Breaking News

SEKS & ROMANTIKA Valentine’s Day: Dari Legenda St. Valentinus Hingga Musim ‘Kawin’ Burung 14 Feb 2019 15:08

Article image
Ilustrasi ucapan selamat Valentine’s Day. (Foto: 92.9 Voice FM)
Ucapan selamat Valentine menjadi populer pada Abad Pertengahan, meskipun tulisan Valentine’s tidak muncul hingga setelah tahun 1400.

HARI Kasih Sayang atau yang populer dengan sebutan Valentine’s Day yang jatuh pada setiap 14 Februari telah menjadi fenomena global. Ritual kasih sayang yang ditandai dengan mengucapkan selamat, memberikan hadiah berupa bunga dan coklat telah dipraktikkan di seantero dunia, dari kota-kota besar hingga ke pelosok negeri.

Valentine’s Day merujuk pada orang suci dalam gereja Katolik yang bernama St. Valentinus. Namun siapa sebenarnya St. Valentinus dan dari mana asal tradisi Valentine’s Day belum banyak yang tahu.

Berikut ini sekilas sejarah lahirnya Valentine’s Day, mulai dari era Romawi kuno hingga Kerajaan Inggris masa Viktoria sebagaimana dikutip dari history.com.

 

Legenda St. Valentinus

Sejarah Valentine’s Day–dan carita seputar orang kudus yang menjadi pelindung Hari Kasih Sayang masih diliputi misteri. Yang kita tahu adalah bahwa Februari sudah lama diperingati sebagai bulan kasih sayang dan Valentine’s Day, sebagaimana yang kita kenal sekarang bersumber dari tradisi Kristen dan Romawi kuno. Namun siapa itu St. Valentinus, dan bagaimana dia dihubungkan dengan ritus kuno ini?

Gereja Katolik mengakui sedikitnya tiga orang yang menyandang nama Valentinus, semuanya martir. Salah satunya adalah Valentinus (imam) yang hidup pada abad ke-3 di Roma. Ketika Kaisar Claudius II memutuskan bahwa para pemuda yang belum menikah lebih cocok jadi serdadu dibandingkan mereka yang sudah memiliki istri atau menikah, dia melarang pemuda untuk menikah. Valentinus yang menyadari ada ketidakadilan dalam dekrit tersebut, menentang Claudius dan secara diam-diam menikahkan pasangan muda secara rahasia. Ketika perbuatannya diketahui Claudius, Valentinus dihukum mati.

Cerita lain menyebutkan bahwa Valentinus mungkin orang yang dibunuh karena berusaha membantu orang Kristen untuk lolos dari penjara Romawi, di mana mereka kerap dipukul atau disiksa.

Menurut sebuah legenda lain, seorang terhukum bernama Valentinus yang pertama kali mengirimkan ucapan “valentine” ketika dia sedang jatuh cinta pada seorang gadis-mungkin saudara perempuan dari kepala penjara yang mengunjunginya di dalam sel. Sebelum meninggal, diduga dia menulis sebuah surat kepada sang gadis. Dan di bawah tanda tangan dia menulis “Dari yang Terkasih Valentinus,” sebuah ekspresi yang masih digunakan higga saat ini. Meskipun kebenaran legenda tersebut masih diragukan, namun Valentinus digambarkan sebagai figur yang simpatik, heroik, dan yang paling penting, romantis. Jelang Abad Pertengahan, Valentinus menjadi orang kudus yang paling populer di Inggris dan Perancis.

 

Sebuah Festival Kafir

Ada yang percaya bahwa Valentine’s Day dirayakan di pertengahan bulan Februari untuk mengenangkan hari kematian St. Valentius yang diperkirakan jatuh pada tahun 270 masehi. Sementara ada yang mengklaim bahwa Gereja Katolik diperkirakan menetapkan pesta St. Valentinus pada bulan yang sama sebagai upaya untuk ‘meng-Kristen-kan’ perayaan orang kafir, Lupercalia. Perayaan Lupercalia atau festival kesuburan yang jatuh pada 15 Februari, yakni perayaan yang didedikasikan kepada Faunus, dewa pertanian Romawi.

