Breaking News

REGIONAL Wagub NTT: Kualitas Anak-anak NTT Tidak Kalah dengan Daerah Lain 31 Aug 2019 10:21

Article image
Wagub NTT, Josef A. Nae Soi (kedua dari kiri) saat pembukaan kegiatan Pelatihan Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) di Kupang. (Foto: nusaflobamora.com)
"Penguatan KLA menjadi langkah penting dalam meminimalisir kebutuhan dan persoalan anak," kata Wagub Josef.

KUPANG, IndonesiaSatu.co-- Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef A. Nae Soi, mengakui bahwa anak-anak NTT memiliki kualitas yang tidak kalah dengan daerah lainnya di Indonesia. Menurutnya, walaupun kemampuan literasi masih sangat rendah, namun tingkat kemampuan sainsnya sangat membanggakan.

"Kemampuan sains dari anak-anak NTT jauh lebih tinggi dari nasional. Jika secara nasional, rata-rata kemampuan sain hanya sekitar 1,1, anak-anak NTT punya kemampuan lebih dari itu yakni sebesar 1,8," ungkap Nae Soi dalam pembukaan kegiatan Pelatihan Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) dengan Analisis Pengarusutamaan Hak Anak (RUHA) Tingkat Kabupaten/Kota se-NTT di Hotel Neo Aston, Kamis (29/8/19) seperti dilansir nusaflobamora.com.

Menurut Wagub, apa yang diutarakannya ini berdasarkan data yang terungkap dalam pertemuan fokus Konsultasi Regional untuk Wilayah Nusa Tenggara atas Rancangan Awal RPJM 2020-2024 di yang berlangsung di Labuan Bajo, Senin (26/8/19) lalu.

Diterangkan politisi Partai Golkar ini bahwa kemampuan sains anak-anak NTT memiliki nalar dan menangkap ilmu pengetahuan yang tinggi. Jika terus dirangsang dan dimotivasi, akan sangat berkembang bahkan bisa melakukan semacam 'quantum leap' atau loncatan kuantum secara lebih cepat.

“Terima kasih kepada bapak/ibu yang sudah memperhatikan pendidikan dan pembinaan anak-anak NTT. Kita tentu tidak perlu ragu untuk kirim anak-anak kita ke mana saja, karena mereka punya potensi untuk menjadi hebat,” apresiasi Wagub.

Acara yang diprakarsai Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dan Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) ini berlangsung sejak tanggal 28 hingga 31 Agustus.

Pengembangan dan Penguatan KLA

Menurut mantan DPR RI ini, pengembangan KLA dapat menjadi strategi agar semakin meningkatkan kualitas anak-anak NTT. Setiap anak perlu diberi ruang yang seluas-luasnya untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabatnya.

“Anak adalah titipan Tuhan yang sangat istimewa, warisan yang tak ternilai. Jangan samakan dunia kita dulu dengan dunia mereka sekarang. Apa yang mungkin baik pada masa kita dulu, belum tentu sesuai dan mungkin tidak bisa diterapkan lagi pada dunia anak-anak sekarang,” banding Wagub.

Lebih lanjut, Nae Soi mengungkapkan bahwa dunia anak-anak adalah dunia bermain. Karenanya, dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak-anak tidak boleh dibebani dengan perkenalan akan pelajaran-pelajaran tertentu. Sebaliknya, mereka harus difasilitasi dan diberi ruang untuk lebih banyak bermain bersama dengan rekan-rekan seusianya. Saat ada waktu luang, anak-anak dapat diarahkan untuk mempelajari seni dan budaya.

“Di NTT, kita masih punya banyak 'Pekerjaan Rumah' terkait pemenuhan hak-hak anak di antaranya belum semua anak punya akte kelahiran, belum dimasukannya pemenuhan hak anak dalam perencanaan baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota maupun di tingkat desa,” katanya.

Selain itu, lanjut Wagub, masih adanya kekerasan fisik maupun verbal terhadap anak, masih adanya stunting dan gizi buruk, minimnya fasilitas pendidikan dan kesehatan di daerah khususnya di desa, serta persoalan bantuan hukum terhadap anak-anak yang tersangkut masalah. 

"Penguatan KLA menjadi langkah penting dalam meminimalisirnya. Maka, dalam upaya pemenuhan kebutuhan anak, semua komponen harus bergotong-royong, bekerja 'out of the box'. Jumlah anak NTT yang mencapai 1,87 juta orang merupakan aset untuk NTT yang lebih baik di masa mendatang," ajaknya.

Ditegaskannya bahwa sudah ada aturan yang sinergis dalam hal pemenuhan hak anak. Juga sudah sering melakukan seminar dan lokakarya. 

"Namun demikian, belum ada komitmen bersama untuk mengimplementasikanya dengan mengupayakan peningkatan kualitas anak-anak NTT di segala bidang melalui langkah-langkah konkret yang melibatkan semua pihak," timpalnya.

Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kadis DP3A) NTT , Silvia Pekujawang dalam laporan panitia mengungkapkan bahwa tujuan kegiatan pelatihan Gugus Tugas yakni menguatkan komitmen dan peran tugas KLA di Provinsi dan Kabupaten/Kota se-NTT. Juga melakukan pemetaan dan peran strategis gugus tugas dalam mendorong pelaksanaan KLA.

“Tujuan lainnya adalah menyusun rencana aksi KLA di Kabupaten/Kota se-NTT dalam meningkatkan pemenuhan hak-hak anak NTT,” ungkap Silvia.

Dalam kesempatan tersebut juga ditandatangani Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi NTT dan WVI tentang pengembangan Ekonomi Menuju NTT Sejahtera dan Percepatan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

Juga diadakan penyerahan buku 'Menuju Indonesia Layak Anak' dari WVI kepada Wakil Gubernur NTT.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut Sekretaris Deputi Tumbuh Kembang Anak, Eko Novi Ariyanti, Ketua Tim Penggerak PKK NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, Ketua Yayasan WVI, Ebenheser Sembiring, Bupati Manggarai Timur, para Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, para ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota se-NTT, Para Kepala Dinas P3A Kabupaten/Kota se-NTT, Bappeda Kabupaten/Kota se-NTT, serta elemen pemerhati anak.

 

--- Guche Montero

Komentar