Breaking News

EKONOMI Defisit NPI Mengecil, Ekspor Nonmigas dan Pariwisata Jadi Penopang 20 Nov 2025 11:06

Article image
Posisi cadangan devisa hingga akhir September 2025 tercatat sebesar US$148,7 miliar, setara dengan 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut jauh melampaui standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2025 tetap kuat di tengah ketidakpastian global. Meski NPI masih mencatat defisit US$6,4 miliar, ketahanan eksternal dipastikan tetap terjaga berkat surplus transaksi berjalan dan cadangan devisa yang berada di level aman.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa struktur NPI Indonesia masih menunjukkan fondasi yang kuat. “Surplus transaksi berjalan kembali meningkat dan cadangan devisa tetap tinggi. Ini menunjukkan ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga di tengah volatilitas global,” ujar Ramdan dalam keterangan resmi, Kamis (20/11/2025).

Posisi cadangan devisa hingga akhir September 2025 tercatat sebesar US$148,7 miliar, setara dengan 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut jauh melampaui standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Surplus Transaksi Berjalan Melonjak

BI juga mencatat pada triwulan III/2025, transaksi berjalan mencatat surplus US$4,0 miliar (1,1% PDB)—berbalik dari defisit US$2,7 miliar pada kuartal sebelumnya.

Ramdan menjelaskan bahwa peningkatan surplus terutama ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas. “Ekspor nonmigas tetap menjadi penopang utama. Selain itu, sektor pariwisata yang pulih turut mempersempit defisit neraca jasa,” jelasnya.

Defisit pendapatan primer juga menyempit seiring berlalunya periode pembayaran dividen dan bunga/kupon kepada investor asing. Namun demikian, BI mencatat defisit perdagangan migas meningkat akibat kenaikan harga minyak global.

Di sisi lain, transaksi modal dan finansial mencatat defisit US$8,1 miliar, sejalan dengan aliran keluar pada investasi portofolio. “Tingginya ketidakpastian pasar keuangan global mendorong investor melakukan penyesuaian portofolio, terutama pada instrumen surat utang,” kata Ramdan.

Sementara itu, pos investasi lainnya juga mencatat defisit akibat meningkatnya pembayaran pinjaman luar negeri korporasi. Meski demikian, investasi langsung masih membukukan surplus, mencerminkan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Ramdan menegaskan BI akan terus memperkuat respons kebijakan guna menjaga stabilitas eksternal. “BI mencermati setiap dinamika global dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Kami memastikan ketahanan sektor eksternal tetap terjaga,” ujarnya.

Menurut BI, prospek NPI 2025 tetap solid, ditopang oleh surplus perdagangan nonmigas dan arus masuk penanaman modal asing yang diperkirakan berlanjut. ***

--- Sandy Javia

Komentar