POLITIK Hendropriyono Klaim Demo DPR Ditunggangi Asing, Valens Daki-Soo: Akar Masalah Ada di Elite Politik 29 Aug 2025 14:48
Valens menilai demonstrasi yang berujung ricuh lebih merefleksikan akumulasi kemarahan publik akibat tekanan ekonomi yang makin berat.
JAKARTA, IndonesiaSatu.co - Polemik soal dalang di balik kericuhan demonstrasi di Gedung DPR/MPR pada 25 dan 28 Agustus 2025 terus bergulir. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono menyebut ada keterlibatan pihak asing non-negara (non-state actor) dalam menggerakkan aksi tersebut.
Menurut Hendropriyono, aktor luar negeri itu menggerakkan “kaki tangan” di Indonesia, meski para pelaku lokal mungkin tidak menyadari sedang dimanfaatkan. “Karena saya tahu… ada yang main gitu. Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main. Itu dari sana,” ujarnya ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta usai berjumpa Presiden Prabowo Subianto.
Namun, pandangan Hendropriyono itu mendapat tanggapan berbeda dari Valens Daki-Soo, pengamat politik dan militer. Valens menilai demonstrasi yang berujung ricuh lebih merefleksikan akumulasi kemarahan publik akibat tekanan ekonomi yang makin berat.
“Menurut saya, demo di DPR lebih merupakan ekspresi kemarahan publik akibat tekanan hidup yang semakin berat dan akumulatif. Mereka menilai privilese anggota DPR sudah terlalu berlebihan: kerja pas-pasan tapi penghasilan sangat besar. Rakyat menderita, elite malah berpesta pora,” tulis Valens dalam laman facebooknya, dikutip Jumat (29/8).
Meski demikian, ia mengakui bahwa kemungkinan adanya aktor asing tetap terbuka. Indonesia, kata dia, sejak lama menjadi arena “proxy war” karena kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah dan posisi strategisnya.
Valens juga menyinggung pengalaman sejarah, di mana demonstrasi pada masa akhir Orde Baru juga diwarnai campur tangan kepentingan domestik maupun asing. “Aksi mahasiswa saat itu murni idealisme, tapi kita tahu ada pengusaha yang ikut memberikan dukungan logistik. Tentu tidak gratis, mereka punya kepentingan dengan rezim baru,” tambahnya.
Dengan demikian, menurut Valens, aksi ricuh di DPR bisa dilihat dari dua sisi: sebagai manifestasi ketidakpuasan rakyat terhadap elite politik, sekaligus ruang yang potensial dimanfaatkan oleh aktor asing dengan agenda masing-masing. ***
--- Sandy Javia
Komentar