Sejak Hadiah Nobel ditetapkan pada tahun 1901, Akademi telah memberikan penghargaan kepada 119 orang atas karya sastra mereka; hanya 17 di antaranya adalah perempuan.

STOCKHOLM, IndonesiaSatu.co -- Pemenang Hadiah Nobel Sastra tahun ini diperkirakan akan diumumkan pada pukul 11:00 GMT oleh Akademi Swedia di Stockholm.

Menurut industrialis Swedia dan pendiri penghargaan Alfred Nobel, penghargaan bergengsi ini harus diberikan “kepada orang yang, di bidang sastra, menghasilkan karya paling menonjol dalam arah yang idealis”.

Sejak Hadiah Nobel ditetapkan pada tahun 1901, Akademi telah memberikan penghargaan kepada 119 orang atas karya sastra mereka; hanya 17 di antaranya adalah perempuan.

Setiap tahunnya, ada enam Hadiah Nobel yang diberikan untuk mengakui kontribusi luar biasa individu di bidang kimia, psikologi atau kedokteran, fisika, sastra, perdamaian dan – yang kemudian menjadi tambahan di tahun-tahun berikutnya – ekonomi.

Penulis asal Prancis Annie Ernaux memenangkan Hadiah Nobel Sastra 2022 "untuk keberanian dan ketajaman klinis yang ia gunakan untuk mengungkapkan akar, kerenggangan, dan pengekangan kolektif dari ingatan pribadi," ungkap badan pemberi penghargaan tersebut, Kamis (06/10/2022).

"Annie Ernaux, 82, dikenal dengan novel-novel sederhananya yang menggambarkan pengalaman pribadi di dalam sebuah kelas dan gender", kata juri seperti dilansir DW (6/10/2022.

Dalam memberikan penghargaan tersebut, akademi mencatat "konsekuensi universal dari karyanya yang dapat menjangkau semua orang." Mats Malm, sekretaris tetap Akademi Swedia, mengumumkan kemenangan Ernaux di Stockholm, Swedia.

Sebagian besar tulisan Ernaux berfokus pada karya otobiografi. Karya pertamanya yang diterbitkan berjudul Les Amoires vides (Cleaned Out, versi bahasa Inggrisnya).

Diwawancarai di televisi Swedia segera setelah pengumuman itu, Ernaux mengatakan bahwa penghargaan ini adalah "kehormatan yang sangat besar" dan "tanggung jawab yang besar."

Ernaux telah menulis lebih dari 20 buku dan banyak di antaranya menjadi teks acuan di sekolah  Prancis selama beberapa dekade. Bukunya disebut-sebut menawarkan jendela paling halus dan berwawasan luas ke dalam kehidupan sosial Prancis modern. ***

--- Simon Leya