Breaking News

HUKUM Kecam Penyerangan terhadap Mahasiswa Katolik yang Sedang Beribadah, Angelo Desak Kapolri Tangkap Para Provokator 06 May 2024 20:13

Article image
Anggota DPD RI asal NTT, Angelo Wake Kako mendesak Polri menindak pelaku intoleransi. (Foto: Dok. Ist)
Angelo meminta pihak kepolisian sebagai alat negara untuk segera menangkap provokator dan pelaku penyerangan tersebut.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Senator asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga Ketua Harian Forum Aktivis Nasional (FAN), Anglius Wake Kako (AWK) mendesak Kapolri untuk segera menangkap provokator dan pelaku penyerangan terhadap para mahasiswa Katolik yang sedang menjalankan ibadat.

Peristiwa penyerangan itu terjadi ketika sejumlah mahasiswa sedang melakukan Doa Rosario di kos-kosan mereka di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (5/5/2024) malam.

“Kapolri harus segera menangkap para provokotar dan pelaku penyerangan itu. Tidak boleh dibiarkan tindakan-tindakan kriminal dan intoleran seperti ini,” ujar Senator AWK.

Mantan Ketua PP PMKRI yang akrab disapa Angelo mengatakan, bangsa ini dibangun di atas fondasi pluralitas yang menghormati perbedaan suku, agama dan golongan.

“Ini sikap dan tindakan primitif yang harus segera dibasmi. Tak boleh ada orang atau kelompok yang bertindak kriminal dan merusak sendi-sendi kehidupan bangsa,” tegasnya.

Menurut dia, negara ini berlandaskan Pancasila dan siapa pun bebas menjalankan ibadahnya.

"Mereka yang menyerang orang yang sedang beribadah adalah perusak negara Indonesia sebagai negara demokrasi. Kapolri harus segera merespon ini dengan tegas," desak Angelo.

Angelo meminta pihak kepolisian sebagai alat negara untuk segera menangkap provokator dan pelaku penyerangan tersebut.

Seperti diketahui, sejumlah mahasiswa Katolik di Serpong dari Universitas Pamulang (Unpam) yang sedang berdoa Rosario sebagai bentuk devosi kepada Bunda Maria, tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang yang membawa senjata tajam, seperti samurai dan balok.

Dalam aksi penyerangan itu, dua mahasiswi mengalami luka sayatan serius, sementara seorang mahasiswa pria Muslim juga ikut terluka saat berusaha membela dan melindungi mereka.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19:30 WIB, setelah didengar teriakan provokatif dari Ketua RT setempat yang meminta para mahasiswa untuk membubarkan diri dengan kata-kata yang tidak pantas.

Angelo tak lupa memberikan apresiasi kepada sejumlah warga Muslim atas aksi solidaritas mereka yang membantu menyelamatkan para mahasiswa dari serangan tersebut.

“Terima kasih atas aksi solidaritas umat Muslim yang melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian setempat. Ini tindakan yang sangat terpuji," apresiasinya.

--- Guche Montero

Komentar