Breaking News

POLITIK MUI Jabar: Aksi Reuni 212 Sarat Kepentingan Politik 29 Nov 2018 09:46

Article image
Ketua MUI Jabar Rachmat Syafe'i. (Foto: Ist)
Rahmat mengimbau masyarakat Jabar tidak terprovokasi dengan kegiatan yang tidak jelas asal usulnya.

BANDUNG, IndonesiaSatu.co -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau warga Jabar tidak ikut serta dalam kegiatan Reuni 212. Karena menurut MUI Jabar, kegiatan itu bukan kegiatan keagamaan, namun sudah melenceng ke arah politik.

Ketua MUI Jabar Rachmat Syafe'i mengatakan, kegiatan yang rencananya akan digelar di Jakarta, 2 Desember 2018 mendatang itu sudah kehilangan esensinya. "Dari hasil pengamatan kami, kegiatan reuni 212 itu sudah tidak murni lagi sebagai kegiatan keagamaan. Kegiatan sudah melenceng ke arah politik," kata Rachmat di Kantor MUI Jabar, Jalan LRE Martadinata, Kota Bandung, Rabu (28/11/2018).

Menurut dia, kegiatan 212 yang muncul dari peristiwa penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang disusul pendapat dan sikap keagamaan dari MUI itu sudah selesai. Pasalnya, Ahok sudah dinyatakan bersalah, bahkan kini masih menjalani hukuman pidana.

"Banyak masyarakat yang datang ke MUI Jabar menanyakan esensi 212. Karena masalah yang memicu munculnya gerakan 212 sudah selesai, yaitu kasus Ahok. Jadi tidak ada esensi sekarang harus melaksanakan reuni. Sekarang masalahnya apa? Kan sudah selesai," bebernya.

Rahmat mengimbau masyarakat Jabar tidak terprovokasi dengan kegiatan yang tidak jelas asal usulnya. Masyarakat, lebih baik melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti menggelar pengajian di masjid-masjid, istigasah, atau zikir bersama untuk keselamatan bangsa Indonesia.

"Ini semua kan demi NKRI. Disamping usaha, doa juga tetap harus dilakukan. Minta agar bangsa ini diselamatkan dan dijauhkan dari sifat kegaduhan, kerusuhan, dan lain sebagainya," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Rachmat pun meminta masyarakat tidak membungkus kegiatan politik dengan isu-isu keagamaan.

"Kegiatan politik silakan saja berjalan, tapi jangan sampai menggunakan embel-embel agama," tandasnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar menuturkan, esensi kegiatan 212 kini memang sudah hilang karena lebih condong mengarah pada politik. Menurutnya, sikap MUI Jabar sudah jelas dalam menyikapi masalah tersebut.

"Intinya memang sudah tidak ada lagi esensinya. Karena itu kami imbau masyarakat, umat, untuk memanfaatkan waktu bagi hal yang lebih produktif. Silakan saja di masjid menggelar majelis taklim, lakukan dzikir bersama, dan lain-lain untuk memohon keamanan dan keselamatan di tahun politik ini," paparnya.

Disinggung apakah pihaknya menerima laporan terkait warga Jabar yang tetap memaksakan diri bergabung pada kegiatan reuni 212, Rafani mengiyakan. Namun dari laporan yang diterimanya, jumlahnya tidak signifikan.

"Dari laporan di daerah, warga Jabar tidak akan terlalu banyak yang berangkat ke acara itu (Reuni 212). Tiap kabupaten kota ada yang berangkat, tapi tidak singnifikan jumlahnya," pungkasnya.

--- Redem Kono

Komentar