LINGKUNGAN HIDUP ISF 2025, Aksi Kolektif Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan 11 Oct 2025 18:48

ISF 2025 menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak hanya berperan sebagai tuan rumah forum global, tetapi juga sebagai penggerak aksi kolektif untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
JAKARTA, IndonesiaSatu.co - Penyelenggaraan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025) resmi dibuka dengan semangat kolaborasi lintas sektor.
ISF 2025 merupakan sebuah platform yang mengubah dialog menjadi komitmen dan visi serta aksi kolektif. Dengan menyatukan para pemimpin dan inovator, forum ini mempercepat pertumbuhan berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi manusia dan planet ini.
ISF 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan peran sentralnya dalam mendorong agenda keberlanjutan global. Beragam sesi diskusi dan dialog tematik hari pertama membahas isu strategis seperti ketahanan air, produktivitas pertanian, ekonomi biru, nol emisi karbon, iklim dan perdagangan global, pengelolaan sampah, transisi energi baru, dan udara bersih.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin, menegaskan pentingnya sinergi antar-pemangku kepentingan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang konkret.
Dia mengatakan bahwa ISF 2025 menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak hanya berperan sebagai tuan rumah forum global, tetapi juga sebagai penggerak aksi kolektif untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
”Kita ingin memastikan bahwa setiap komitmen yang lahir di forum ini bergerak menjadi tindakan nyata. Melalui kolaborasi lintas sektor, kita mempercepat pertumbuhan berkelanjutan dan menyatukan para pemimpin serta inovator untuk berinvestasi bagi kehidupan yang lebih baik. Dengan memperkuat infrastruktur hijau dan meningkatkan total angka investasi berkelanjutan, kita sedang membangun masa depan yang tangguh, berkelanjutan, dan sejahtera bagi Indonesia dan dunia,” ujar Rachmat Kaimuddin.
Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan, menyampaikan secara umum, bahwa event ini mendapatkan banyak insight dari para pembicara-pembicara yang luar biasa.
“Tujuan dari kegiatan ISF 2025 ini adalah menyediakan suatu platform kerja sama lintas sektor, yang memberikan kesempatan kepada pihak pemerintah, dunia usaha, pelaku bisnis internasional, dan juga akademisi untuk berkolaborasi membuat aksi, tidak hanya jargon. Pemerintah menekankan pada pembangunan infrastruktur yang mendukung sustainability, sekaligus memastikan peran Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dalam mempermudah masuknya investasi di sektor berkelanjutan ke Indonesia,” ujar Nurul Ichwan.
Katalis Mewujudkan Ekonomi Hijau
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan - Kadin Indonesia, Shinta Kamdani, menyoroti pentingnya kolaborasi dunia usaha dalam mempercepat transformasi hijau dan mendukung target pembangunan rendah karbon nasional.
Dia mengatakan bahwa ISF menjadi momentum penting untuk memperkuat peran dunia usaha sebagai katalis dalam mewujudkan ekonomi hijau. Transformasi menuju pembangunan berkelanjutan tidak bisa dicapai oleh pemerintah saja, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor agar investasi yang kita dorong hari ini benar-benar berdampak bagi manusia dan planet.
”Melalui forum ini, kita ingin memastikan bahwa dunia usaha berperan aktif dalam mempercepat transisi menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” ungkap Shinta.
Rangkaian kegiatan hari pertama ISF 2025 dihadiri lebih dari 10.000 peserta yang terdaftar dan 187 wartawan dari media Nasional maupun Internasional. Rangkaian ISF 2025 meliputi plenary sessions, thematic discussions, high-level dialogues, serta exhibition dan science corner yang menampilkan inovasi riset berkelanjutan dari universitas terkemuka Indonesia seperti
Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Salah satu sesi unggulan, High-Level CEO Dialogue, difasilitasi oleh World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) dan diikuti oleh lebih dari 30 CEO global dari berbagai sektor industri, energi, dan keuangan. *
--- F. Hardiman
Komentar