Breaking News

UKM Inabuyer 2025, Melindungi Produk UMKM dari Gempuran Produk Luar Negeri 23 Jul 2025 18:43

Article image
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman menargetkan nilai transaksi sebesar dua kali lipat dalam ajang Inabuyer B2B2G Expo 2025 di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (23/7/2025). (Foto: Ist)
Inabuyer bukan sekadar ajang pameran. Ini momentum untuk membuka jejaring dan memperluas akses pasar UMKM ke level nasional hingga internasional.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co  - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman menargetkan nilai transaksi sebesar dua kali lipat dalam ajang Inabuyer B2B2G Expo 2025 di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Dalam sambutannya, Maman mengatakan bahwa pihaknya menargetkan nilai transaksi sebesar Rp 3 triliun, atau melonjak dua kali lipat dari capaian tahun lalu yang mencapai Rp 1,5 triliun.

"Target Rp 3 triliun ini menjadi tolok ukur optimisme kita. Tahun lalu sudah bagus, maka tahun ini harus jauh lebih baik," ujarnya dalam kata sambutan pada pembukaan ”Inabuyer B2B2G Expo 2025”. Inabuyer berlangsung hingga 25 Juli 2025.

Maman mengatakan, peningkatan target tersebut mencerminkan keyakinan pemerintah terhadap potensi besar yang dimiliki UMKM jika didukung penuh BUMN, sektor swasta, dan lembaga pemerintah.

Karena itu, katanya, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor yang menjadi kunci menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan.

"Inabuyer bukan sekadar ajang pameran. Ini momentum untuk membuka jejaring dan memperluas akses pasar UMKM ke level nasional hingga internasional," ujarnya.

Maman menegaskan, partisipasi aktif dari berbagai institusi, baik kementerian, lembaga, hingga BUMN dan perusahaan swasta, sangat dibutuhkan untuk mencapai target tersebut. Ia optimistis transaksi bisa melampaui Rp 2,2 triliun dan bahkan mendekati atau menembus Rp 3 triliun.

 

Mengamankan dan Menjaga Produk dalam Negeri

Maman mengatakan, kegiatan Inabuyer B2B2G Expo 2025 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengamankan dan menjaga derasnya arus barang masuk dari luar. 

Selain itu, katanya, Inabuyer B2B2G Expo 2025 bertujuan untuk menciptakan peluang kerja sama antara produsen lokal dengan pembeli dari sektor Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Government (B2G).

"Untuk mengamankan dan menjaga derasnya arus-arus barang masuk dari luar itu salah satu bentuknya adalah event Inabayer ini," ujarnya.

Maman menerangkan, kegiatan itu juga menjadi salah satu bentuk implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021. 

Beleid itu mewajibkan kementerian/lembaga, pemerintah pusat hingga pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan pengadaan dengan produk dalam negeri sebesar 40 persen.

Oleh karena itu, beleid tersebut dapat memberikan perlindungan, pembinaan serta membuka ruang sebesar-besarnya kepada para UMKM untuk bisa berpartisipasi dan menjadi tuan ataupun raja di tanah sendiri.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Kecil Temmy Satya Permana dalam laporannya mengatakan kegiatan tersebut sudah diselenggarakan kali ketiga. Pada 2024 lalu, kegiatan tersebut berhasil membukukan transaksi mencapai senilai Rp1,58 triliun atau naik 57 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp1,003 triliun. 

Untuk tahun 2025 ini, kegiatan tersebut diikuti oleh 107 buyer dan supplier.

Gelaran tahunan Inabuyer B2B2G Expo ini menjadi wadah penting bagi pelaku UMKM untuk terkoneksi langsung dengan pembeli potensial, baik dari sektor pemerintahan maupun korporasi besar.

”Selain itu, ajang ini juga menampilkan berbagai inovasi dan produk unggulan dalam negeri yang berdaya saing tinggi,” ujarnya.

Inabuyer tahun ini digelar lebih besar dan strategis karena didukung penuh oleh Kementerian UMKM, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), dan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). Ada juga lembaga perbankan antara lain, Bank Mandiri, dan BRI. Selanjutnya ada perusahaan BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PT Pertamina, PT Krakatau Steel dan lain-lain.

Acara tersebut, katanya, bertujuan untuk memperkuat ekosistem bisnis lokal serta memperluas pasar produk dalam negeri. Tak hanya itu, acara ini menawarkan berbagai peluang besar, mulai dari business matching, networking, hingga pameran produk unggulan lokal.

