Breaking News

OPINI Iran VS Israel: Dampaknya Terhadap Wilayah Timur Tengah 22 Apr 2024 14:12

Article image
Penulis. (Foto: Istimewa)
Serangan Iran yang terjadi ini telah menggunakan 300 drone dan rudal, yang mana beberapa di antara 300 drone dan rudal tersebut telah masuk di wilayah teritori Israel.

Oleh Chelsye Virginia Anggi Putri


Timur tengah terkenal sebagai kawasan yang memiliki tingkat instabilitas yang sangat tinggi. Dalam geopolitik Timur Tengah, interaksi antara tiga realitas yang diantaranya ialah level global, regional, dan nasional menentukan arah dinamika geopolitik negara-negara tersebut. Pada realitas regional pertarungan antara kekuatan-kekuatan kawasan seperti Israel dan Iran cukup mewarnai dinamika geopolitik disana. Geopolitik di Timur Tengah menggambarkan hubungan negara-negara di wilayah Timur Tengah dalam peran dan tujuan politiknya yang saling memperjuangkan kepentingan terhadap dunia internasional.

Hubungan Iran dan Israel sebelum serangan yang terjadi telah berubah dari kawan lama menjadi lawan. Bahkan Iran sempat mengakui kedaulatan negara Israel pada tahun 1950 serta kedua negara ini sepakat untuk bekerja sama di bidang ekonomi yang bekerjasama bernama Trans-Asiatic Oil. Hal ini dilakukan Iran untuk membantu Israel dalam mengatasi krisis akibat terkena dampak embargo dari negara-negara Arab di bawah kekuasaan Pahlavi Iran juga telah menandatangani proposal diplomatik kerjasama , hal ini dikarenakan Pahlavi yang sanga pro terhadap barat takut terhadap agresi Uni Soviet pada saat itu yang tidak menutup kemungkinan Iran juga akan terpengaruh oleh rezim komunis.

Kedekatan antara kedua negara ini pun akhirnya pecah setelah Iran yang menggandeng Israel langsung menjadi musuh, karena adanya revolusi yang menumbangkan Dinasti Pahlavi.

Berakhirnya hubungan yang terjalin antara kedua negara, sudah terlihat sejak Ayatollah Khomeini yang telah berhasil menggulingkan pemerintahan Pahlavi dan Khomeini hadir sebagai pemimpin baru di Iran. Ia langsung membuat revolusi baru anti Israel dan merubah sistem negara Iran sesuai Syariat Islam Syiah.

Sesudah sistem negara di Iran telah berubah, Iran dengan tegas memutuskan hubungan antara kedua negara, serta sejumlah negara-negara barat yang terlihat pro terhadap Israel. Sejak revolusi yang terjadi pada tahun 1979, Iran telah menjadi salah satu negara yang menentang dengan keras aksi brutal Israel di Gaza, melalui kebijakan-kebijakan luar negerinya.

Iran telah menjadi salah satu pendukung terkuat Palestina dan gerakan perlawanan terhadap Israel, seperti Hamas dan Hezbollah. Bukan hanya itu, Iran secara terbuka mendukung upaya-upaya anti-Israel di kawasan tersebut.

Konflik antara kedua negara ini pun akhirnya semakin memanas di tahun 2024. Konflik ini menjadi semakin panas dengan ditambah serangan militer yang dilakukan Iran sebagai balasan terhadap serangan Israel kepada konsulatnya di Dmaskus pada 1 April 2024. Serangan Iran yang terjadi ini telah menggunakan 300 drone dan rudal, yang mana diantara beberapa 300 drone dan rudal tersebut telah masuk di wilayah teritori Israel.

Serangan tersebut dianggap Iran sebagai tanggapan terhadap serangan yang dilakukan Israel di Kedutaan Besar Iran di Damaskus, yang menyebabkan tujuh petugas Garda Revolusi tewas, termasuk dua komandan senior. Israel kemudian melakukan serangan balasan terhadap Iran, yang oleh Iran hanya disebut sebagai serangan drone kecil dan Kementrian Luar Negeri Iran pun telah menyatakan bahwa serangan yang dilakukan Iran juga sebagai respons yang dilakukan guna pertahanan diri sesuai menurut Piagam PBB.


Konflik dan serangan yang telah terjadi beberapa waktu lalu antara kedua negara ini tentunya memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap wilayah di Timur Tengah dari bidang politik maupun ekonomi. Dampak utama yang ditimbulkan ialah ketegangan di wilayah Timur Tengah yang semakin meningkat.

Wilayah Timur Tengah yang sudah terjadi kejadian konflik lain seperti perang Israel di Gaza, bentrokan lintas batas antara Israel dan kelompok militant Lebanon, Hezbollah, serta serangan oleh milisi Houthi Yaman kepada negara Barat di Laut Merah. Tentunya hal ini akan mengganggu perekonomian wilayah Timur Tengah bahkan ekonomi global. Hal ini dapat dilihat daro gerakan harga minyak dipasaran dunia ketika setuasi geopolitik di Timur Tengah sedang memburuk.


Menurut pakar bahan mentah Jorge León dari Rystad Energy, perusahaan konsultan energi di Oslo, peningkatan harga minyak yang sedang terjadi saat ini "hampir seluruhnya disebabkan oleh konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah yaitu Iran dan Israel."

Hal ini mungkin saja dapat terjadi akibat adanya ketegangan politik antara Iran dan Israel yang mana konflik ini meningkatkan kekhawatiran investor tentang stabilitas di kawasan Timur Tengah. Hal ini dapat mendorong investor untuk membeli minyak sebagai aset safe haven, sehingga mendorong kenaikan harga. Sehingga Kenaikan harga minyak dapat menyebabkan inflasi di seluruh wilayah Timur Tengah, karena biaya transportasi, energi, dan barang lainnya meningkat. Hal ini dapat membebani rumah tangga, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Serta persaingan untuk mendapatkan sumber daya minyak yang semakin berharga dapat memicu ketegangan dan konflik antar negara di wilayah tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konflik ini bisa saja berdampak kepada wilayah Timur Tengah hingga global.***

Penulis adalah mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Udayana

Tags:
Opini

Komentar