PARIWISATA Indahnya Flores Nusa Bunga 09 Jul 2016 20:54
Pulau yang berada di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut memang menyimpan berbagai keindahan alam yang masih asri dan tersembunyi.
TAK salah bila panitia penyelenggara balap sepeda Internasional Tour De Flores (18-23 Mei 2016) yang menempuh jarak 743 km dari Larantuka di Flores Timur sampai Labuan Bajo di Manggarai Barat, menyebut kegiatan tersebut bukan sekadar event olahraga semata, namun memiliki dampak pariwisata yang luar biasa.
Pulau yang berada di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut memang menyimpan berbagai keindahan alam yang masih asri dan tersembunyi. Tak salah bila penjelajah Portugis di abad silam menyebutnya dengan nama “Flores” yang berarti “Bunga.” Pulau Flores juga punya julukan lain, yaitu “Nusa Nipa“ atau “Nusa Ular “ karena bentuk pulaunya yang panjang bagaikan ular.
Pulau Flores memiliki 8 kabupaten, dan tiap-tiap kabupaten rata-rata memiliki tempat wisata yang menakjubkan. Beberapa wisata pantainya tak kalah indah dengan pantai-pantai yang ada di Lombok ataupun Bali. Sebut saja Pantai Pink, Pantai Penggajawa, Pantai Endau, dan Pantai Adonara.
Flores juga punya taman nasional yang diakui UNESCO, Taman Nasional Komodo. Seperti namanya, di Taman tersebut Anda bisa menyaksikan wujud hewan komodo secara langsung yang saat ini menjadi hewan yang dilindungi bahkan menjadi salah satu keajaiban dunia saat ini. Dua pulau lainnya yang masuk kawasan taman nasional ini juga tak kalah menawannya, Pulau Rinca dan Pulau Padar.
Jangan lupa sempatkan berkunjung ke kawasan Taman Nasional Kelimutu yang terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, sekitar 66 km dari kota Ende dan 83 kilometer dari Maumere. Danau Kelimutu ini memiliki keunikan tersendiri, danaunya memiliki tiga warna yang berbeda.
Bergerak ke arah barat, anda bisa mampir ke Kampung Bena merupakan salah satu perkampungan adat yang ada di kabupaten Ngada yang hingga saat ini masih memegang kuat tradisi budaya yang diwarisinya dari nenek moyang mereka. Kampung megalitikum ini terletak di kaki gunung Inerie, kurang lebih 19 km arah selatan pusat kota Bajawa atau tepatnya berada di desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada.
Kampung yang terkenal dengan rumah adat Bena ini tidak hanya menawarkan keunikan rumah dan tradisinya, tapi juga pemandangan gunung Inerie yang menakjubkan mata setiap orang yang melihatnya.
Masih di wilayah kabupaten Ngada, ada pula wisata alam laut 17 Pulau yang terletak di Kecamatan Riung, sebelah utara wilayah Kabupaten Ngada. Jarak dari Bajawa ibukota Kabupaten Ngada sekira 75 km. Kawasan Taman Laut tersebut sebagian wilayahnya terletak di daratan pulau Flores serta sebagiannya di perairan teluk Riung dengan tebaran pulau-pulaunya yang sangat indah. Terletak di perairan desa Tadho, Kelurahan Benteng Tengah, Kelurahan Nangamese, Lengkosambi, Desa Sambinasi dan desa Latung Kecamatan Riung.
Di kawasan ini terdapat 17 pulau besar dan kecil yang letaknya berdekatan satu sama lain. Pulau-pulau itu adalah pulau Pata, Bangko, Rutong, Bampa, Sua, Telu, Mborong, Kolong, Ontoloe, Sui, Wire, Meja, Wawi, Batu, Taor, Laingjawa, Wingkureo.
Perairan di kawasan ini memiliki beberapa jenis karang yang keras dan lembut, dan ada juga ikan hias berwama-warni. Semua keindahan bawah taut tersebut dapat dinikmati dengan mata telanjang dari atas perahu pada saat laut dalam keadaan tenang di pagi hari sekitar pukul 05.00 – 06.00.
Di wilayah darat kawasan ini terdapat Kadal Raksasa langka yang biasanya disebut Mbou oleh masyarakat setempat, atau biasanya di sebut juga Mbou Riung. Mbou Riung ini sama jenisnya dengan Varanus Komodoensis di Pulau Komodo, hanya warnanya lebih menarik.
Obyek wisata lainnya adalah air terjun Cunca Rami, di kawasan Hutan Mbeliling, sebuah hutan yang masih alami dan selalu terjaga keasriannya. Lalu ada Labuan Bajo, pelabuhan yang menjadi pintu masuk ke Taman Nasional Komodo. Pemandangan laut dan pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo ini sungguh mengagumkan.
Anda juga bisa mampir ke “kampung atas awan” desa Wae Rebo. Secara geografis kampung ini terletak di atas ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Wae Rebo merupakan bagian dari Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores. Di sini wisatawan mendapat kesempatan untuk melihat dan tinggal di Mbaru Niang, sebuah rumah tradisional Flores yang masih tersisa dan hanya ada di kampung Wae Rebo.
Pada tahun 2012 silam, Mbaru Niang mendapatkan penghargaan dari Unesco. Pemandangan alam perbukitan dan hutan hijau yang masih asri, dengan diselimuti kabut yang kadang tersibak oleh hembusan angin, sehingga memperlihatkan tujuh buah Mbaru Niang yang berdiri dengan anggunnya, merupakan sebuah pemandangan bak di negeri khayalan.
--- Sandy Javia
Komentar