Untuk memulai festival, anggota Luperci, yang terdiri dari para imam Romawi, akan berkumpul di gua di mana bayi Romulus dan Remus, pendiri kota Rome, yang dipercaya dipelihara oleh seekor serigala betina. Para imam akan mengorbankan seekor kambing untuk kesuburan, dan seekor anjing untuk pemurnian. Mereka kemudian menguliti kulit kambing, mencelupkannya ke dalam darah korban dan membawanya ke jalan-jalan, mengoleskannya dengan perlahan ke para perempuan dan hasil panen dengan kulit kambing. Tanpa rasa takut, kaum perempuan Romawi menerima sentuhan kulit kambing karena dipercaya akan membuat mereka lebih subur di tahun mendatang. Selanjutnya, menurut legenda, semua gadis di kota akan menempatkan nama mereka di dalam sebuah guci besar. Para perjaka akan memilih satu nama yang akan menjadi pasangan mereka. Permainan tersebut kerap berakhir di pelaminan.

 

Hari Kasih Sayang

Lupercalia bertahan hingga awal bangkitnya Kekristenan namun akhirnya dilarang karena dianggap ‘tidak Kristiani’ pada akhir abad ke-5, ketika Paus Gelasius mengumumkan tanggal 14 Februari sebagai Hari St. Valentinus. Hari tersebut diasosiasikan dengan cinta. Selama Abad Pertengahan, Hari St. Valentinus mulai dikenal luas di Perancis dan Inggris. Tanggal 14 Februari adalah permulaan musim ‘kawin’ burung.  Hari St. Valentinus yang kemudian dikenal dengan Valentine’s Day berkembang menjadi hari kasih sayang.

Ucapan selamat Valentine menjadi populer pada Abad Pertengahan, meskipun tulisan Valentine’s tidak muncul hingga setelah tahun 1400. Tulisan ucapan Valentine tertua yang ada sampai sekarang diperkirakan ada dalam puisi yang ditulis pada 1415 oleh Charles, Pangeran Orleans, kepada istrinya ketika dia dipernjarakan Tower of London (Menara London) ketika dia tertangkap dalam Perang Agincourt. (Ucapan tersebut sekarang menjadi bagian dari koleksi manuskrip British Library di London, Inggris). Beberapa tahun kemudian, Raja Henry V menyewa seorang penulis bernama John Lydgate untuk menggubah tulisan valentine untuk diberikan kepada Catherine dari Valois.

 

Ucapan Valentine’s Day

Selain di Amerika Serikat (AS) Valentine’s Day juga dirayakan di Kanada, Meksiko, daerah jajahan Inggris, Perancis, dan Australia. Di Inggris Raya, Valentine’s Day mulai umum dirayakan sekitar abad ke-17. Menjelang pertengahan abad 18, Valentine’s Day biasa digunakan di antara teman dan mereka yang sedang jatuh cinta untuk semua kelas sosial untuk saling tukar tanda afeksi atau tulisan tangan. Dan pada tahun 1900-an, ucapan Valentine’s Day mulai dicetak dalam bentuk kartu untuk menggantikan tulisan tangan. Dengan kartu yang siap pakai memudahkan orang untuk mengekpresikan perasaan satu sama lain. Pengiriman melalui pos berkontribusi pada semakin populernya pengiriman ucapan Valentine’s Day.

Orang Amerika kemungkinan mulai saling menukarkan buah tangan Valentine’s Day sejak awal 1700. Pada tahun 1840-an, Esther A. Howland mulai menjual produk Valentine pertama secara massal di Amerika. Howland, dikenal sebagai “Mother of the Valentine,” atau Ibu dari Valentine yang mempertegas kreasi dengan renda-renda, pita dan lukisan berwarna-warni sebagai kenangan.

Saat ini, menurut the Greeting Card Association, sekitar 145 juta kartu Valentine’s Day dikirim setiap tahun, membuat Valentine’s Day sebagai perayaan kedua setelah Hari Natal. Dan pengirim kartu ucapan Valentine’s Day terbanyak adalah kaum perempuan, sekitar 85 persen.

Namun dengan lahirnya internet dan media sosial, kartu ucapan Valentine’s Day cetakan yang dikirim via pos tak pelak lagi diganti dengan kartu digital hanya dengan sekali sentuhan jari di smartphone.

--- Simon Leya

Komentar