Etalase Pengadaan yang Inklusif dan Berkeadilan

Kepala LKPP, Hendrar Prihadi mengatakan apresiasi terhadap penyelenggaraan acara tersebut. Menurutnya, Inabuyer B2B2G Expo 2025 menjadi  etalase penting dalam membangun ekosistem pengadaan nasional yang inklusif dan berkeadilan.

Dia mengatakan, melalui acara ini, LKPP melihat upaya konkret dalam menjalankan amanat Perpres 46 Tahun 2025 untuk memperkuat rantai pasok lokal dan mendorong partisipasi UMKM dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. 

“Kolaborasi lintas sektor seperti ini akan mempercepat transformasi ekonomi sekaligus memperkuat kemandirian bangsa lewat belanja produk dalam negeri,” ujarnya. 

Lebih dari sekadar pameran dagang, Inabuyer hadir sebagai katalisator sinergi antara pelaku usaha kecil dengan pembeli institusional dari sektor Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Government (B2G). 

Acara ini juga membuka peluang baru bagi UMKM untuk tidak hanya dikenal, tetapi juga terlibat langsung dalam rantai pasok nasional yang lebih besar dan kompetitif.

Dengan visi memperkuat ekosistem bisnis lokal, maka expo ini menyasar peningkatan daya saing produk dalam negeri di tengah gempuran produk asing. 

Penyelenggara juga menargetkan agar ajang ini menjadi saluran strategis untuk mempercepat perwujudan transformasi ekonomi nasional yang lebih inklusif dan mandiri.

Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada 2029, dan Inabuyer menjadi bagian integral dari strategi tersebut.

”Dengan mendekatkan pelaku usaha kecil kepada pasar besar di sektor korporasi dan pemerintahan, pameran ini diharapkan dapat mendorong peningkatan volume transaksi dan kontrak kerja sama jangka panjang,” ujarnya.

 

Perkuat Kolaborasi Sektor Ritel dan UMKM

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, menyampaikan penyelenggaraan Inabuyer tersebut bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara sektor ritel dan UMKM. 

“Inabuyer menjadi wadah ideal bagi UMKM untuk memperluas distribusi produk mereka ke pasar yang lebih luas, termasuk ke pusat perbelanjaan modern yang semakin mengutamakan produk dalam negeri sebagai bagian dari penguatan ekonomi nasional,” katanya.

Budihardjo menjelaskan, pada tahun sebelumnya, Inabuyer B2B2G Expo 2024 berhasil mencatatkan potensi kerja sama senilai Rp1,58 triliun, meningkat 57,52 persen dari tahun 2023.

“Untuk tahun ini kami optimistis Inabuyer B2B2G Expo 2025 dapat memperoleh transaksi hingga Rp2 triliun,” katanya.

“Potensi transaksi Inabuyer B2B2G Expo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada 2024, pameran yang memperkenalkan dan  memasarkan produk dalam negeri ini, berhasil mencatatkan potensi  kerja sama senilai Rp1,58 triliun, meningkat 57,52% dari 2023 dengan realisasi transaksi mencapai Rp 9 miliar,” ujarnya dalam keterangan resmi Hippindo. 

Ia menekankan pentingnya kolaborasi strategis antara pelaku usaha dan pemerintah, terutama dengan keterlibatan aktif dari Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Perdagangan. 

Menurutnya, kerja sama ini menjadi fondasi utama dalam membangun ekosistem bisnis yang produktif dan berkelanjutan.

“Ini contoh konkret dari kolaborasi yang menyeluruh. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Kehadiran pemerintah sebagai fasilitator sangat penting, dan kami di sektor ritel melihatnya sebagai dukungan yang harus dimaksimalkan,” katanya.

Budihardjo kembali menekankan pentingnya kampanye nasional Belanja di Indonesia Aja dan semangat Bangga Buatan Indonesia. 

Ia menyatakan dukungan terhadap industri dalam negeri tidak selalu harus dilakukan dengan proteksi berlebihan, tapi cukup dengan memastikan konsumsi dan pengadaan lebih memprioritaskan barang yang dibuat di dalam negeri.

“Kalau ada investor asing mau buka pabrik di Indonesia, ya kita dukung, asalkan produksi dilakukan di sini. Yang penting, barangnya buatan Indonesia. Kalau masyarakat dan industri sama-sama memilih produk lokal, maka ekonomi kita akan semakin kuat,” tegasnya.

Hadir pada acara tersebut Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, Wakil Menteri UMKM, Helvy Moraza, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Hendrar Prihadi, sejumlah pengurus Hippindo, pelaku usaha dan mitra dan sejumlah pelaku usaha UMKM. *

--- F. Hardiman

Komentar