KEUANGAN Kredit Tumbuh 8,43%, Likuiditas Perbankan Tetap Kuat, BNPL Melejit 25% 09 Jul 2025 13:02

JAKARTA, IndonesiaSatu.co - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa kinerja sektor perbankan nasional pada Mei 2025 tetap solid, ditopang oleh pertumbuhan kredit yang stabil, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terkendali.
Dalam Konferensi Pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, 8 Juli 2025, OJK menyebutkan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 8,43% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp7.997,63 triliun, sedikit terkoreksi dari April 2025 yang sebesar 8,88% yoy.
Dari sisi jenis penggunaan, Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,74% yoy, disusul Kredit Konsumsi yang tumbuh 8,82% yoy, dan Kredit Modal Kerja sebesar 4,94% yoy.
Dari sisi kepemilikan, bank dengan Kantor Cabang Bank Luar Negeri (KCBLN) mencatatkan pertumbuhan kredit tertinggi sebesar 11,61% yoy. Berdasarkan jenis debitur, kredit korporasi tumbuh kuat sebesar 11,92%, sementara kredit UMKM masih tumbuh terbatas di angka 2,17%, mencerminkan fokus perbankan terhadap pemulihan kualitas kredit UMKM.
DPK Tumbuh 4,29%, Likuiditas Tetap Lapang
Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan nasional tumbuh 4,29% yoy menjadi Rp9.072 triliun, sedikit melambat dibandingkan April 2025 (4,55% yoy). Secara rinci, giro tumbuh 5,57%, tabungan naik 5,39%, dan deposito hanya meningkat 2,31% yoy. Pertumbuhan simpanan berjangka yang lebih rendah mencerminkan preferensi nasabah terhadap instrumen yang lebih fleksibel dan menawarkan imbal hasil menarik, termasuk investasi di luar perbankan.
Industri perbankan menunjukkan likuiditas yang tetap longgar, dengan rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) di level 110,33%, dan rasio Alat Likuid terhadap DPK (AL/DPK) sebesar 24,98%, jauh di atas ambang batas minimum masing-masing 50% dan 10%. Sementara itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) tercatat sebesar 192,41%, menunjukkan kemampuan perbankan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tetap sangat baik.
Kualitas Aset dan Permodalan Terjaga
Dari sisi risiko kredit, OJK mencatat bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) gross berada di level 2,29%, naik tipis dari April (2,24%), sedangkan NPL net tercatat 0,85%. Loan at Risk (LaR) juga tetap stabil di 9,93%, tidak jauh berbeda dari bulan sebelumnya, dan setara dengan level sebelum pandemi.
Ketahanan industri perbankan tercermin dari rasio permodalan (CAR) yang tetap tinggi di level 25,51%, menjadi bantalan kuat dalam menghadapi tekanan ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.
BNPL Perbankan Naik 25%
Dalam lanskap pembiayaan digital, portofolio kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan tumbuh signifikan sebesar 25,41% yoy menjadi Rp21,89 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,79 juta per Mei 2025. Meski porsinya baru 0,27% dari total kredit, segmen ini mencatatkan pertumbuhan paling agresif dalam lanskap kredit konsumtif.
Sebagai bagian dari upaya menjaga integritas sistem keuangan, OJK juga melaporkan telah meminta bank memblokir sekitar 17.026 rekening yang terindikasi terkait aktivitas perjudian daring, berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Digital. Bank diminta melakukan penutupan rekening yang sesuai dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan menerapkan langkah Enhanced Due Diligence (EDD) untuk memperkuat mitigasi risiko. ***
--- Sandy Javia
Komentar