NASIONAL Menginspirasi Selama 17 Tahun, Wapres: Kiranya Langkah DAAI TV Semakin Dekat dengan Visinya 25 Aug 2024 15:35

Kiprah DAAI TV selama 17 Tahun membuktikan bahwa tontonan DAAI TV sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan.
JAKARTA, IndonesiaSatu.co - Pada tanggal 25 Agustus 2024, DAAI TV genap berusia 17 Tahun. Masih dalam suasana HUT RI Ke-79, DAAI TV menyelenggarakan rangkaian acara menyambut usia spesial ini.
Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin mengucapkan selamat dan menitipkan pesan agar DAAI TV selalu memberikan tuntunan dan terus menjaga toleransi, gotong royong dan saling mengasihi sebagai fondasi kehidupan masyarakat Indonesia yang heterogen melalui program-programnya.
“Kiprah DAAI TV selama 17 Tahun membuktikan bahwa tontonan DAAI TV sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan. Di hari jadi DAAI TV, saya juga mendoakan bahwa setiap langkah DAAI TV bisa semakin dekat dengan visinya untuk menyebarkan cinta kasih universal untuk semua kalangan,” ucap Wapres Maruf Amin seperti dikutip dari siaran pers DAAI TV di Jakarta, Minggu (25/8).
Dalam kesempatan yang terpisah, Pejabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono juga menyampaikan ucapan kepada DAAI TV. “Terus semangat dalam memberikan kontribusi positif bagi warga Jakarta dan masyarakat Indonesia,” katanya.
Dalam perjalanan selama 17 tahun, DAAI TV konsisten mengusung nilai kebaikan dan inspiratif dalam setiap platform; yang bisa diakses di channel Televisi dan platform digital seperti Youtube, Instagram dan Tiktok. Selain itu aplikasi DAAI+ juga bisa menjadi alternatif bagi pemirsa di luar Jakarta dan Medan, secara gratis.
Sebagai rangkaian HUT DAAI yang ke-17, beberapa kegiatan dilakukan oleh staff DAAI TV, diantaranya baksos ke Panti Wreda Budi Mulia dan juga Gala Dinner Vegetarian pada tanggal 27 Juli 2024 lalu.
Launching Program Pelindung Alam
“Mencintai Indonesia”, adalah tema yang diangkat dalam event launching Pelindung Alam yang dikemas dalam ramah tamah dan diskusi budaya yang menampilkan narasumber Riri Riza dan Yoyo Yogasmara, serta dipandu oleh moderator Donny de Keizer. Acara ini dihadiri oleh perwakilan komunitas dan kampus-kampus di Jakarta ini, dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya dan penampilan Maegan, murid Sekolah SMK Cinta Kasih Tzu Chi yang membawakan petikan alat musik khas Dayak, yaitu sape atau sampek. Penampilan Maegan yang memukau, dimeriahkan dengan dua penari orang penari dari Dayak.
Edy Wiranto, Direktur Utama DAAI TV dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini diharapkan bisa mengajak setiap orang untuk menggali dan memahami kekayaan budaya Indonesia.
“Ada begitu banyak komunitas adat di Indonesia yang mempunyai nilai-nilai kearifan lokal bagaimana mereka memperlakukan alam dan sesama. Dengan dokumentasi visual yang dilakukan oleh DAAI TV, kami berharap akan semakin banyak masyarakat kita yang mengetahui dan bisa bersama-sama menyebarkan kecintaan terhadap nilai budaya dan tradisi Indonesia,” ujarnya.
Pendokumentasian cara hidup dan nilai kearifan lokal masyarakat adat di Indonesia dalam seri dokumenter ‘Pelindung Alam’ diharapkan bisa menjadi warisan visual yang bisa terus disaksikan dari generasi ke generasi.
Film ini selanjutnya juga akan diputarkan di kampus-kampus atau komunitas anak muda, sebagai upaya agar semakin banyak generasi muda yang terpapar dan mengetahui kekayaan budaya Indonesia.
“Karya film dokumenter Pelindung Alam ini adalah kontribusi DAAI TV untuk mendukung upaya pelestarian budaya dan nilai-nilai kearifan lokal Indonesia,” pungkas Edy Wiranto, Board of Director DAAI TV.
Sementara itu dalam diskusi budaya, Yoyo Yogasmara yang akrab dipanggil Kang Yoyo, juru bicara masyarakat adat Cipta Gelar, menceritakan tentang tradisi tanam padi yang masih dilestarikan di Kampung adat Ciptagelar di lereng Gunung Halimun-Salak, Sukabumi, Jawa Barat.
"Setiap warga Ciptagelar mempunyai tugas untuk menanam padi, sebagai sarana untuk menjaga alam dan generasi selanjutnya,” kata Yoyo.
Kasepuhan Ciptagelar berdiri pada tahun 1368. Kasepuhan ini berasal dari Kerajaan Pajajaran-Bogor yang diyakini oleh masyarakat adat setempat, berada di seputar Batu Tulis, Bogor. Ketika Kerajaan Pajajaran ditaklukan oleh Sultan Maulana Yusuf dari Banten, sebagian dari keturunan dari kerajaan ini memilih mengungsi ke Lebak Binong, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Selama periode yang panjang itu komunitas Kasepuhan Ciptagelar beberapa kali berpindah tempat.
