Breaking News

AGAMA Gaungkan Spirit Modarasi dan Persaudaraan Lintas Iman, Romo Rofinus Neto Wuli: FKUB Harus Jadi Laboratorium Kebangsaan 29 Oct 2025 20:35

Article image
Ketua DPD IKAL Lemhannas Provinsi NTT dan Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Agung Ende, RD. Dr. Romo Rofinus Neto Wuli, sebagai Nrasumber utama saat memberikan materi. (Foto: Dok. Ist)
"FKUB bukan sekadar forum dialog, tetapi harus jadi laboratorium kebangsaan; tempat iman, akal budi, dan cinta tanah air berjumpa,” ujar Romo Roni.

BAJAWA, IndonesiaSatu.co-- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Ngada kembali menggaungkan semangat kebangsaan dan persaudaraan lintas iman dalam kegiatan refleksi bertajuk “Moderasi Beragama dan Spirit Kebangsaan dalam Bingkai Keindonesiaan.”

Kegiatan tersebut digelar di Aula Petronat MBC Bajawa, Selasa (28/10/2025).

Kegiatan tersebut menghadirkan Ketua DPD IKAL Lemhannas Provinsi NTT dan Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Agung Ende, RD. Dr. Romo Rofinus Neto Wuli, sebagai Narasumber utama. 

Turut hadir dalam kegiatan tersebut jajaran FKUB Ngada, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngada, Kesbangpol Ngada, para tokoh lintas agama, akademisi, serta kalangan muda lintas iman.

Fondasi Utama Keutuhan Bangsa

Dalam paparannya, Romo Roni menegaskan bahwa kerukunan antar umat beragama merupakan fondasi utama keutuhan bangsa Indonesia. 

Menurut Romo Roni, di tengah derasnya arus globalisasi, polarisasi sosial, dan penyebaran paham ekstrem, FKUB hadir sebagai ruang perjumpaan lintas iman untuk menjaga semangat kebhinekaan.

“FKUB bukan sekadar forum dialog, tetapi harus jadi laboratorium kebangsaan; tempat iman, akal budi, dan cinta tanah air berjumpa,” ujar Romo Roni di hadapan parapeserta.

Ketua LPMAI STIPER-FB itu mengatakan bahwa kerukunan tidak cukup hanya dipahami secara seremonial, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata di tengah masyarakat.

“Kerukunan adalah karya bersama yang menuntut kesadaran, dialog, dan komitmen,” kata Romo Roni.

Romo Roni mengingatkan bahwa perbedaan bukan ancaman, melainkan kekayaan yang memperkaya kehidupan bersama.

“Bhineka Tunggal Ika adalah panggilan untuk menjadi satu dalam perbedaan, bukan seragam dalam keseragaman,” tegasnya.

Sebagai alumnus Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Romo Roni mengangkat nilai-nilai kebangsaan yang menjadi landasan bagi seluruh anak bangsa. Ia menjelaskan, semangat Lemhannas menanamkan empat roh dasar, yakni nasionalis, Pancasilais, visioner, dan integratif.

Menurutnya, semangat itu penting diterapkan dalam kehidupan sosial-keagamaan, khususnya bagi para pemimpin dan tokoh lintas agama di daerah.

“Patriot sejati bukan hanya yang mengangkat senjata, tetapi mereka yang menjaga keutuhan bangsa lewat kedalaman iman dan keluasan kasih,” ujarnya. 

Tak lupa, Romo Roni mengutip semboyan Lemhannas “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa” yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu, tiada kebenaran yang mendua.”

--- Guche Montero

Komentar