KEUANGAN Kinerja Intermediasi Perbankan Tetap Kuat, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional 13 Oct 2025 10:49

Hingga Juni 2025, penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat tumbuh kuat, disertai perbaikan kualitas aset dan kondisi likuiditas yang tetap memadai.
JAKARTA, IndonesiaSatu.co — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kinerja industri perbankan tetap solid sepanjang triwulan II/2025 dengan fungsi intermediasi yang positif, risiko terjaga, serta tingkat permodalan yang tinggi. Kondisi tersebut menjadi penopang utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan II-2025, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae menyampaikan, hingga Juni 2025, penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat tumbuh kuat, disertai perbaikan kualitas aset dan kondisi likuiditas yang tetap memadai.
“OJK mendorong bank untuk selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian, profesionalisme, dan integritas agar pertumbuhan sektor perbankan tetap sehat dan berkelanjutan,” ujar Dian dalam keterangan resminya, Jumat (11/10/2025).
Data OJK hingga Agustus 2025 mencatat, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,51 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit sebesar 7,56 persen (yoy). Risiko kredit tetap terkendali dengan NPL gross sebesar 2,28 persen, sementara likuiditas kuat tercermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing 120,25 persen, jauh di atas ambang batas. Adapun CAR perbankan berada di level 26,03 persen, meningkat seiring kenaikan laba sektor.
Dian menegaskan, bank harus tetap fokus pada fungsi intermediasi, memperkuat kepercayaan masyarakat, serta menjaga ketahanan melalui penguatan permodalan dan pencadangan yang memadai. OJK juga meminta bank melakukan stress test secara berkala untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset akibat perubahan kondisi makroekonomi dan ketidakpastian global.
Laporan LSPI juga menyoroti peran strategis industri otomotif nasional dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam kajian khusus bertajuk “Peran Strategis Industri Otomotif Indonesia Segmen Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih”, OJK menilai sektor otomotif memiliki efek berganda yang besar terhadap perekonomian, baik melalui kontribusi pada PDB maupun penyerapan tenaga kerja.
Indonesia kini masuk dalam 15 besar produsen kendaraan dunia, menegaskan posisinya sebagai pemain penting dalam rantai pasok otomotif global. OJK menilai sinergi antara industri otomotif, lembaga keuangan, dan pemerintah akan menjadi kunci untuk mengubah tantangan menjadi peluang pertumbuhan di masa mendatang. ***
--- Sandy Javia
Komentar