Breaking News

KAWASAN Jadi Agen Perubahan di Wilayah Transmigrasi, IPB University Siapkan Tim Ekspedisi Patriot 31 Jul 2025 11:32

Article image
CEO School di hari pertama, di Kampus IPB Dramaga, Senin (28/7). (Foto: Humas IPB)
Pembekalan ini dirancang khusus untuk mempersiapkan peserta sebelum diterjunkan ke lokasi pengabdian pada Agustus nanti.

BOGOR, IndonesiaSatu.co - Sebanyak 223 mahasiswa IPB University bersama 57 dosen pendamping siap menjalani misi pengabdian masyarakat selama empat bulan di wilayah transmigrasi melalui program Ekspedisi Patriot.

Saat ini, tim ekspedisi tengah mengikuti CEO School–rangkaian pembekalan dan pendampingan intensif–dari Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University.

Direktur Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University, Dr Handian Purwawangsa, mengatakan bahwa pembekalan ini dirancang khusus untuk mempersiapkan peserta sebelum diterjunkan ke lokasi pengabdian pada Agustus nanti.

“Program ini bertujuan memberikan bekal konseptual dan keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan desa, penguatan kelembagaan lokal, pengembangan potensi ekonomi, serta fasilitasi pemberdayaan masyarakat secara partisipatif dan berkelanjutan,” ujar Dr Handian saat CEO School hari pertama, di Kampus IPB Dramaga, Senin (28/7).

Melalui CEO School, peserta dibekali wawasan kepemimpinan berbasis komunitas, strategi pendampingan masyarakat, pengelolaan ekosistem bisnis desa, serta pendekatan pembangunan sosial-ekonomi di kawasan transmigrasi.

Selain itu, Dr Handian menambahkan, peserta juga dilatih untuk memiliki kemampuan analitis, adaptif, dan komunikasi strategis yang sesuai dengan konteks lokal, termasuk pemetaan potensi desa, perancangan program intervensi, dan pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan.

“Dengan mengusung semangat kolaborasi dan inovasi, CEO School menjadi ruang pelatihan dan akselerasi kapasitas peserta agar mampu berperan sebagai katalisator perubahan di wilayah transmigrasi,” tambahnya.

Lebih lanjut, peserta diharapkan mampu memahami dinamika pembangunan kawasan transmigrasi, menguasai pendekatan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal, serta memiliki kapasitas kepemimpinan yang transformatif dan adaptif terhadap tantangan sosial dan budaya setempat.

Untuk itu, kata Dr Handian, CEO School juga dirancang untuk mendorong peserta merancang program kerja yang relevan dan berdampak, memperkuat jejaring kolaboratif dengan pemangku kepentingan lokal, serta menumbuhkan semangat inovasi dan etika pengabdian.

“Dengan demikian, kegiatan ini menjadi fondasi penting dalam mempersiapkan peran strategis peserta sebagai agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam percepatan pembangunan wilayah transmigrasi,” ujarnya.

Sementara itu, Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Madya, Kementerian Transmigrasi RI, Dr Asnuryati, SE, MSi, menyampaikan dukungan penuh terhadap pembekalan tersebut.

Ia berharap, tim ekspedisi mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan yang aplikatif berdasarkan potensi lokal di wilayah tugas mereka.

"Kami berharap dari luaran yang dihasilkan, khususnya dari kawasan-kawasan tempat tim ekspedisi IPB University turun, akan lahir rekomendasi kebijakan yang bisa kami gunakan sesuai potensi masing-masing wilayah,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk mendukung kelancaran program ini, termasuk koordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan pengamanan wilayah.

Ekspedisi Patriot merupakan program pengabdian yang dirancang untuk mendukung pembangunan wilayah transmigrasi melalui pendekatan ilmiah, partisipatif, dan berbasis potensi lokal.

“Kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam mempercepat pembangunan desa dan kawasan tertinggal di Indonesia,” pungkasnya. *

--- F. Hardiman

Komentar