Breaking News

HUMANIORA Rektor IPB University: Tiga Langkah untuk Bantu Tangani Dampak Bencana Sumatra 18 Dec 2025 18:51

Article image
Rektor IPB University, Dr Alim Setiawan. (Foto: Humas IPB)
Rektor IPB University, Dr Alim Setiawan menyebut ada tiga langkah yang disiapkan, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

BOGOR, IndonesiaSatu.co - Bencana banjir yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menggugah empati kita semua. Sebagai sesama anak bangsa, Institut Pertanian Bogor (IPB University) menyiapkan sejumlah langkah untuk turut berkontribusi dalam menangani dampak bencana tersebut.

Rektor IPB University, Dr Alim Setiawan menyebut ada tiga langkah yang disiapkan, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 

“Jangka pendek yaitu aksi tanggap darurat. Pada tahap ini IPB University berkolaborasi dengan Aksi Relawan Mandiri (ARM) Himpunan Alumni (HA) IPB melakukan aksi quick respons dengan melakukan identifikasi kebutuhan di lokasi bencana,” ungkap Rektor melalui pernyataan pers di Jakarta, Kamis (18/12).

Dia mengatakan bahwa pihaknya melakukan aksi berupa penggalangan dana, pengiriman bantuan pangan, obat-obatan, pipanisasi untuk mengalirkan air bersih, paket peralatan internet berbasis satelit, hingga pengiriman dokter, dosen dan mahasiswa untuk melakukan pelayanan kesehatan dan gizi.

Selain itu, katanya, IPB juga melakukan pendampingan dan pemulihan psikis korban terutama bagi kelompok rentan, anak-anak, lansia, wanita hamil dan menyusui.

Alim menandaskan, ARM-HA menjadi ujung tombak IPB University dalam aksi-aksi lapangan di wilayah bencana.

Lebih lanjut Rektor menyebut, pada 6 Desember lalu, aksi Marandang Basamo (aksi memasak 1 ton rendang daging) dilakukan dengan kolaborasi beberapa pihak di antaranya Perhimpunan Alumni, Pelajar, dan Mahasiswa Minang (PAPMM) dan Paragon. “Rendang ini dikemas dengan teknologi yang dikembangkan IPB sehingga awet untuk dikirim ke lokasi bencana, “ tuturnya.

Selain rendang, juga dikirimkan produk pangan berbasis inovasi IPB University lainnya berupa nasi steril siap makan, bubur bayi dan lansia, sup krim, biskuit padat gizi, dan produk inovasi lainnya.

“Kita munculkan sentuhan inovasi IPB University dalam produk-produk tersebut, selain juga concern pada perlindungan kelompok rentan,” ungkap Rektor.

Tim IPB University yang turun ke lokasi bencana nantinya juga akan melakukan aktivitas edukasi kepada warga lokal di wilayah bencana maupun tim Kampus Posko dalam pembuatan produk pangan darurat tersebut.

Rektor menambahkan, pada tahap jangka pendek ini, pihaknya juga melakukan identifikasi mahasiswa IPB University yang terdampak. ”Kita lakukan pendataan dan klasterisasi agar bantuan dapat terdistribusi secara merata. Salah satunya kita buatkan program bantuan makan malam gratis, selain makan siang bersubsidi di Warung Kita (warung bersubsidi milik IPB untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan). Terdata lebih dari 2.000 mahasiswa IPB University terkena dampak bencana ini,” ucap Rektor.

Untuk jangka menengah (1–6 bulan ke depan), yaitu masa rehabilitasi, Rektor mengatakan bahwa IPB University menyiapkan sejumlah langkah di antaranya penguatan transisi dari pangan darurat ke pangan yang lebih stabil, pemulihan psikososial lanjutan, reaktivasi pertanian, membangkitkan kembali usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta peninjauan kembali uang kuliah tunggal (UKT) untuk mahasiswa terdampak bencana.

“Kemdiktisaintek mendanai empat proposal yang diajukan IPB University untuk aksi tanggap darurat maupun rehabilitasi, yaitu distribusi logistik, layanan kesehatan dan gizi, pendampingan psikososial, serta mitigasi dan edukasi kebencanaan,” tambah Rektor.

Sementara untuk jangka panjang, Rektor menyebut IPB University akan memberikan beragam kebijakan afirmasi yang akan diprioritaskan untuk daerah yang terkena bencana tersebut seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, program Dosen Mengabdi, beasiswa untuk mahasiswa baru asal wilayah bencana, serta beragam studi/kajian/policy brief kebencanaan.*

 

--- F. Hardiman

Komentar