Breaking News

POLITIK Peluang Jenderal Gatot, SMRC: Kalau Mau Menang, Bidik Posisi Wapres 13 Dec 2017 08:22

Article image
Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo. (Foto: ist)
Dengan elektabilitas yang belum terlalu tinggi, alangkah lebih realistis bila Gatot memilih menjadi calon wakil presiden.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Nama mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo masih menjadi sosok yang layak diperhitungkan dalam peta politik tanah air menjelang Pemilihan Presiden Pilpres) 2019.

Berbagai lembaga survei menempatkan Gatot sebagai salah satu dari tiga tokoh yang layak diperhitungkan selain Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Ada pengamat politik yang berpendapat, bila tidak menjadi bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Jokowi, Gatot memiliki elektabilitas untuk bisa melenggang sendiri sebagai calon presiden (capres).

Namun ada yang berpandangan, dengan elektabilitas yang belum terlalu tinggi, alangkah lebih realistis bila Gatot memilih menjadi calon wakil presiden (cawapres).

Pandangan ini diafirmasi oleh Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan. Dikatakan  Djayadi, peluang terbaik bagi Gatot dalam Pilpres 2019 adalah posisi wakil presiden.

“Yang paling mungkin dia bidik itu wapres kalau mau menang,” kata  Djayadi sebagaimana ditulis Tempo,  Rabu, (6/12/2017).

Menurut Djayadi, posisi wapres menjadi posisi terbaik bagi Gatot karena peluang membidik posisi presiden masih berat, khususnya dengan data yang saat ini terkumpul. Dalam survei yang dibuat SMRC mulai akhir September hingga awal Oktober 2017, Gatot hanya berhasil mengumpulkan poin 1,3-3 persen saja.

“Masih terlalu rendah, padahal dia sudah menjadi figur nasional,” ujarnya.

Djayadi berpendapat, masih rendahnya elektabilitas Gatot disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, dengan jabatan Gatot sebagai Panglima TNI selama ini, gerakan politik belum bisa dibangun. Kedua, kebanyakan para pemilih Gatot adalah massa oposisi dari Presiden Joko Widodo yang sama dengan massa pemilih Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto.

? ?Sementara ini, elektabilitas Prabowo masih leading di kalangan oposisi,” tuturnya.

Walaupun begitu, Djayadi menganggap bahwa Gatot tetap memiliki peluang sebagai calon alternatif. Untuk itu, Djayadi mengatakan Gatot harus total terjun ke dunia politik setelah resmi berhenti sebagai Panglima TNI jika memang berniat bersaing dalam pemilihan presiden 2019.

“Jangan malu-malu lagi,” katanya.

Djayadi menyarankan Gatot segera membentuk timnya sendiri. Selain itu, dia harus mulai menyapa semua golongan secara nasional, tidak hanya massa yang selama ini mendukungnya. Gatot juga harus menyiapkan logistik untuk manuver politiknya.

“Harus ada langkah yang sistematis,” ucapnya.

Dalam survei Indo Barometer pada Minggu, (3/12/ 2017), Gatot dan beberapa nama lain muncul sebagai capres selain Jokowi dan Prabowo. Nama-nama itu adalah Anies Baswedan (3,6 persen), Basuki Tjahaja Purnama (3,3 persen), dan Gatot Nurmantyo (3,2 persen).

--- Simon Leya

Komentar