Breaking News

EKONOMI Paparkan Grand Design Masyarakat Ekonomi NTT pada KSR Komda Regio Flores PMKRI, Senator AWK: Harus Berangkat dari Apa yang Kita Punya! 08 Dec 2021 11:04

Article image
Anggota DPD RI asal NTT, Angelo Wake Kako (kedua dari kanan) saat mempresentasi Materi Grand Design Masyarakat Ekonomi NTT di Flotim. (Foto: Dok. Tim AWK)
"Artinya, pengembangan destinasi pariwisata selain Labuan Bajo, harus memacu denyut ekonomi dapat tercipta dan menyebar. Hal yang lebih penting yakni bagaimana memikirkan titik pariwisata sebagai satu kesatuan; NTT," singgung Senator AWK.

FLOTIM, IndonesiaSatu.co-- Anggota DPD RI Dapil Nusa Tenggara Timur (NTT), Angelius Wake Kako (AWK) memaparkan Grand Design Masyarakat Ekonomi NTT.

Hal itu diutarakan Senator AWK saat menjadi Pemateri pada sesi Seminar Nasional kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR) Komisaris Daerah (Komda) Regio Flores Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) yang digelar di Rumah Bina Saron Keuskupan Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Selasa (7/12/2021).

Pada Seminar Nasional yang mengangkat Tema: "Strategi Membangun Kemandirian Ekonomi di Era Disrupsi" itu, Senator AWK memetakan enam hal penting guna mendukung Grand Design Masyarakat Ekonomi NTT, yakni: Basis Potensi Komoditi, Penciptaan Nilai Tambah, Pasar Potensial (pariwisata), Kolaborasi Antarwilayah, Lemasaran Digital (BUMDes), dan Satu Pintu Pemasaran.

"Apapun konsep besar masyarakat ekonomi NTT, harus berangkat dari apa yang kita punya, yakni segala potensi komoditi; baik sektor pertanian, perkebunan, peternakan, pariwisata maupun kelautan dan perikanan. Kita tidak dapat membangun konsep besar tanpa melihat dari dalam, potensi apa yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakat," ujar Senator AWK dalam keterangan resmi kepada media ini.

Merujuk data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTT 2019 Menurut Lapangan Usaha, jelas Angelo, ditemukan beberapa fakta, yakni;

Pertama, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih bergantung pada sektor pertanian. Pada 2019, kontribusi sektor pertanian berkontribusi 28% terhadap pembentukan PDRB. Nilai tersebut didominasi subsektor peternakan dan hasil-hasilnya (9,46%) dan tanaman pangan (8,15%).

Kedua, Tanaman Pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar; Hortikultura (sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan). Subsektor Tanaman Pangan (8,15%) dan Tanaman Hortikultura (2,23%) terhadap PDRB NTT 2019.

Ketiga, kegiatan subsektor perkebunan di NTT sampai akhir tahun 2019 terhitung masih kecil. Namun komoditi perkebunan seperti cengkeh, kelapa, kopi, kakao dan sebagainya diharapkan dapat menunjang pendapatan asli NTT dan penggerak perekonomian daerah.

Keempat, komoditi kelapa banyak diusahakan petani di NTT. Terlihat bahwa produksi kelapa di NTT dari tahun 2016-2019 meningkat 0,54 persen per tahun; dari 68.347 ton pada 2016 menjadi 69.468 ton pada 2019.

Kelima, komoditi tanaman kopi memiliki 2 jenis, yaitu Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Yang banyak diusahakan di NTT yakni kopi Arabika. Pulau Flores merupakan penghasil kopi terbesar di NTT.

Keenam, Komoditi Kakao merupakan bahan pembuatan makanan maupun minuman. Budidaya komoditi ini mengalami peningkatan. Kakao menempati urutan ketiga dengan pertumbuhan per tahun 1,4%.

Ketujuh, ternak sapi terkonsentrasi di Timor, yaitu sebesar 74,61% dan ternak kerbau terkonsentrasi di Pulau Sumba dengan prosentase 45,97%.

Kedelapan, penyebaran paling banyak ternak kambing di wilayah NTT ada di daratan Flores sebanyak 44,34% dan mayoritas ternak babi ada di Timor sebesar 46,23%.

Kesembilan, Ternak unggas yang dipelihara yakni ayam kampung, ayam ras, dan itik. Ayam kampung memiliki populasi terbanyak yaitu 10.984.790 ekor; Flores: 43,68% dan Timor: 40,09.

Kesepuluh, usaha perikanan laut masih banyak dilakukan dengan perahu tanpa motor, yaitu sebanyak 13.302 rumah tangga, diikuti oleh rumah tangga dengan motor tempel sebanyak 6.734, dan rumah tangga berkapal motor 5 GT ke atas sebanyak 2.825 rumah tangga. 

Kesebelas, pada tahun 2017 produksi perikanan laut sebanyak 138.268 ton. Pada tahun 2018 turun menjadi 72.225 ton. Dengan kata lain, terdapat penurunan produksi sebesar 40.15% di sektor perikanan laut. 

Keduabelas, alat penangkap ikan yang paling banyak digunakan oleh nelayan di NTT yakni jaring insang sebanyak 13.427 buah dan yang paling sedikit dipakai adalah bagan perahu/rakit tancap/kelong dengan jumlah 135 buah. 

Senator Angelo menyinggung sektor Pariwisata di NTT yang lebih terkonsentrasi di Manggarai Barat yakni di Labuan Bajo.

"Karena Labuan Bajo dijadikan titik utama pengembangan, maka perlu dipastikan agar wilayah lain mendapatkan dampak. Artinya, pengembangan destinasi pariwisata selain Labuan Bajo, harus memacu denyut ekonomi dapat tercipta dan menyebar. Hal yang lebih penting yakni bagaimana memikirkan titik pariwisata sebagai satu kesatuan; NTT," singgung Senator muda ini. 

Kolaborasi Antarwilayah dan Pemasaran Digital

Dalam presentasenya, Anggota Komite II DPD RI ini mengatakan bahwa Kolaborasi Antarwilayah dan Pemasaran Digital sangat menentukan arah kemajuan ekonomi masyarakat.

Menurutnya, kolaborasi antarwilayah bertujuan agar pemetaan potensi komoditi dapat dibuat secara detail sehingga dapat diupayakan penciptaan nilai tambah agar memiliki daya saing di pasaran.

"Penciptaan nilai tambah yang dimaksudkan yakni industri pengolahan hasil komoditas pangan, industri pengolahan hasil komoditas holtikultura, industri pengolahan hasil komoditas perkebunan, industri pengolahan hasil komoditas peternakan," terang Senator AWK.

Sementara itu, terkait aspek pemasaran digital melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Senator AWK mengakui bahwa meski NTT kaya akan potensi komoditi, aspek tersebut tidak dikembangkan. Oleh karena itu, maksimalisasi potensi yang inheren dengan masyarakat sangat penting. 

"Diperlukan kerja bersama antara kepala daerah di NTT. Ego sektoral harus dibuang untuk kepentingan bersama. Pemasaran produk turunan secara digital dapat dilakukan melalui BUMDes yang berjejaring dalam satu payung bersama di level BUMD," tutup Senator AWK.

--- Guche Montero

Komentar