Breaking News

REGIONAL PVMBG Sebut Ada Peningkatan Aktivitas Magma Gunung Api Iya di Ende 04 Jan 2024 18:55

Article image
PVMBG sebut ada peningkatan aktivitas Magma Gunung Api Iya di Ende. (Foto: flores.tribunnews.com)
"Karakteristik letusan Gunung Iya pada umumnya berlangsung di kawah utama melalui letusan magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava disertai dengan adanya runtuhan pada puncak Gunung Iya," ujar Hendra.

KUPANG, IndonesiaSatu.co-- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut ada peningkatan aktivitas gunung api Iya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, dalam keterangan tertulis, Rabu (3/1/2024) mengatakan, gunung api Iya secara administratif berada di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Secara geografis, puncaknya terletak pada posisi 8.897° LS, 121.645° BT dan memiliki ketinggian 637 meter di atas permukaan laut.

Iya merupakan gunung api strato vulkanik yang sejarah letusannya tercatat sejak tahun 1671 hingga erupsi terakhir tahun 1971, dengan selang waktu erupsi antara 1-60 tahun.

Gunung Iya dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan G. Iya di Jalan Ikan Paus, Tewejangga, Kelurahan Paupanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, 86381.

"Karakteristik letusan Gunung Iya pada umumnya berlangsung di kawah utama melalui letusan magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava disertai dengan adanya runtuhan pada puncak Gunung Iya," ujar Hendra Gunawan melansir flores.tribunnews.com

Diterangkan, terdapat rekahan berkembang di sekeliling kawah aktif Gunung Iya, yang menunjukkan zona lemah di dalam gunung api, yang kemungkinan akan mengakibatkan longsoran besar ke arah laut pada saat terjadi letusan gunung Iya yang akan datang.

Hendra Gunawan menyebut, perkembangan terakhir aktivitas gunung Iya hingga 1 Januari 2024 Pukul 18.00 Wita.

Sementara itu, pemantauan visual gunung Iya pada hari Minggu (31/12/2023), gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50-80 m dari puncak.

"Sejak tanggal 1 Desember 2023 hingga 31 Desember 2023 terekam 55 kali gempa Vulkanik Dalam, 58 kali gempa Tektonik Lokal, dan 54 kali gempa Tektonik jauh," kata Hendra.

Data kegempaan gunung Iya menunjukkan peningkatan gempa vulkanik dalam yang cukup signifikan pada tanggal 30-31 Desember 2023, terekam Gempa VA sebanyak 12 kali kejadian dengan amplitudo 4-33 mm.

Peningkatan kegempaan ini dapat mengindikasikan peningkatan tekanan dalam tubuh gunung Iya akibat meningkatnya aktivitas magmatik, namun hingga saat ini gempa-gempa permukaan masih belum terekam.

Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, maka tingkat aktivitas gunung Iya masih berada pada Level I (Normal).

Sehubungan dengan tingkat aktivitas gunung Iya pada Level I (Normal), maka direkomendasikan masyarakat di sekitar gunung Iya dan pengunjung/wisatawan agar membatasi aktivitas (tidak berlama-lama) dan tidak bermalam di area kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.

Masyarakat dihimbau agar tenang dan mengikuti arahan Pemerintah Daerah serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan gunung Iya atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, kata Hendra, akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan gunung Iya.

Untuk informasi lebih jelas dapat menghubungi Pos Pengamatan gunung Iya atau menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

"Tingkat aktivitas gunung Iya akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan," pungkas Hendra Gunawan.

--- Guche Montero

Komentar