Breaking News

REGIONAL Gubernur NTT Pimpin Upacara Pengingatan Harla Pancasila di Ende 02 Jun 2019 13:20

Article image
Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila Ende, NTT. (Foto: IB)
Kita ditantang untuk memahami Pancasila di era moderen dan milenial, karena sekarang ini ada degradasi nilai Pancasila," nilai Viktor.

ENDE, IndonesiaSatu.co-- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat memimpin langsung upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila yang berlangsung di lapangan Pancasila Ende, Kabupaten Ende, Sabtu (1/6/19).

Gubernur Viktor, dalam amanatnya mengajak masyarakat untuk mengheningkan cipta guna menghormati almarhum Bupati Ende, Marselinus Petu sebagai inisiator dan penggagas perayaan tersebut.

"Kita harus tetap berjuang, menjaga persatuan serta terus melanjutkan semangat beliau. Bersyukurlah karena dengan keberagaman, kita mampu dipersatukan dengan hebat oleh sebuah ideologi yakni Pancasila," ungkap Gubernur.

Gubernur Viktor menilai, orang-orang Pancasila adalah orang militan, berdoa militan, bekerja militan dan belajar militan. Orang akan hina ideologi Negara kita jika orangnya dan daerahnya tidak maju.

"Kita ditantang untuk memahami Pancasila di era moderen dan milenial, karena sekarang ini ada degradasi nilai Pancasila. Ada pengaruh buruk dari media sosial dan membuat orang tidak bisa bersosialisasi, anak sekolah harus belajar lebih baik. Kita harus mempertahankan gagasan dengan kecerdasan pikiran yang baik dan kesehatan raga," ajak Viktor.

Hadir mendampingi Gubernur NTT pada upacara terseebut yakni dari unsur Forkopimda Pemprov NTT, Plt Bupati Ende Djafar H Achmad, Kapolres Ende, Dandim 1602 Ende, Kejari dan Pimpinan Pengadilan Negeri Ende serta tamu undangan lainnya.

Bendera Setengah Tiang

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tidak menyangka bahwa akan ada kejadian "langka" saat upacara pengibaran Bendera Merah Putih di mana Bendera Merah Putih hanya naik setengah tiang.

Padahal, dalam konsep awal, Bendera dikibarkan hingga penghujung tiang. Paskibraka tidak menyangka tiba-tiba Bendera Merah Putih "kandas" di pada pertengahan tiang.

“Ini bukan direncanakan. Sebenarnya Bendera  harus dinaikkan sampai ujuang tiang. Namun, entah kenapa saya tidak bisa tarik dan mentok setengah tiang,” ungkap Ali I. Roja, petugas Paskibraka penarik Bendera seperti dilansir VoxNtt.com usai upacara pengibaran Bendera.

Ali menceritakan, saat gladi pada Jumat 31 Mei 2019, Bendera dinaikkan sepenuhnya. Saat itu semua berjalan lancar dan tidak terkendala apapun. Namun, pada hari saat upacara berlangsung, tali bendera tiba-tiba mengeras.

“Saat pertengahan lagu Indonesia Raya, tali bendera mulai mengeras. Saya tidak bisa tarik dan saya heran Bendera tidak naik sampai ujung tiang,” katanya heran.

Ali lalu menduga, tali Bendera terlepas dari roda sehingga proses tarik tidak lancar seperti sedianya. Ia mengaku hal itu terjadi bukan karena disengajakan.

“Mungkin roda tidak berputar baik. Benar-benar tidak sengaja dan kita tidak punya rencana naik Bendera setengah tiang. Bendera harus naik penuh, tapi saya tidak tahu kondisi ini,” ucap Ali.

Untuk diketahui, sebanyak 12 pasukan pengerek bendera. Masriat Ariani, Ali I.Roja dan Muhammad Risky bertugas sebagai pengibar Bendera.

--- Guche Montero

Komentar