Breaking News

GAYA HIDUP Mengenal Bahaya Bahan Pengawet Makanan Buatan 29 Mar 2016 07:44

Article image
Ilustrasi. (Foto: conciouslifenews.com)
Pernahkah Anda memikirkan bagaimana beberapa roti, biskuit, dan makanan di dalam kotak dapat bertahan di rak untuk beberapa waktu yang lama? Pernahkah Anda menyadari bahaya mengonsumsi makanan berbahan pengawet dalam jangka panjang?

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Apa yang ada di dalam makanan yang Anda makan? Apakah Anda tahu? Jika tidak, mungkin Anda akan terkejut mendengarnya. Bahan tambahan yang diharapkan membuat hidup kita menjadi lebih mudah, dapat memberikan efek sebaliknya. Apakah itu bahan pengawet?

Pernahkah Anda memikirkan bagaimana beberapa roti, biskuit, dan makanan di dalam kotak dapat bertahan di rak untuk beberapa waktu yang lama? Bila Anda benar-benar memikirkannya, makanan ini dapat bertahan setidaknya satu tahun sebelum akhirnya kadaluwarsa. Ini dimungkinkan karena adanya bahan pengawet atau bahan tambahan makanan.

Bahan pengawet adalah salah satu keajaiban alam. Meskipun makanan biasanya menjadi basi setelah beberapa hari atau bahkan beberapa jam. Metode pengawetan selain pendinginan dapat membuat makanan bertahan jauh lebih lama. Pada standar baku saat ini, hal ini diterjemahkan sebagai bertambahnya keuntungan bagi perusahaan makanan.

Beberapa bahan pengawet yang umum digunakan di masa lalu adalah gula dan garam. Apakah Anda telah melihat daging ham yang digantung di supermarket? Daging ini mengalami pengawetan atau "curing" menggunakan garam, gula atau nitrat (ditemukan di hot dog dan daging). Bahan pengawet yang digunakan saat ini merupakan suatu kombinasi kimia yang dapat berbahaya dalam dosis besar (beberapa di antaranya, dalam dosis kecil) di dalam tubuh.

Efek berbahaya dari bahan pengawet dan bahan tambahan makanan:

Gula dan garam merupakan senyawa sederhana. Keduanya dapat ditemukan di alam dan tubuh kita terbiasa dengannya. Zat yang digunakan saat ini sebagai bahan tambahan pengganti yang mirip gula dan garam merupakan persoalan yang berbeda. Berikut adalah beberapa contoh bahan pengawet:

Pengasin Buatan

Glutamat - khususnya, MSG (monosodium glutamate) dapat menyebabkan suatu peningkatan tekanan darah. Zat ini cukup asin dan dapat meningkatkan tekanan darah. Zat ini telah dihilangkan dari beberapa makanan karena dapat menyebabkan jantung berdebar, sakit kepala, dan pusing-pusing. Beberapa perusahaan makanan masih menggunakannya sebagai suatu pelunak daging. 
Nitrat - Zat ini biasa digunakan untuk mengawetkan daging seperti daging luncheon dan hot dog. Zat ini juga berasa asin. Terlalu banyak nitrat atau nitrit dapat bersifat karsinogen (memicu kanker).
Sulfit-zat ini ditemukan pada makanan dalam kemasan botol, anggur dan vinegar. Zat ini dapat menyebabkan sakit kepala, alergi, jantung berdebar, dan sakit persendian.

Pemanis Buatan

Kita semua pernah mendengar tentang aspartam, tapi bagaimana tentang Splenda atau acesulfame K? Beberapa pemanis buatan yang diklaim semanis gula tanpa adanya ekstra kalori dibuat menggunakan suatu campuran berbahaya dalam prosesnya. Bahan kimia ini dapat menyebabkan alergi dan obesitas.
Bila pernah membaca label makanan, mungkin Anda akan melihat setidaknya ada satu pewarna buatan, yaitu merah, biru, dan kuning. Pewarna buatan ini mungkin terlihat bukan masalah di awalnya. Namun Zat ini telah dicurigai bersifat karsinogen penghambat pertumbuhan, dan juga menyebabkan alergi.

Bacalah label makanan Anda. Apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita mungkin tidak sesederhana saat membaca tampilan depan bungkusannya. Daftar bahan makanannya mungkin memberi cerita berbeda yang lebih membahayakan.

--- Simon Leya

 

 

Komentar