Komunitas adat Ciptagelar dikenal dengan kearifan lokalnya dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Mereka percaya pada pentingnya menjaga harmoni dengan alam dengan tidak mengambil lebih dari yang dibutuhkan.
Riri Riza, sutradara dan produser Indonesia, juga mengemukakan sudut pandangnya tentang bagaimana sebuah film bisa menjadi media pembelajaran dan penyebaran informasi yang efektif.
"Melihat kekayaan dan tradisi yang ada di Indonesia, ibarat lumbung padi yang menginspirasi. Setiap orang Indonesia bisa membuat karya dengan keahliannya masing-masing dan mengisi lumbung padi Indonesia dengan karya terbaiknya,” terang Riri.
Dalam sesi diskusi juga hadir Novi Basuki, Sekjen INTI Candra Jap, perwakilan dari Wahana Visi Indonesia dan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Kurnia Setiawan.
Dalam acara ini juga ditampilkan karya desain mahasiswa Untar yang bercerita tentang keindahan alam Indonesia. “Setiap tahun, mahasiswa FSRD UNTAR menggarap tugas dengan tema menjadi Indonesia. Mereka meriset dan menggali keunikan budaya wilayah-wilayah di Indonesia untuk dituangkan dalam desain produk yang bisa dipakai sehari-hari,” jelas Kurnia Setiawan.
Seri Dokumenter “Pelindung Alam” DAAI TV
Serial dokumenter “Pelindung Alam” menceritakan tentang bagaimana komunitas adat yang tersebar di Nusantara, masih melestarikan tradisi dan budayanya untuk hidup harmonis dengan alam.
Sebanyak 13 episode tunggal dan 1 episode kompilasi, telah rampung diproduksi. 13 Episode ini bercerita tentang kearifan local Suku Kanume di Merauke, suku Mollo di Nusa Tenggara Timur, Suku Sasak di Bayan Lombok, Suku Toraja di Sulawesi Selatan, Suku Bajo di Wakatobi Sulawesi Tenggara, Suku Nias diSumatera Utara, Suku Bali, Suku Dayak Iban, Suku Sunda Kasepuhan Ciptagelar Jawa Barat, Suku Haruku, Suku Kajang di Bulukumba Sulawesi Selatan, Suku Sumba Marapu Sumba Tengah dan Suku Baduy - Kabupaten Lebak, Banten.
Film seri dokumenter Pelindung Alam bisa disaksikan setiap hari Kamis, pukul 19.30 WIB di saluran televisi DAAI serta bisa juga diakses melalui Youtube @daaitvindonesia dan aplikasi DAAI+.
Konser DAAI Night 2024
Pada tanggal 27 Juli 2024, DAAI TV Jakarta menggelar Gala Dinner Vegetarian yang dihadiri oleh kurang lebih 1000 orang Sahabat DAAI. Konser ini menampilkan Katon Bagaskara, penyanyi kenamaan Taiwan, Chyi Yu yang populer dengan lagu Olive Tree dan Cao Feng.
Acara Gala Dinner juga dihadiri oleh Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi juga Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi, Franky O. Widjaja dan Sugianto Kusuma, serta Sahabat DAAI yang setia mendukung DAAI TV selama ini.
Penampilan Katon Bagaskara berhasil menarik perhatian penonton yang hadir di malam tersebut. Pada kesempatan yang sama, Katon Bagaskara juga mengucapkan harapan untuk DAAI TV.
“Harapan saya DAAI TV akan semakin menginspirasi, semakin menjadi berkah, dan menebarkan kasih kepada masyarakat di sekitar kita. Karena itu yang paling penting. Mulai dari satu sinar kecil, kemudian menjadi sinar kedua, sinar ketiga, kemudian menjadi cahaya yang besar bagi semua orang. Sekali lagi selamat dari saya, salam damai dan cinta,” kata Katon Bagaskara.
Sebelumnya, DAAI TV Medan juga menggelar konser DAAI Night yang menghadirkan Chyi Yu, Gebby Saragih dan Komunal Primitif Percussion. Saat tamil, Chyi Yu mengungkapkan rasa bahagianya bisa datang ke Medan untuk pertama kalinya.
”Saya merasa sangat spesial bisa tampil di acara DAAI. Saya sangat suka dengan nama DAAI, yang berarti cinta kasih universal. Saya berharap DAAI bisa dan kita semua bisa memenuhi dunia dengan cinta kasih dan menyebarkan kebaikan,” ujar Chyi Yu.
Selain menampilkan nyanyian, DAAI Night Medan juga memberikan award kepada para narasumber DAAI TV Medan. DAAI Inspiration Award ini selalu diberikan tiap tahun untuk para narasumber yang memberikan inspirasi dan berdampak bagi masyarakat di sekitarnya.
Lima penghargaan DAAI Inspiration Award 2024, diberikan kepada Suhendro (Kategori Kemanusiaan), Suli Destriati (Kategori Perempuan), Azizi (Kategori Lingkungan), Muhdi Kurnia (Kategori Pendidikan) dan daniel Ompusunggu (Kategori Budaya).
Konser DAAI Night 2024 ditayangkan pada tanggal 24 dan 25 Agustus 2024 jam 19.00 WIB di channel DAAI TV dan live streaming DAAI+. Jika melewatkan tayangan ini, Anda bisa menonton di aplikasi DAAI+ yang bisa didownload gratis dari Apple Store atau Google Play, mulai tanggal 26 Agustus 2024. (*)
--- F. Hardiman
Komentar