Breaking News

REGIONAL Layanan Air Bersih di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar Hampir Pulih 21 Dec 2025 15:14

Article image
Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (DPD PERPAMSI) Aceh, Sulaiman. (Foto: Ist)
Namun, berkat solidaritas layanan air bersih di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh dilaporkan telah pulih hampir 100 persen.

BANDA ACEH, IndonesiaSatu.co - Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatra Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar) berdampak signifikan terhadap layanan penyediaan air bersih.

Namun, berkat solidaritas layanan air bersih di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh dilaporkan telah pulih hampir 100 persen.

Sementara di beberapa kabupaten lain yang terdampak lebih parah, tingkat pelayanan masih bervariasi, mulai dari 25 persen, 50 persen, hingga 75 persen. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang telah mencapai tingkat pelayanan lebih baik terus didorong untuk membantu daerah lain yang masih mengalami keterbatasan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (DPD PERPAMSI) Aceh, Sulaiman, dalam laporan hasil koordinasi penanganan layanan air bersih pascabanjir dalam konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center yang disediakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) RI di Banda Aceh, Sabtu (20/12/2025).

Sulaiman menjelaskan, akibat bencana banjir dan longsor itu, dari total 23 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Aceh, sebanyak 17 PDAM dilaporkan mengalami dampak berat akibat gangguan jaringan distribusi, sumber air baku, serta pasokan listrik.

”Sejak hari pertama kejadian, kami langsung melakukan pemetaan dampak pada seluruh PDAM di Aceh. Pada hari kedua, kami langsung mengimbau PDAM yang terdampaknya relatif ringan untuk membantu PDAM yang terdampak berat. Ini merupakan bentuk solidaritas dan komitmen bersama antar-PDAM,” jelas Sulaiman.

Ia mengakui, pada awal bencana proses pendataan dan komunikasi sempat mengalami kendala akibat terputusnya jaringan komunikasi di sejumlah wilayah. Untuk menyiasati hal tersebut, PERPAMSI Aceh memanfaatkan jejaring informal melalui rekan-rekan di lapangan agar informasi tetap dapat dihimpun secara cepat dan akurat.

Sulaiman menyebutkan, salah satu daerah yang merespons cepat adalah Kabupaten Pidie Jaya. PDAM Tirta Mon Tala Pidie Jaya berhasil segera menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat terdampak pada hari kedua pascabanjir.

Seiring berjalannya waktu, komunikasi dengan sejumlah daerah lain mulai terbangun, di antaranya Aceh Tengah, Pidie Jaya, Langsa, dan Aceh Tamiang. Dari hasil koordinasi tersebut, diketahui bahwa kebutuhan mendesak di lapangan tidak hanya berupa air bersih, tetapi juga sarana pendukung seperti tandon atau tampungan air untuk mempercepat distribusi ke lokasi-lokasi pengungsian.

Selain itu, Sulaiman menegaskan bahwa gangguan pasokan listrik menjadi kendala utama dalam pemulihan layanan air bersih. Hampir seluruh instalasi pengolahan air PDAM bergantung pada pompa listrik. Ketika aliran listrik terhenti, operasional pun terganggu secara signifikan.

“Di Aceh Besar, selama 15 hari kami harus mengoperasikan genset dengan konsumsi bahan bakar minyak mencapai 37 ton. Meski demikian, pelayanan tetap belum bisa berjalan optimal,” tegasnya. *

--- F. Hardiman

Komentar