar berdampak pada pemuda lainnya yang berada di seluruh pelosok Indonesia,” ujarnya.
Lain lagi dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network / Pemimpin Redaksi Warta Kota Domu D. Ambarita. Dia mengatakan, sejarah menjelaskan ikatan kuat para pemuda. Karena terlampau banyak peserta, Johannes Leimana, Jong Ambon beragama Katolik, mengusulkan, Kongres Pemuda Oktober 1928 dilaksanakan di aula Gedung Katholieke Social Bond yang terletak di samping Gereja Katedral Jakarta.
Hari kedua Kongres, 28 Oktober 1928, dipindah ke gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Gedung ini milik Sie Kok Liong, rumah kos para pelajar pejuang. Di sanalah dibacakanlah ikrar Sumpah Pemuda yang kita kenal sebagai roh dan semangat untuk mewujudkan Indonesia merdeka. Artinya cikal bakal kolaborasi lintas agama antara pemuda sudah ada.
”Jadi, ini masalah komitmen. Organisasi yang berbasis keagamaan tersebut dianggap berkomitmen untuk mewujudkan perdamaian, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia,” ujar Domu.
Sementara Mathias Hariyadi, penulis tetap Asianews.it – Italia, Licas.news – Filipina mengatakan organisasi pemuda berbasis agama sebaiknya membuat program kegiatan yang jelas untuk misi kebaikan bangsa; utamanya membangun semangat toleransi antar umat beragama di Indonesia.
”Terkait dengan ini, energi harus difokuskan kepada kegiatan nyata di lapangan menjadi lebih bermakna dan punya dampak positif bagi masyarakat luas,” katanya.
Jadi Pelopor, Promotor Persaudaraan dan Perdamaian
Selanjutnya, Pemipin Redaksi Pos Kupang, Dion DB Putra mengatakan bahwa penghargaan tersebut sesuatu yang baik adanya sebagai wujud apresiasi sekaligus harapan agar organisasi pemuda terus memprosikan dialog antarumat beragama.
”Dialog merupakan jalan terbaik sehingga pluralisme bisa diterima sebagai keniscayaan anak bangsa NKRI. Inisiatif Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia memberi penghargaan bagi organisasi pemuda sungguh visioner. Di tangan anak mudalah masa depan bangsa dan negara ini disandarkan. Jadi nilai penghargaan tersebut sangat bagus. Organisasi pemuda kiranya menjadi pelopor dialog, promotor utama persaudaraan dan perdamaian,” ungkapnya.
Senior Editor Investortrust.id, Esten Nuky mengungkapkan bahwa apa yang telah dimulai para pemuda lintas agama melalui organisasinya masing-masing harus diteruskan.
”Perdamaian dan kesejahteraan harus menjadi destinasi akhir dari seluruh upaya yang dilakukan. Meskipun ada pergantian pengurus, upaya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan menjadi tongkat estafet nantinya. Kolaborasi para pemuda perlu untuk solusi permasalahan bangsa. Dan ini adalah inovasi yang luar biasa,” pungkasnya. *
--- F. Hardiman
Komentar