Breaking News

REGIONAL Bangun Jiwa Enterpreneur Berbasis Potensi Lokal Desa, Nando Watu: Saatnya Transformasi dan Inovasi Bermuara ke Desa 15 Jul 2025 20:46

Article image
"Saat ini, transformasi dan inovasi bermuara ke Desa, semua mata tertuju ke Desa. Ini peluang bagaimana desa-desa kita menjadi bagian dari roda ekonomi melalui aneka potensi yang dimiliki," ungkap Nando.

ENDE, IndonesiaSatu.co-- Anggota DPRD Kabupaten Ende dari fraksi PDI Perjuangan, Ferdinandus Watu, S.Fil, hadir sebagai narasumber Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT yang berlangsung sejak Senin-Rabu (14-16/7/2025) bertempat di Desa Koanara, Kecamatan Kelimutu, Ende. 

Kegiatan tersebut diikuti oleh para pelaku usaha dari 4 Desa di Kecamatan Kelimutu dan Kecamatan Detusoko.

Hadir sebagai narasumber, Nando Watu berkesempatan membawakan materi dengan tema "Membangun jiwa Enterpreneur Berbasis Potensi Lokal Desa" kepada 40 peserta yang terbagi dalam 4 kelompok dari 2 wilayah kecamatan yakni kecamatan Detusoko (Desa Wologai Tengah dan Golulada) dan Kecamatan Kelimutu (Desa Waturaka dan Desa Koanara) dengan produk yang akan dikembangkan yakni Kopi dan bumbu kering.

Nando Watu menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pariwisata Propinsi NTT atas penyelenggaraan kegiatan dengan konsep yang sangat menarik dan menghadirkan narasumber yang benar-benar membangun dan memperkuat kompetensi berdasarkan kebutuhan para peserta.

Dalam paparannya, Nando Watu menekankan beberapa hal yang harus di ketahui dan dimiliki oleh seorang wirausaha; yakni nilai pembeda dari produk yang dihasilkan dengan produk yang lain. 

"Harus punya ciri khas atau cerita unik di balik produk, pemilihan nama produk, desain kemasan yang menarik minat pembeli, serta bagaimana mempertahankan kualitas dan cita rasa produk," kata Nando. 

Selain itu, kata Nando, pengetahuan mengenai target pasar yang mumpuni juga penting; bagaimana cara pemasaran yang dilakukan lewat media cetak maupun media elektronik.

"Saat ini, transformasi dan inovasi bermuara ke Desa, semua mata tertuju ke Desa. Ini peluang bagaimana desa-desa kita menjadi bagian dari roda ekonomi melalui aneka potensi yang dimiliki," ungkap Nando. 

"Membangun jiwa wirausaha berarti membangun kemandirian, memperkuat kompetensi dan merancang inovasi sehingga melahirkan karakteristik desa yang maju dan berdaya saing," lanjut mantan Kepala Desa Detusoko Barat itu. 

Senada dengan itu, Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas pariwisata dan ekonomi kreatif provinsi NTT, 

Joni Lie Rohi Lodo, S.H, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga berkesinambungan dengan program 10 Dasa Cita; yang tiga di antaranya adalah laut dan ladang ke pasar aman efisien dan modern, milenial dan perempuan penggerak komunitas lokal, dan pariwisata sebagai motor penggerak ekonomi lokal.

Joni Lie mengharapkan agar para peserta Pelatihan dapat belajar, berbagi pengalaman lewat metode-metode Class yang dilakukan dan juga materi yang dibagikan, sehingga tidak hanya menjadi kebutuhan di tempat kegiatan tetapi juga menjadi produk andalan ke luar. 

Sebagai bentuk dukungan penuh dari kabupaten atas kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Ende, Mohamad Sahab HS, S.H, juga menyampaikan bahwa dari 17 sub sektor ekonomi kreatif, ada beberapa subsektor potensial yang dapat dikembangkan di kabupaten Ende. 

Beberapa di antaranya yakni kuliner, kriya dan Desain Produk.

"Dinas Pariwisata kabupaten Ende melakukan beberapa strategi dalam mengembangkan pariwisata berbasis ekonomi kreatif, mulai dari pengembangan produk dan layanan kreatif, mengembangkan paket wisata yang menghubungkan kunjungan ke tempat wisata dengan aktivitas ekonomi kreatif, melakukan promosi, pemberdayaan masyarakat hingga kerjasama antara berbagai stakeholder yang ada demi menunjang kegiatan pariwisata," kata Mohamad.

Respon Positif

Adapun kegiatan yang didominasi oleh perempuan dan milenial ini mendapat respon positif.

Venansius, salah satu peserta dari Waturaka, mengaku dirinya memiliki beberapa skill atau keterampilan yakni membuat sari jahe, jamu dan lainnya.

"Untuk itu, melalui pelatihan ini saya berharap ada program pendampingan untuk jangka panjang bukan hanya berakhir dengan kegiatan pelatihan. Semoga produk yang telah saya tekuni sekarang dapat berkembang bukan hanya di desa atau kampung kami saja tetapi juga di ranah nasional dan internasional," harap Venansius. 

Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama kurang lebih 3 hari; sejak tanggal 14 Juli dan akan berakhir pada hari Rabu (16/7/2025).

Hadir dalam kegiatan ini Dinas pariwisata provinsi dan staf, Dinas Pariwisata Kabupaten, Ende, para narasumber dan 40 peserta dari 4 Desa.

--- Guche Montero

Komentar